Rabu, 26 Desember 2007

Bidadari Bermata Hijau

Walau tak mungkin bisa dilukiskan lewat kata, namun inilah sedikit gambaran tentang dia. Wanita bermata hijau, yang wajahnya ada di MP5 player milik daku.

*******

Ibarat air ditengah padang pasir. Dia adalah wanita yang bisa memuaskan rasa dahaga kita akan keindahan. Perpaduan sempurna antara kecantikan, kelembutan, keanggunan dan kebaikan hati.

Dia membuat kita tak perlu lagi bertanya tentang dzat yang Maha Pencipta. Karena tak mungkin ada yang mampu membuat ciptaan seindah itu kecuali Allah. Yang memegang semua kunci keindahan.

Kalau wanita lain membuat kita tertarik, maka dia membuat kita mencair. Meleleh. Hingga seolah-olah, manusia yang sudah berada di ambang maut pun ingin segera mengucapkan rasa syukur. Karena sebelum mati, dia sempat diijinkan untuk melihat ciptaan-Nya yang sebegitu indah.

Melihatnya, seolah-olah jutaan warna meledak di ruang sanubari kita. Membuat kita tak bisa berhenti cengar-cengir sambil garuk-garuk kepala.

Seperti bintang di langit. Seperti dedaunan. Seperti pucuk-pucuk pohon. Tanpa harus memiliki, kita masih bisa menikmati keindahan yang dia tawarkan. Rasa dahaga kita masih bisa terpuaskan. Walau hanya dengan melihat. Memuji. Mengagumi.

Anda akan melakukan apapun untuk membuatnya tersenyum. Jika dia bersedih, anda ingin menghapus airmata yang menetes di pipinya. Membelai rambut hitamnya. Menatap jauh kedalam matanya. Lalu setelah menitipkan sekelumit kecup di keningnya, anda berkata : "Jangan menangis, sayang"

Lama-lama, kita jadi ingin membungkus sosoknya dalam sebait puisi. Memajangnya di angkasa raya. Diantara bintang gemintang. Dinaungi cahya rembulan. Sesekali, kita ingin melihatnya menari di pucuk-pucuk pohon. Terlelap di sehelai daun. Lalu memberinya sayap. Agar bisa kembali terbang. Menghiasi langit.

*******

Itulah dia, wanita bermata hijau. Yang wajahnya tak pernah terhapus dari MP5 player milik daku.


*Bentar, kok matanya ijo Gie..?

*Iya. Sebab setelah tak edit menggunakan photoshop, kok akhirnya mata, hidung, pipi dan seluruh wajahnya jadi hijau. Gak bisa dibalikin lagi. Ck.., ngenes.


Tahukah Kau..?

 

Tahukah kau..!!

Rasa cinta yang kau tanam di hatiku

Telah tumbuh dan menjalar

Hingga menembus batok kepalaku..?

 

 

Keterangan foto : Pohon Asem (Kayaknya)

Di kuburan desa


Senin, 17 Desember 2007

Togie - Manusia Sakti..?

 

Dari adu nyali di pohon keramat, para jomblo berhasil menyimpulkan satu hal penting : "Bahwa mereka tak perlu lagi takut kepada jin". Namun setelah sebelumnya berkonsultasi kepada para kambing (ini cuma perumpamaan), mereka secara ngawurnya membuat satu kesimpulan lagi : "Kalau tetap merasa takut, mengadulah kepada togie." Dan berdasar kesimpulan ngawur tersebut, akhirnya muncul anggapan bahwa : "Togie orang sakti".

 

OK, anda tak perlu geleng-geleng kepala mendengar hal ini. Cukup kepala saya saja yang menjadi tidak simetris gara-gara melenceng 0,235 derajat dari posisi semula. Dikarenakan oleh sebegitu besarnya keheranan saya terhadap pola pikir dan cara kerja otak mereka.

 

Begini. Setelah berkali-kali mendeklarasikan bahwa saya hanyalah orang biasa, bahwa adu nyali tersebut diselenggarakan berdasar atas asas kenekatan saja, bahwa andaipun saat itu ada jin yang benar-benar nongol kami hanya bisa berdoa, dan kalau toh jin tersebut saya pukul-dia malah balas memukul saya, kok teman-teman di warung sebelah yang notabene masih jomblo itu tetap tidak percaya. Dengan seenaknya mereka kerap bertanya tentang tips-tips agar tidak diganggu hantu. Bahkan, dengan logika yang ngawur itu, mereka juga menanyakan berbagai hal tentang pacar (Apa hubungannya coba..?)

 

Nah, berdasar fakta amburadul itulah maka bisa dipahami jika pada suatu dinihari ada pemuda (bukan jomblo) yang bercerita tentang jin penunggu pohon salak (Kenapa harus pohon salak..?). Dia bilang bahwa pada malam jumat kliwon adiknya melihat sebersit sinar perak yang terbang rendah menuju pohon salak. Saat itu adiknya baru shalat tahajud, lalu pergi untuk menengok mushalla yang belum jadi gara-gara renovasinya terhenti oleh alasan klasik : "Tidak ada dana". Adiknya bermimpi bahwa untuk dapat menundukkan hantu tersebut, si adik harus berpuasa mutih selama tiga hari. Nanti si hantu akan menjelmakan diri menjadi seonggok benda pusaka. Tapi si adik tidak mau.

 

Disinilah masalahnya. Dalam keadaan teler karena menenggak tiga botol vodka dicampur tiga botol calpico dan tiga botol fanta, si kakak berkata bahwa dia ingin menguasai pusaka tersebut. Tapi tanpa harus  berpuasa. Dia pun meminta bantuan saya. Kenapa harus saya..? Sebab dia juga percaya bahwa saya orang sakti. Alangkah ngawurnya.

 

Sayang, berhubung dinihari tersebut dengan naasnya saya tejebak di tengah-tengah orang mabok (walaupun tidak ikut mabok) tapi tidak bisa pulang karena pasti harus mengetuk pintu dulu dimana yang membuka pintu adalah ibu sedangkan ibu saya (harap anda tahu) galaknya minta ampun, maka saya tidak berani pulang. Takut dimarahi. Akhirnya, saya memilih untuk menuruti permintaan dia.

 

Berpegang teguh pada semangat 45, maka kami (terdiri dari empat orang) beranjak pergi ke pohon salak. Di dekat kandang ayam. Jauh di lubuk hati, saya berharap agar kalau toh nanti pusakanya muncul, lebih baik berbentuk segentong emas. Biar pusaka tersebut bisa saya jual. Duitnya buat mbenerin mushalla. Selama yang saya jual adalah emas (bukan dianggap sebagai benda pusaka), Insya Allah hukumnya halal.

 

Sedangkan soal teman saya, cukup saya kasih sebungkus rokok saja. Sebab kalau pegang duit banyak, mbok dipake buat beli minuman keras. Kalau dia protes, saya cukup membawa nama besar para jomblo penghuni warung mie. Dia pasti tak berani, mbok digebuki.

 

Begitulah. Dini hari, kami terdampar diantara pohon salak, pohon bambu, dan aroma semerbak kotoran ayam (seperti orang kurang kerjaan saja). Bulu kuduk kami merinding. Namun Alhamdulillah, setelah mencoba membaca dan meresapi surat An-Nas, rasa merinding itu perlahan hilang. Berganti dengan keberanian yang entah muncul dari mana. Dua orang teman saya (yang sedang mabok) gemetar ketakutan. Berkali-kali mereka mempresentasikan berbagai omong-kosong. Omongan tersebut terdengar berkali-kali, begitu lama, hingga adzan subuh berkumandang. Sayang, seperti peristiwa di pohon angker. Pohon salak pun ternyata memberikan respon serupa. Yaitu : "Tidak merespon apa-apa".

 

Ah, dinihari. Terulang peristiwa itu lagi. Uji nyali tanpa kemunculan satu mahluk jin pun. Jangan-jangan kali ini, teman saya membuat kesimpulan serupa. Bahwa si hantu tak berani muncul karena saya. Semoga nanti dia tidak ikutan berkata bahwa : "Togie memang sakti".

 

Jumat, 14 Desember 2007

Saat Harus Berkelahi

 

Cuih.., anjing..!! Apa haramnya daging anjing..? Gak ada hadits yang nyebutin haramnya daging anjing. Tak mungkin Allah menciptakan makanan yang tidak boleh dimakan. Allah tidak pernah berbuat sia-sia. Allah Maha Sempurna.

****************************************************

Begitulah. Malam itu, saat kami sedang nongkrong di warung, tiba-tiba muncul lelaki bejat yang namanya telah menggema ke seantero kampung. Dibawah pengaruh alkohol, dia nyerocos menyemburkan kalimat yang seolah-olah berasal dari planet Mars.

Saat itu, si dopet cuma tersenyum sinis. Edi geleng-geleng kepala, dan si kebo menampilkan perpaduan sempurna antara ekspresi sedih campur trenyuh. Wajar sajalah. Sejak jaman dahulu, sudah banyak yang mencoba menasehati dia agar lebih menjaga omongannya. Tapi sampai sekarang hasilnya tetap nihil. Itulah yang menyebabkan mereka pasrah. Memilih untuk diam.

Namun sayang, saya bukanlah orang yang bisa diam. Saya masih muda, baru dua tiga. Emosi saya masih labil. Kalau cuma ngomong ngawur, mungkin masih bisa saya maafkan. Tapi tindakan dia sudah keterlaluan. Melecehkan agama. Merusak hajat hidup orang banyak.

Lho..? Orang banyak..?

Ya. Beberapa minggu lalu, saat sedang kerja bakti di mushalla, ada beberapa remaja yang melapor pada saya. Mereka bilang bahwa anaknya si bejat (yang walaupun sudah bersekolah selama enam tahun tapi masih duduk di kelas satu SD) telah melakukan tindak pidana PEMERKOSAAN terhadap teman sebaya. Mereka juga berkata bahwa ada saksinya pula. Dan setelah melakukan klarifikasi, para saksi (yang ternyata masih kelas satu SD, dua SD, bahkan TK) bersedia bercerita pada saya. Cerita dengan kronologis yang amat lengkap. Membenarkan laporan tersebut.

Ok. Tapi itu kan perbuatan anak. Lalu apa hubungannya dengan si bapak..?

Begini. Kerapkali (lebih tepatnya "tiap kali") si bapak selalu memamerkan satu-satunya kelebihan yang dia miliki, yaitu KELEBIHAN SPERMA. Kalau punya uang, dia selalu mabuk-mabukan dan ngeloyor ke kompleks pelacuran. Menzakatkan sperma kepada mereka yang sebenarnya tidak terlalu membutuhkan. Dengan kata-kata jorok, dia lalu menceritakan perbuatan mesumnya pada semua orang. Anak kecil, remaja, orang tua, pria, dan wanita. Tanpa membedakan umur serta jenis kelamin. Dia tidak pernah merasa bersalah atas tindakannya. Dia malah bangga. Dengan kebanggaan itulah dia mendidik anak lelakinya. Membuat si anak jadi sebejat dirinya. Membuat si anak berani memperkosa. Apalagi, setelah saya selidiki, ternyata si anak telah melakukan perkosaan sebanyak dua kali. Satu di rumah kosong, satunya lagi di gudang bata. Astagfirullah.

Kenapa tidak menasehati si anak..?

Sudah pernah. Sudah ada orang lain yang melakukannya. Tapi percuma. Se-mutakhir apapun nasehat kita, selama si anak masih tetap berada dalam bayang-bayang bapak, dia akan sulit berubah. Karena itulah, bapaknya dulu yang kita urus. Baru si anak.

Jadi..?

Akhirnya, dilandasi rasa geram, saya memutuskan untuk mengambil tindakan yang tak pernah dilakukan orang lain.

Maksudnya..?

Andai melihat suatu kemungkaran, maka mau tidak mau islam membebani kita dengan tiga pilihan. Pertama, menyelesaikannya dengan tangan. Kalau tidak punya kekuatan untuk itu, boleh dengan nasehat. Kalau memberi nasehatpun tidak mampu, silahkan berdoa saja. Namun sayang, bagi kita, urutan tersebut dibaca secara terbalik. Jadinya gini : “Kalau mau berdoa ya monggo, mau dengan mulut silahkan, tapi kalau pingin ribet sih pake tangan juga gak papa.” Begitulah. Makanya, dalam kasus ini, biarlah saya mencoba mengembalikan susunan tersebut ke posisi semula. Biar saya pilih opsi pertama.

Riilnya..?

Langsung saja. Bapak saya galak, kalau marah menyeramkan. Ibu lebih galak lagi. Bila berbuat macam-macam, entah hukuman macam apa yang nanti saya terima. Membayangkannya saja saya tak sanggup. Tak berani. Jadi akhirnya, saya putuskan untuk memposisikan diri sebagai orang teraniaya.

Apa..?

Riilnya, nanti akan saya gunakan bakat yang telah tertanam kuat sejak lahir. Ya, bakat untuk menghina. Dengan kata-kata pedas, si bejat akan saya hina sehina-hinanya. Dia pasti marah, mengajak berkelahi. Yang akan saya sambut dengan tangan terbuka. Saya akan membiarkan dia memukul beberapa kali. Yaah, sampai bengkak-bengkak dikit lah. Setelah itu, tinggal dia yang saya habisi. Semoga dia kapok dan berhenti bertindak ngawur. Atau paling tidak, berhenti menularkan kengawurannya. Kalau dia ngeyel, kita hajar lagi. Kalau masih ngeyel, kita hajar terus tanpa henti. Sampai dia kapok.

Jadi intinya, kalau toh tidak bisa berbuat sesuatu demi kebaikan dia, lebih baik demi kebaikan orang lain saja. Agar tidak tertular oleh kengawurannya. Dan untuk menghindari omelan ortu,, nanti saya cukup berkata : "Pak.., ma.., saya kan dipukul duluan. Kalau dengan melawan saja muka saya babak belur begini, gimana kalau cuma diam. Iya kan pak..? Ma..?". Haha.., ide yang cerdas. Jenius. Brilian.

Melawan..? Emang bisa..?

WEIIDD.., jangan salah. Biarpun kurus kering, tapi lima tahun di Merpati Putih, satu tahun di Silat Tauhid, dan empat tahun lebih di Lembaga Seni Beladiri Hikmatul Iman, telah membuat tubuh ini jadi berbeda. Kurus sih kurus, tapi tidak kering. Yaah, jadi rada-rada berminyak lah. Gak perlu krim pelembab lagi.

Lalu, kenapa belum dilakukan..?

Ah...., akhirnya pertanyaan ini keluar juga. Sebenarnya sudah beberapa kali saya menghina dia. Dan dia marah. Matanya sampai semu merah. Tapi masalahnya.., biarpun semarah itu.., dia tetap diam saja. Jangankan membentak atau ngajak berantem, melotot saja tak berani. Alasannya, bisa diketahui dari desas-desus yang saya dengan dari teman-teman. Kata mereka, si bejat gak bakal berani macam-macam dengan saya. Mereka bilang, para jomblo penghuni hutan bambu pasti tak tinggal diam kalau saya diapa-apakan. Si bejat tahu itu. Dia tak berani berhadapan dengan para jomblo. Apalagi kalau diantara mereka ada sosok seperti Tarmo.

Kesimpulannya..?

Ya, begitulah. Berhubung opsi pertama pun ngadat, saya pilih opsi ketiga saja. Berdoa semoga dia berubah. Semoga kebejatannya tidak menular pada si anak. Semoga si anak tidak memperkosa lagi. Amiin.



Bullshit of love - Episode III (Pithecantrophus Libidonus)

 

Lagi-lagi, teman saya kumat kenylenehannya. Dia bercerita bahwa dalam waktu dekat dia akan punya pacar lagi. Pacar yang dulu sudah diputus gara-gara masalah sepele. Seputar kesalah-pahaman tentang HP. Dan (lagi-lagi) dia berkata bahwa pacarnya nanti sudah berpikiran dewasa, serius, siap dijadikan istri, dan semacamnya. Yang akhirnya bisa saya ketahui bahwa bukan itu yang membuatnya jatuh cinta.

Kemudian, dia juga menceritakan kronologis perkenalan mereka (yang terjadi dua minggu kemarin) :

  • Kenal di kereta
  • Berbincang-bincang

  • Mengajak berpegangan tangan

  • Si wanita tidak mau

  • Dipaksa sebanyak enam kali

  • Akhirnya menurut

  • Si wanita berwajah cantik, kulitnya putih bersih. Sayang, bodinya terlalu kecil, kurang seksi.

  • Setelah berpisah, dilanjutkan dengan saling membalas sms

  • Diijinkan menginap di rumah si wanita

  • Rumahnya ada di yogya

  • Dengan semangat 45 teman saya bertekad bahwa apapun yang terjadi, dia harus pergi ke yogya

Nah, dari cerita tersebut, apa anda berani menyimpulkan bahwa kepergian teman saya lebih disebabkan oleh sifat si wanita yang konon sudah dewasa, serius, dan lain sebagainya itu..? Hanya kambing yang menjawab iya.

Yang benar adalah: Berhubung pacarnya yang dulu sudah bekerja di luar negeri, maka teman saya tidak bisa berbuat macam-macam. Padahal dia pinginnya yang macam-macam. Dia bosan, tidak tahan. Untung di kereta dia bertemu dengan wanita yang sama cantiknya (walau kalah seksi). Akhirnya, si pacar diputus saja. Biar bisa berpacaran dengan gadis yang dikenal di kereta. Siapa tahu bisa di macam-macami. Itu bisa dilakukan di Yogya nanti.

Berhubung (seperti biasa) teman saya meminta nasehat, maka dia langsung saya hina. Sebab saya sudah terlanjur bosan. Muak. Saya bilang bahwa dia hanyalah seonggok jiwa kerdil yang kebetulan terperangkap dalam tubuh pria dewasa. Yang biarpun sudah berumur duapuluh lima tapi sikapnya lebih kekanakan dibanding anak SMA. Yang berpacaran secara benar saja tidak bisa apalagi kalau harus hidup berumah tangga.

Dengan kata lain, menurut teorinya Darwin, dia adalah manusia purba yang gagal berevolusi menjadi homo sapiens. Evolusi terhambat karena dia menderita penyakit Hormonensus Mbludakensis(produksi hormon yang membludak). Penyakit tersebut membuatnya tidak bisa lagi berpikir menggunakan otak sehingga terpaksa mengalih-fungsikan otaknya ke organ bawah perut. Hal ini menyebabkan proses evolusi yang dia alami melenceng dari yang seharusnya. Dari Pithecantropus Erektus (manusia purba yang bisa ereksi) menjadi Pithecantropus Erektus Libidonus (ManusiaPurba – BisaEreksi - DikendalikanLibido).

Demi mendengar kata-kata ini, kontan saja dia protes. Tapi hal itu tak sedikitpun menyurutkan hinaan saya. Dia adalah tipe manusia yang memang tercipta untuk dihina. Sebab dia sudah tidak mempan dinasehati. Karena itulah, saya hanya bisa berharap satu hal saja. Agar tidak ada wanita yang mau sama dia. Termasuk wanita yang tinggal di Yogya. Anda pasti tahu alasannya : Kasihan si wanitanya.

Ah, entahlah. Rasanya saya jadi ingin segera mengirimnya ke peternakan kuda. Dijadikan pejantan, biar hidupnya lebih berguna. Siapa tahu dalam waktu singkat dia bisa menghasilkan selusin anak kuda bertampang imut dan lucu. Yah, bagaimana tidak lucu..? Lha wong anak kudanya berwajah manusia. Wajah yang mirip dengan dia.


Note : Semoga Bullshit of Love tidak berlanjut ke episode IV.

Jumat, 07 Desember 2007

Joke 6

Dua wanita sedang berbincang-bincang seraya menyantap makan siangnya.

"Yang kau pikirkan hanya uang saja" Kata wanita yang pertama

"Tidak" Sahut temannya. "Saya juga memikirkan pria"

"Pria yang seperti apa?"

"Pria yang mempunyai uang, tentu"

 

Togie : Ada yang merasa tersindir..?

 

*****

 

"Siapa pekerja yang baru itu?" Tanya seorang tamu

"Anaknya Boss," jawab yang ditanya dengan berbisik

"Oh," Ujar tamu itu sambil mengamati dengan penuh kekaguman. "Bagus sekali. Biarpun anak boss rupanya dia harus memulai dari tingkat yang paling bawah untuk secara bertahap naik ke jabatan yang lebih tinggi"

"Bukan! Dulu dia mulai dari jabatan yang paling tinggi dan berangsur-angsur turun hingga ke posisi paling bawah"

 

Togie : Masih mending lah. Daripada dibawah terus, gak pernah naik peringkat.

 

*****

 

Paul memiliki dua orang anak yang baru menyelesaikan kuliah.

Seorang diantaranya memilih menjadi politisi dan yang seorang lagi, memang anak yang baik, memilih menjadi orang yang suka bekerja keras.

 

Togie : Politisi..? Politisi..? Politisi..?

 

*****

 

Seorang dokter melayani dua orang pasien dari wilayah kota yang berbeda. Keduanya mengidap penyakit yang sama yakni insomnia kronis. Kepada pasien yang datang dari selatan, dokter itu memberi tablet berwarna merah. Dan kepada pasien yang datang dari utara dokter itu memberi tablet berwarna biru.

Secara kebetulan di hari yang lain kedua pasien itu saling bertemu dan bertukar cerita tentang khasiat tablet yang mereka terima dari dokter.

Segera setelah mendengar cerita dari sesama pasien penderita insomnia itu, pasien yang bertempat tinggal di selatan kota bergegas kembali ke dokter dan memprotes.

"Teman saya yang dari utara bercerita bahwa Dokter memberinya tablet berwarna hijau. Malam berikutnya setelah ia meminum tablet itu ia langsung tertidur dan bermimpi menginap di hotel bintang lima dengan pelayanan yang istimewa. Sedangkan saya, setelah meminum tablet berwarna merah memang tertidur nyenyak dan juga bermimpi. Namun saya hanya bermimpi menginap di losmen. Mengapa harus ada perbedaan seperti itu?"

Sahut dokter: "Anda membayar dengan Askes. Sedangkan teman anda itu membayar dengan dompet pribadi."

 

Togie : Biarpun pelayanannya beda tapi gak papa lah ya..? Yang penting sembuh.

Kamis, 06 Desember 2007

Puisi Renovasi


Gusti.., aku sungguh ingin melangkahkan kaki ke mushalla
Menimba air sumur disana
Menampungnya kedalam kaleng cat merk decolit yang sudah luntur warnanya
Berwudhu, lalu shalat berjamaah bareng si bisu

Gusti.., Engkaulah Yang Maha Tahu
Sehingga aku yakin, Kau pasti tahu
Bahwa sudah terlalu lama aku tak pergi kesana
Ngobrol bareng pak ustadz, berdebat dengan Tarmo
Atau yah.., kadang-kadang (lebih tepatnya.., sering sih)
Lirak-lirik si gadis manis dari RT sebelah

Bahkan ya.., Gustii..
Walaupun aku tahu bahwa ajal berada di tangan-Mu
Dan guratan nasib sudah ditulis oleh-Mu
Aku sering merasa takut, trenyuh, kasihan
Ketika dulu, melihat beberapa kompi nenek-nenek menjelang mati
Yang rela-relanya bangun dini hari
Membangkitkan diri dari risban tanpa kasur
Bersusah payah melangkahkan kaki
Menopang tubuh bungkuk mereka untuk shalat subuh berjamaah

Aku takut ya Gustii..
Trenyuh.., juga kasihan..
Bila Engkau keburu mencabut nyawa mereka
Sebelum sempat merasakan nyamannya shalat di mushalla model baru
Yang ada serambinya
Yang ada kipas anginnya
Yang ada kubahnya
Yang lantainya sudah di keramik
Yang atapnya gak bocor karena sudah pake plafon
Yang eternitnya gak dijadiin sarang tawon
Yang konon katanya ada warga yang mau nyumbang air sehingga kalo wudhu gak perlu nimba
Dan rencananya mo tak kasih lemari kayu tempat buku buat dibaca
Biar pak ustadz kalo ceramah isinya gak itu-itu saja

Duh Gustii..,
Aku bukannya sedang mengeluh
Tapi aku sedang mengadu
Tentang renovasi yang mandeg akibat gak ada dana
Tentang pusingnya kepala pak ustadz memikirkan nasib tukang yang belum dibayar
Tentang kami yang terpaksa berhutang lima sak semen pada pak polisi baik hati
Serta tentang Si Koneng, Narto, Tarso, Wiwit, Dwi, Ari, yang bingung harus melakukan apa
Karena sudah terlanjur terbiasa mengisi waktu buat kerja bakti di mushalla

Gusti Allah ya Tuhan kami
Sungguh, dari lubuk hati yang terdalam, kami menghaturkan doa
Mohon, berilah kami kesabaran, kekuatan hati, petunjuk..
Agar kami bisa kembali shalat di mushalla
Berkumpul, berdiskusi, serta mengaji
Tapi, mohon pula ijinkan aku lirak-lirik dengan si gadis manis dari RT sebelah ya Gusti
Kalo cuma lirak-lirik kan gak papa
Eh iya kan ya...?

Duh gustii.., dengarlah doa kami ini
Doa Pak RT, pak ustadz, si koneng, si bisu, narto, tarso, dwi, ari, mas nardan, pak ganden, pak sahad, nini egong, nini rubes, nini tini, nini kemi, sumirah, sidir, endah, serta belasan jamaah lain yang tak bisa kusebut satu per satu

Kabulkanlah ya Gustii...
Kabulkanlah

Amiin

Keterangan foto : Sumur tempat wudhu dan kaleng cat merk decolit yg sering digunakan sebagai tempat menampung dan mengucurkan air wudhu