Jumat, 07 April 2006

Cinta dan Definisinya



Sebenarnya saat ini saya belum dapat menemukan definisi "cinta" secara
tepat. Maksud saya adalah definisi cinta yang bersifat objektif,
yang bisa ditinjau secara empiris, dapat diteliti, di ujicoba hingga
akhirnya dapat dibuktikan secara ilmiah. Sampai saat ini, satu-satunya
referensi yang saya gunakan hanya berupa perasaan, baik perasaan
pribadi maupun perasaan orang lain yang tentu saja sangat subjektif dan
kadangkala tidak dapat dijelaskan secara logis.



Namun ternyata bila kita pelajari lebih jauh, akan kita dapatkan bahwa
cinta memang diciptakan lengkap dengan sifat subjektifnya, tergantung
pada usia, jenis kelamin, pekerjaan dan lain sebagainya. Jadi tidak
mengherankan bila dari seribu kepala akan lahir pula seribu definisi
cinta yang berbeda. Oleh karena itu sebenarnya hampir mustahil untuk
menghasilkan sebuah definisi dari kata cinta yang kelak dapat diakui
secara internasional.



Belum lagi kalau kita harus mempartisi cinta itu menjadi beberapa
bagian. Misalnya saja cinta terhadap orang tua, cinta terhadap saudara,
cinta terhadap lawan jenis, atau bahkan cinta terhadap alam (maksudnya
pecinta alam, hahaha). Coba pikir, keterangan seperti apa yang
seharusnya tertulis dalam kamus bahasa indonesia agar dapat
mendefinisikan satu kata ini...?



Setiap kesulitan selalu diikuti dengan kemudahan (QS 94 : 5-6), itulah
yang dijanjikan oleh Allah SWT. Saat mulai putus asa tiba-tiba saja
saya teringat pada pelajaran agama islam yang pernah saya dapatkan di
bangku SMA bahwa yang namanya mahluk itu hanya mempunyai dua bentuk
relasi yaitu hubungan antara manusia dengan Allah, dan juga antara
mahluk dengan mahluk lainnya. Begitu pula yang namanya cinta, hanya ada
dua bentuk yaitu cinta kepada Allah dan cinta kepada mahluk.



Cinta kepada Allah berupa penyerahan diri secara total dengan
melaksanakan perintah serta menjauhi laranganNya. Inilah bentuk cinta
yang tertinggi yang dimiliki manusia. Mencintai Allah adalah mencintai
zat yang kekal, karna itulah kita dapat selalu mencintaiNya. Cinta
terhadap sesama sifatnya sementara, coba jawab dengan jujur "apakah
anda masih mencintai mantan kekasih anda, sama seperti dulu sebelum
anda berpisah...?"



Akan tetapi, seringkali kita terlalu sibuk untuk mencintai sesama
mahluk Allah dan hanya menyisakan sedikit ruang di hati kita untuk
mencintaiNya.



Nah, jadi definisi cinta itu apa coba...?





Yang namanya laki-laki itu

Harus terus berusaha

Biarpun kesempatannya hanya tinggal 1%



School Rumble

By Jin Kobayashi





13 komentar:

  1. At Taubah (9:24):
    Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.

    Hmmm berarti cintanya harus di bawah cinta kepada Tuhan ya.

    Mencintai sesama? Katanya seseorang, bahwa tidak beriman seseorang sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. Wah wah wah, cinta seperti apa tuh ya? Sulit, tapi dicobabantu mendefinisikan ya oleh orang itu.

    Katanya pak Umar bin Khattab, "Hubbul wathon minal iman". Cinta negara adalah bagian dari iman. Cinta negara? Rela berkorban? Sampai bertaruh harta benda, bahkan nyawa? Tinggi juga ya rasa cinta itu? Bagaimana terhadap Tuhan?

    Memang cinta kepada Tuhan adalah yg tertinggi. Yang lain, di bawahnya. Tapi yg ideal, sampai setinggi apa sih cinta kepada yg lainnya? Nyawa? Sudah kah saya sampai setinggi itu ya?

    Duuhh cinta.

    BalasHapus
  2. Cinta itu bukan untuk didefinisikan!!!
    Cukup dirasa saja...

    BalasHapus
  3. Hmm apakah memang sama sekali tidak ada cinta yg salah ya?
    Salah tempat? Salah menempatkan? Makanya Allah mewanti-wanti, ya?
    Jika memang ada yg salah, maka perlu diteliti dan didefinisikan, di mana salahnya, sehingga tidak terulang lagi, ya?

    BalasHapus
  4. Cinta bukan hanya untuk dirasakan ndah, tapi perlu juga untuk didefinisikan
    Agar kelak kita bisa memisahkan antara mana yang cinta dan mana yang bukan
    Contohnya akhir-akhir ini, sering kita jumpai orang-orang yang katanya sedang di "mabuk cinta"
    Tetapi pada kenyataannya mereka hanyalah mengalami "mabuk nafsu"
    Yang katanya sedang mengekspresikan rasa cinta
    tapi kenyataannya, sekedar melampiaskan hawa nafsu jg

    Jadi, yang namanya "perasaan" itu sifatnya terlalu subjektif ndah...
    Karna itulah, perlu kita definikan

    NB : Reply saya sudah terlihat "bijaksana" apa belum...?
    He..., Peace..

    BalasHapus
  5. Ada mas...

    "Saya mencintai kamu dg sepenuh hati. Akan aku lakukan apapun agar kau bahagia. Bahkan kalau Tuhan berani memisahkan kita, akan aku bunuh Dia..

    nah.., dimanakah salahnya...?
    Saya setuju dengan pendapat anda mas

    BalasHapus
  6. Mungkin mbak Anadia sudah bisa membedakan mana yang "cinta" dan mana yang bukan
    dan bagaimana seharusnya "cinta" itu
    Tapi masih banyak yang belum sampai ke taraf tersebut
    Karna itulah, harus kita beri tahu mereka
    Baik melalui cerpen, novel, film maupun blog
    Kita katakan bahwa definisi cinta itu adalah bla... bla... bla...
    Dan diluar itu, tidak dapat lagi disebut sebagai cinta

    BalasHapus
  7. cinta kepada Sang Khalik adalah cinta yang mutlak. tetapi cinta kepada manusia adalah permainan, bung. love is only a game.

    BalasHapus
  8. anu mas...
    itu teori dari mana..?

    BalasHapus
  9. teori itu saya dapat dari seseorang yang hobinya tidur melulu. hehehe...

    BalasHapus
  10. Loh berarti teori dari saya dong...?
    :P

    BalasHapus
  11. ooo..masih bingung definisi cinta yah? aku juga masih kebingungan.....nikmati aja hidup ini. Cinta ga harus ditujukan kepada pacar, sama temen2 atau sodara juga boleh kan??

    BalasHapus
  12. Iya
    Lebih bingung lagi kalo ada yg nanya ttg hukum mencintai lawan jenis, cara berpacaran yg baik dan benar, anu, ini, itu...
    kita harus menjawab seperti apa..?

    BalasHapus