Malam senin, 23 Juli 2006D*** Mode, PurwokertoMotor Jupiter-Z yang cicilannya tinggal lima bulan lagi itu terlihat
melaju kencang menuju kompleks pertokoan yang cukup terkenal di
Purwokerto. Dan seorang anak muda yang kurus, kumal, berjerawat (tapi
cukup tampan) terlihat bersungut-sungut memboncengkan dua adiknya. Ya,
dia dipaksa untuk menemani mereka berbelanja baju anak-anak. Tak peduli
walaupun saat itu dia sedang terkena flu, mual-mual dan menggigil.
Hawa dingin tak lagi dirasa, angin malampun terus diterjang, hingga tak
berapa lama kemudian mereka sampai ke tempat yang dituju. Sambil
mendongkol pemuda tersebut memarkir motor merahnya, menggendong adik,
dan berjalan masuk menuju ke tempat penitipan barang. Masih dengan
perasaan mendongkol pula, pemuda tersebut bergegas menuju ke tempat
dimana banyak baju anak tergantung rapi. Namun baru saja berjalan
beberapa langkah, tiba-tiba...
Apa coba...? Sebentar, saya ambil minum dulu. Nanti baru cerita lagi. Sebentar ya...
OK, mari kita lanjutkan. Anak muda tersebut tiba-tiba berhenti, dan
terdiam begitu saja. Dengan mulut setengah menganga, dan jantung
berdebar-debar, dia lalu berkata :
"OOOOOHHHH, INDAHNYAAAA..."Ya.., di toko busana tersebut dia melihat banyak wanita yg mondar-mandir kesana kemari dengan manisnya. Mereka memakai
baju biru, jilbab biru, dan celana biru.
Sungguh amat monoton. Namun anehnya, kemonotonan tersebut justru
semakin membuat mereka terlihat cantik, menarik, anggun dan ayu. Sosok
yang seharusnya sangat sulit dicari namun ternyata begitu mudah
ditemukan ditempat itu.
Hm, sebentar Gie. Kenapa kamu heran..? Toh di Purwokerto banyak wanita cantik kan..?
Ya memang, tapi yang ini beda. Mari saya jelaskan dimana perbedaannya.
Baik,
pertama. Sebagian besar
wanita cantik di kota ini sesungguhnya tidak secantik seperti yang kita
lihat. Mereka terlihat cantik karena didukung oleh ramainya polesan
kosmetik serta canggihnya teknologi make-up. Ya, karena itulah mereka
terlihat cantik. Saya jamin, tanpa itu semua mereka akan terlihat
biasa-biasa saja. Jadi dapat dikatakan bahwa yang cantik itu
kosmetik yang mereka kenakan,
bukan orangnya.
Kedua, walaupun sebagian dari
mereka pada dasarnya tidak cantik, namun karena didukung oleh busana
yang minim, seksi, hmm, wahh, cihuii dan aduhai, maka kita sebagai kaum
lelaki tanpa sadar sering menganggap bahwa mereka itu cantik. Ya,
lagi-lagi bisa dikatakan bahwa kecantikan tersebut ditimbulkan oleh
busananya,
bukan orangnya.
Buktinya sering kita temui wanita yang di suatu hari terlihat sangat
cantik (atau seksi...?) karena memakai gaun tertentu, akan tetapi di
lain waktu terlihat biasa saja saat sedang mengenakan kaos oblong.
Ketiga. ada juga wanita yang
sebenarnya biasa saja, namun dia terlihat lebih cantik karena pengaruh
dari lingkungan tempat dia berada. Contohnya seperti ini, ada seorang
wanita yang tidak begitu cantik namun dia mempunyai "gank" yang
anggotanya terdiri dari wanita-wanita supercantik. Nah, kalau kita
(sebagai laki-laki) melihat dia berada diantara teman-teman satu gank
nya, maka secara sekilas kita akan melihatnya sebagai wanita cantik
pula, secantik teman-temannya yang lain. Perbedaan itu hanya akan
tampak bila kita mengamatinya dengan lebih detail. Namun sayangnya,
kita jarang melakukan itu.
Dan
terakhir, ada juga wanita yang memang pada dasarnya sangatlah cantik. Namun, karena "
salah" dalam berbusana maka kecantikan tersebut jadi tidak terlihat.
Tunggu Gie, kok pendapat kamu makin ngawur saja..? Mana ada wanita
cantik yang terlihat tidak cantik..? Itu mah tayangan sinetron, tidak
riil.
Oh, benarkah..? Tidak juga kok. Baik, Mari kita lihat lagi.
Saya sedang tidak bercerita tentang tayangan sinetron, dimana banyak
artis cantik yang disuruh berperan sebagai orang jelek. Yang sayangnya
peran tersebut hanya didukung dengan peralatan seadanya. Sedikit debu
diwajah, pakaian yang compang-camping, dan model rambut yang "sedikit"
amburadul. Lalu kita sebagai penonton dipaksa untuk menganggap dia
tidak cantik. Oh, yang benar saja hai kawanku. Tentu bukan seperti itu.
Yang saya maksud adalah, seringkali saat kita melihat seorang wanita
yang kecantikannya jauh diatas standar baku di negeri ini, maka saat
itu pula kita melihat bahwa kecantikan tersebut dibalut pula dengan
busana yang terlalu sensual sehingga kita tidak sempat untuk
melihat kecantikan yang ia punya. Kita tidak bisa melihat
kecantikan alaminya. Dan yang lebih parah lagi, kadang-kadang busana
tersebut malah membuat mata kita buta. Kita tidak bisa melihat lagi
kecantikan yang ia miliki karena mata, hati dan pikiran kita sudah
terobsesi oleh faktor eksternal yang ada. Dan kadang-kadang, berubah
menjadi perasaan untuk menjamah dan memiliki.
Yang namanya kecantikan itu seharusnya adalah
"sesuatu yang membuat laki-laki memujanya", bukan
merendahkan dan berpikir kotor tentangnya.
OK, sekarang ijinkan saya bercerita tentang apa yang si kurus lihat di
toko tersebut. Disana penuh dengan bidadari. Mereka cantik-cantik. Oh,
saat melihat mereka rasanya hati pun berubah menjadi begitu tenang,
begitu damai. Perasaan dongkol yang tadinya bergemuruh pun sirna begitu
saja. Tapi jangan salah sangka hai kawan, kecantikan mereka berbeda
dengan definisi cantik seperti yang kau pikir selama ini.
Sebenarnya, wajah mereka biasa saja. Tubuh mereka pun tidak tinggi
semampai atau berliuk-liuk seperti biola. Namun entah kenapa hanya
dengan melihat mereka saja bisa membuat kita langsung kagum dan
bergumam
"duhai cantiknya".
Dan anehnya, otak kita pun pasti masih tetap jernih, tak ada
pikiran kotor apa-apa. Tak seperti saat dulu kita duduk-duduk di kolam
renang dan dengan
PEDE nya menganggap bahwa semua wanita disana itu cantik.
Tak peduli bagaimana wajahnya, yang penting pakaiannya.Tentu bukan seperti itu
Oh, jadi keempat perbedaan itu terletak di busana dan faktor eksternal
lainnya ya Gie. Kalau begitu sama saja dong. Kenapa harus dipisah
menjadi tiga..?
#GUBRAK!!! TERSERAH SAYA DONG!!! HUH!!!
OK, kita kembali ke bidadari tersebut. Andai kamu juga melihat senyum
mereka hai kawanku. Saat melihat mereka tersenyum manis, entah kenapa
tanpa sadar si kurus jerawatan itu pun ikut tersenyum. Coba kamu pikir,
wanita secantik apa yang bisa membuat tersenyum seorang laki-laki yang
sedang berada di puncak amarah..?
Dan mari saya katakan satu hal kepadamu hai kawan. Andai saja di muka
bumi ini betul-betul ada mahluk yang bernama bidadari, saya berani
menjamin bahwa penampilan merekapun sederhana saja. Sama seperti apa
yang saya lihat di toko itu. Mereka tak perlu kaus singlet yang dipadu
dengan celana ketat atau rok mini, hanya agar mereka bisa tampil cantik
dan pantas untuk dipuji sebagai bidadari.
Duhai kecantikan, segeralah kau ber-maujud ke muka bumi. beritahukanlah
siapa dirimu sebenarnya. Agar mereka lagi salah mengenalimu, agar
mereka tidak terus tertipu.
Dua jam kemudian, si kurus itupun berbaring santai di kamarnya. Dia tersenyum simpul sambil bergumam
"Mereka Terlalu Cantik..."