Rabu, 14 Juni 2006

Sebuah cerita tentang jilbab



Untuk kesekian kalinya obrolan yang
awalnya kami isi dengan acara 'saling menasehati' berubah menjadi ajang
'saling kritik' dan kemudian berakhir dengan pertengkaran. Setelah puas
mencela sikap kekanak-kanakan serta ketidak-konsistenan yang saya
miliki, akhirnya tibalah giliran saya untuk memberi beberapa kritikan.
Tentu saja, saya harus memanfaatkan kesempatan ini dengan baik. Maka
dengan suara berat dan berwibawa saya bertanya :



"Lalu bagaimana dengan kamu sendiri, kenapa sampai saat ini kamu belum
juga mengenakan jilbab? bukankah berjilbab itu hukumnya wajib?"




Dan dengan mimik serius dia menjawab :



"Sebenarnya saya ingin Gie tapi saya merasa belum siap. Setelah
mengenakan jilbab, ada berbagai konsekuensi yang harus dihadapi, dan
saya belum bisa untuk itu. OK, sekarang bisa saja saya mengenakan
jilbab. Namun siapa yang bisa menjamin bahwa sebulan lagi jilbab
tersebut belum saya lepas? Kalau sudah begitu, bagaimana dengan
tanggapan orang? Jujur saja, saat kita memutuskan untuk berjilbab,
pasti banyak yang akan memuji. Tapi kalau memutuskan untuk melepas
jilbab, pasti akan ada yang berbicara jelek tentang kita. Hal ini akan
menjadi beban Gie, dan walaupun bisa dilalui tapi mungkin saja saya
akan menjalaninya dengan perasaan terpaksa. Karna itulah, saya ingin
merasa siap terlebih dahulu. Saya tidak ingin membohongi diri sendiri.
tolong doakan agar saya dapat segera memenuhi kewajiban ini".




Dan seperti biasa, sayapun turut berdoa agar Allah mengabulkan keinginannya. Amiin.



Sebenarnya saya merasa sedikit ragu dengan jawaban yang dia berikan.
Pertama kali saya bertanya seperti ini adalah saat kami berada di
semester pertama bangku perkuliahan, kurang lebih pada akhir tahun
2001. Dan anehnya, sampai sekarang jawaban yang saya dapat masih tetap
sama, tidak berubah satu hurufpun. Hingga seringkali saya bertanya pada
diri sendiri, apakah dia benar-benar ingin berjilbab? bukankah
ada kemungkinan bahwa jawaban yang dia berikan itu hanya digunakan
sebagai kedok untuk menutupi keengganannya? Ada berbagai alasan yang
membuat perempuan enggan untuk berjilbab. Perempuan ingin tampil
cantik, saya tahu itu. Dan saya juga tahu bahwa jilbab sering dianggap
"menghambat" perempuan untuk bisa tampil lebih cantik. Namun
alhamdulillah keraguan itu hanya bersifat sementara. Saya tahu
kejujuran yang dia miliki, dan saya tahu bahwa dia tidak akan berbohong
bila menyangkut masalah yang prinsipil semacam ini. Bukankah selama ini
dia hanya beberapa kali berbohong pada saya.



Diantaranya saat dia
berkata bahwa orang tuanya sedang membuat beberapa bunker bawah tanah
dihalaman belakang sembari menunjukkan timbunan tanah merah yang
menggunung disamping rumah. Juga saat dengan liciknya dia meyakinkan
saya bahwa di rumahnya akan ada "hajatan besar" sembari menunjukkan
cincin emas yang melingkar dengan indah di jari manisnya. Ya,
kebohongan yang aneh yang mungkin tidak bisa menipu anak TK, namun
entah kenapa dapat membuat saya percaya begitu saja tanpa sedikitpun
rasa curiga.



Hari mulai malam, dan sayapun harus pamit pulang. Sembari mengendarai
motor Jupiter-Z generasi kedua yang cicilannya masih belum lunas, saya
berpikir untuk memberikan sesuatu sebagai tanda bahwa saya mendukung
keinginannya (walaupun akhirnya tidak jadi saya berikan). Maka
sesampainya dirumah, didepan monitor 17 inch yang belum lama ini saya
beli, mulailah saya menulis sebuah cerita untuknya :



Alkisah disebuah halte bus terdapatlah seorang muslimah dengan jilbab
lebarnya, yang sedang bermandi keringat menahan panasnya udara ibukota.
Diantara belasan orang yang sedang berdesakan menunggu bus, ada seorang
laki-laki yang tiba-tiba menghampiri muslimah tersebut dan setelah
berbasa-basi sejenak kemudian dia bertanya :




"Di cuaca yang panas seperti ini kenapa anda masih menggunakan jilbab?
untuk apa anda menyiksa diri seperti ini? padahal katanya Tuhan maha
pemurah. Dia tidak akan mempersulit hambanya".




Kemudian wanita tersebut balas bertanya :




"Lalu bagaimana dengan anda sendiri? anda hendak pergi bekerja bukan?
kenapa anda tidak duduk santai dirumah dan bersenda gurau bersama
anak-istri? bukankah hal tersebut lebih menyenangkan daripada
menghabiskan waktu dan tenaga untuk bekerja dan berdesak-desakan di
tempat seperti ini?"




Pria tersebut menjawab :




"Tidak bisa begitu. Saya adalah seorang kepala rumah tangga, saya harus
bekerja demi keluarga. Saya menyayangi mereka. Saya mempunyai kewajiban
untuk membahagiakan mereka. Kalau tidak, maka saya bisa disebut
sebagai suami dan ayah yang tidak bertanggung jawab"




Akhirnya pembicaraan tersebut ditutup dengan kata-kata bijaksana dari sang muslimah :




"Begitu pula dengan saya. Kalau anda rela untuk bekerja keras hingga
bermandikan keringat untuk memenuhi kewajiban anda terhadap keluarga,
kenapa saya harus berkeberatan untuk menggunakan jilbab demi memenuhi
kewajiban terhadap "Dia", Zat yang menciptakan saya dengan penuh kasih
sayang...?"




Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah yang telah menganugerahkan
kekuatan pada mereka yang senantiasa ber'istiqamah', dalam memenuhi
kewajiban. Semoga Allah memudahkan jalan bagi mereka yang sedang
mencari petunjuk, amiin.




Gambar diambil dari sini





17 komentar:

  1. alasan itu lagi....
    bilangin gie ke temenmu itu, masa belum juga pake jilbab udah niat ngelepasnya!!!

    ada juga yg berkilah bahwa "dia malu pake jilbab karena takut memalukan si"jilbab" karena kelakuannya belum bener.
    yah..kalo kita nunggu kelakuan kita bener baru pake jilbab keburu kiamat kaleeee.
    saran indah ke temenmu itu:
    Bacalah Basmallah dan mulailah kenakan hijabmu, ukhti. karena dengannya kita akan lebih terlindungi, terjaga, terhormat.
    smoga Allah senantiasa meluruskan hati-hati kita .

    BalasHapus
  2. Ndah, bantu nyiapin kata-katanya dong..
    Kemaren juga daku coba-coba ngobrol ttg "pacaran" & "Nikah"
    Daku ucapin sama persis spt yg indah bilang waktu main YM
    tapi daku kalah adu argumen lagi

    HUWAAAA!!! Daku gak bakat diplomasi nih..

    BalasHapus
  3. keengganan make jilbab meski dia tau itu harus dilakukannya adalah cerminan dirinya dalam bersikap di setiap hal, nggak cuma jilbab. Orang-orang yang punya kepribadian kuat, jika punya niat kebaikan, akan berusaha sekuat tenaga utk mewujudkan keinginannya sesempurna mungkin. Ya nggak gie?

    BalasHapus
  4. "Perempuan ingin tampil cantik, saya tahu itu. Dan saya juga tahu bahwa jilbab sering dianggap "menghambat" perempuan untuk bisa tampil lebih cantik."
    masa seh gie,,, buktinya zuni pake jilbab malah tambah cantik,, (iya kan gie,,,?)hehehehe (narcis) bilangin deh,, ke tmn mu kl pake jilbab tu bs bikin sesorang tambah cantik,, dan cantik bukan hanya sekedar dilihat pada fisik,, tp inner ,,, juga,, sebab ketika seorang muslimah,, memakai jilbab maka dengan sendirinya dia akan mulai menyesuaikan diri dengan jilbab nya tersebut,,,
    dulu waktu zuni mo pake jilbab ma ibu jg ga boleh abis kelakukan zuni error bgt,, dan ibu takut tar malah malu2in ibu,, tp krn dah niat bgt mo pake jilbab,, akhirnya,, sampai sekrg aku msh pake jilbab,, walopun msh error,, tp namanya jg manusia,, pasti punya kekurangan,,berubah dikit2 kan gpp drpd ga sama sekali,,,, iya ga gie,,?

    BalasHapus
  5. Iya Zun.., Bener...

    *Togie Manggut-manggut*

    BalasHapus
  6. pertama kali mo pake tuw juga sempet mikir... deu klakuanku masi jauh dari figur "akhwat"... mlah kontras banged nged nged... dan kadang "mbak2" juga suka ngliatin dandanan dan bajuku dengen tatapan gmn gtu... but lama2 aku mikir... semua yang ditentukan Allah tu ga ada yg salah... pke jilbab malah njaga kehormatan wanita... dan hari pertamaku pake jilbab sama kyk yg dbilang mbak indah... ucapkan bismallah dan berangkatlah aku... waktu ktemu sama "mbak2", mereka langsung senyum lebar dan ngampirin aku sambil bilang "subhanallah dek...."
    aku juga sempet mikir, "mbak2" itu sampe bilang gtu apa gara2 dpikir klo aku tu bukan tipe cewe yang bakalan pke jilbab kalee.... mengingat klakuanku+dandananku duluww..... hehehehehe...

    BalasHapus
  7. Hm, Alhamdulillah mbak..
    Kalau sudah punya niat yang kuat, Allah pasti memberikan kemudahan
    Amiin

    BTW, doain temen saya juga ya mbak...
    Terimakasih

    BalasHapus
  8. dulu aku juga kaya gitu ragu tuk pake kerudung....trus aku pake karena dipaksa ma bapakku, tapi lama-lama dah terbiasa dan ga bisa lepas dari diriku....tapi...kelakuanku juga masih kaya gini...kadang2 aku malu juga ma kelakuanku yang ga sejalan dengan kerudungku. Tapi itu kujadikan alat instropeksi diri....

    BalasHapus
  9. woww...jadi inget dulu pas pertama kali da niat pake jilbab...ngerasa canggung, tapi setelah terbiasa yach jadi seneng =) walopun sikap plus sifatku mungkin masih juauuhh dari akhwat yg baek hehehehe....

    BalasHapus
  10. Hh, namanya juga "berusaha" mbak
    jadi harus pelan-pelan
    meniti langkah demi langkah
    tahap demi tahap
    itulah inti dari perjuangan
    mari kita hargai jasa para pahlawan

    merdeka..!!!

    BalasHapus
  11. assalamualaikum.,bisa ditambah lg ga cerita tentang jilbab..insya allah dgn gambaran suatu cerita..pesan yg disampaikan akan lbh mengena dihati..krn saya udah prnh coba bilangin teman saya secara persuasif..jawabannya persis sperti yg diutarakan diatas trsbut.ga meleset satu huruf pun..mhn kiranya dibuat ebook tentang jilbab dlm format jar
    agar bisa dibaca di ponsel java..sbg salah satu media dakwah..syukron..wassalamualaikum

    BalasHapus
  12. Wa'alaikum salam
    iya, nanti diusahakan. Terimakasih

    BalasHapus
  13. hmm...cerita'a sama persis dg apa yg trjd didiriku. apalagi aq ingat bgt stlh lulus SMA tmn2 qu blg klu mrk ingin mngenakan jilbab dan aq mnjwab omongan mrk dg blg "aku gak bakalan pke jilbab cz aq gak mnyukai'a"...stlh klulusan tb2 aq dftr kuliah dn dtrima di univ.muhammdyah. dl aq mnyesal bs masuk kampus tu cz di wajibkan mngenakan jilbb, bbrp kali aq ingin kluar dr kampus tu, sampai2 memohon ama ortu tuk pindahin aq ke kampus yg bebas tnp hrz pke jilbab. tp ortu ttp aja gak m'hiraukan permintaan ku. hari2 kujalani dg prg ke kampus mengenakan jilbb dn kluar dr area kampus leps jilbb. 4 thn aq jalani hal sprti tu, tp alhamdulillah di lebaran thn ini aq dah b'niat akan mengenakan jilbab trz sampai Allah memanggil ku dihadapanNYA. amiin.
    mohon doakan aq ya biar aq ttp istiqomah dg jilbab qu

    BalasHapus