Senin, 30 Oktober 2006

Survey Dadakan : Kriteria Pasangan Ideal Yang Diinginkan Oleh Pria dan Wanita, Dimana Perbedaannya...?

Selepas hari raya idul fitri, saya dan teman-teman SMA mengadakan silaturahmi sekaligus reuni di Purwokerto. Namun berbeda dengan reuni sebelumnya, sembari berbagi informasi tentang beberapa teman kami yang sudah menikah, para peserta yang masih melajang semuanya ini sepakat untuk mendiskusikan satu topik lagi. Yaitu tentang kriteria suami/istri yang ideal. Diskusipun dimulai dengan sebuah pertanyaan yang ditujukan pada kaum hawa.


"Menurut anda, suami yang ideal itu seperti apa...?"


Dan hasilnya dari empat orang wanita, tiga diantaranya memberikan jawaban yang hampir sama. Wanita pertama ingin mempunyai suami yang sudah mapan dalam bekerja. Wanita kedua menginginkan suami yang sudah memiliki penghasilan tetap. Sedangkan wanita ketiga malah ingin bersuamikan seorang ekportir/importir, entah apa alasannya.


Hanya satu orang yang memberi jawaban berbeda. Dia berkata bahwa yang harus dilihat dari seorang pria adalah dien-nya, sedangkan materi, status dan pekerjaan itu nomor dua. Menurutnya jika seorang pria sudah berani untuk membina rumahtangga, berarti dia sudah mempunyai persiapan yang matang dalam bekerja. Atau paling tidak dia sudah merencanakan dengan baik bagaimana cara untuk menafkahi keluarga. Lagipula bukankah Allah sudah menjanjikan bahwa Dia akan mencukupi rizki umat-Nya yang sudah menikah...?


Dari keempat jawaban diatas perkenankanlah saya menyimpulkan bahwa pada umumnya yang wanita lihat dari seorang pria adalah materinya. Soal tampang, pendidikan dan lain-lain itu nomor dua. Para pria tahu itu. Karena itulah kaum Adam hobi memamerkan harta yang dia punya. Contoh kecil yang bisa kita lihat adalah betapa sukanya mereka memakai mobil mewah, motor bagus, HP keren, dan barang mahal lainnya. Agar para wanita dapat melihat materi yang mereka punya. Maka tidak heran jika istilah cewe matre begitu familiar ditelinga kita, karena memang begitulah kenyataannya. Bagi sebagian besar wanita.


Lain halnya dengan laki-laki. Berawal dari hobi bertanya tidak jelas kesana-sini saya berhasil mengorek jawaban tentang kriteria istri ideal bagi kaum pria. Secara naluri, hal pertama yang dilihat pria dari seorang wanita adalah fisiknya. Berkisar tentang seberapa cantik wajahnya, seberapa langsing tubuhnya atau seberapa manis senyumnya. Setelah itu baru dilihat sifat dan kepribadiannya. Para wanita tahu itu. Karena itulah mereka rela menghabiskan waktu sekian lama untuk berdandan, mengeluarkan begitu banyak uang untuk membeli kosmetik atau melakukan diet habis-habisan. Agar para pria bisa melihat bahwa mereka itu istimewa.


Mungkin pendapat saya terkesan ngawur, lha wong cuma mengambil sample dari empat orang saja kok sudah berani menyimpulkan macam-macam. Anda pasti berpikir seperti itu kan..? Tapi percayalah, bukan saat reuni saja saya mengajukan pertanyaan ini. Di kampus, di MIRC, di YM atau dimanapun juga saya selalu menyempatkan diri untuk bertanya. Dan hasilnya tidak jauh berbeda. Walaupun memang saya akui ada beberapa wanita/pria istimewa yang memberikan jawaban istimewa pula. Misalnya saja saat via YM ada teman yang berkata "Kalau kamu suka daku tapi belum punya persiapan apa-apa, berarti dikau harus sering-sering berpuasa" GUBRAK...!!!. Juga saat Tarmo dengan garang membentak saya "Keterlaluan, penampilan itu bukan yang nomor satu Gie...!!!". Tapi jujur saja, hanya sedikit yang seperti itu. 


Jadi kesimpulannya : Janganlah tersinggung kalau anda dicap sebagai wanita yang matre, karena memang begitulah kenyataannya. Jangan pula marah bila anda dicap sebagai pria mata keranjang, karena itu sesuatu yang normal-normal saja. Namun harap dicatat pula bahwa semua ada aturannya. Matre boleh saja, asal jangan berlebihan. Lirik sana-sini juga sah asal tidak melanggar batas yang ada.


Note : Sayang ada seorang MP-er beserta beberapa temannya yang datang terlambat, jadi tidak sempat mengikusi diskusi aneh ini. Tapi ada untungnya juga ding, soalnya kalau peserta wanitanya bertambah bisa-bisa kesimpulan yang saya ambil nanti berbeda. Dan tulisan inipun tidak akan pernah tercipta.


Gambar diambil dari sini


Purwokerto, 29 Oktober 2006

Togie de Lonelie

Minggu, 29 Oktober 2006

Sepenggal Perjalanan


Togie, adalah seorang mahasiswa yang waktu kecil bercita-cita menjadi seorang petani Saat beranjak dewasa dia mulai gemar membaca berbagai jenis karya sastra. Begitu lulus SMU sangat ingin kuliah di teknik sipil namun ternyata malah diterima di jurusan teknik elektro. Dengan latar belakang yang tidak jelas itulah maka bisa dimaklumi jika tanpa alasan logis mahasiswa yang satu ini tiba-tiba saja jatuh cinta pada dunia blog.

Maka, sambil cengar-cengir dan garuk-garuk kepala dia mulai belajar menulis di multiply. Bukan membuat tulisan indah dan ilmiah, bukan pula mencipta karya sastra yang menggugah jiwa. Ibarat anak kecil yang baru belajar membaca, disini dia layaknya balita yang baru bisa belajar mengeja "ini bapak saya" ataupun baru belajar menulis alif, ba dan ta.

Karena itulah hingga saat ini disamping sibuk membuat berbagai alasan tak masuk akal tentang kenapa setelah kuliah selama empat tahun lebih mahasiswa ini kok belum lulus-lulus juga, dia juga sedang berusaha untuk mencari pembenaran terhadap tulisan-tulisannya yang terkesan amburadul dan tak bertanggung jawab. Rupanya dia tidak tahan terhadap celaan teman-temannya yang ternyata tak satupun suka membaca novel, cerpen maupun karya sastra lainnya.

Dan akhirnya, setelah mengalami berbagai macam peristiwa manusia yang satu ini berhasil menyimpulkan bahwa :

Sehancur apapun tulisan kita, janganlah berhenti untuk terus menorehkan pena. Agar kita bisa terus belajar dan memperbaiki diri. Kalaupun memang nantinya apa yang kita hasilkan tetap begitu-begitu saja, anda jangan putus asa. Toh tulisan kita masih tetap bermanfaat. Karena siapa tahu setelah membaca dengan setengah depresi, akan ada orang yang berkata

"saya harus lebih giat belajar biar nanti tulisan saya tidak sehancur ini. Hii, ngeri...!!!"

Jadi, keep writing & keep learning…!!!

Purwokerto, 26-okt-2006
Ditulis setelah menghadiri silaturahmi/reuni SMA yang membingungkan


Gambar diambil dari sini

Puisi : Maaf




Saat coba kucatat kesalahan yang daku perbuat
Dua lusin buku tulis jadi penuh seketika
Tembok kamar & eternit terasa sesak oleh kata
Tak mungkin rasanya jika harus kusebut dosaku satu per satu
Lalu meminta maaf sambil bersimpuh padamu


Ah.., tapi peduli amat
Karena kurasa kau sudah tahu
Bahwa sekacau apapun diriku
Aku selalu serius jika sedang mengharap maaf darimu


Purwokerto, 29 nop 2006
togie de lonelie


Minal aidin wal faidzin
Mohon maaf lahir dan batin

Minggu, 15 Oktober 2006

Menelpon GRATIS untuk Mentari, IM3 & Starone


Date: Sunday, August 27, 2006 Hits:
22632


By: Geloy & Sintoy





Dikutip dari sini


Artikel part II ada disini



Mengingat banyaknya e-mail masuk ke mailbox IndoHack, akhirnya kami
dengan besar hati membuka sebuah rahasia yang selama ini belum
terungkap, yakni Menelepon dengan Pulsa Gratis khusus vendor Indosat
(Mentari, IM3, dan Starone). Kami telah 6 bulan ke belakang, menelepon
ke semua no. tanpa batas dan unlimited seperti halnya kami berlanganan
kartu amodemen.



Tutorial ini semata-mata hanya untuk ilmu pengetahuan dan teknologi
belaka. Dan kami atas nama IndoHack, meminta maaf sebesar-besarnya
kepada Indosat (Mentari, IM3, dan Starone), jika karena terbukanya
rahasia ini, pihak anda dirugikan. Tapi kami mengharapkan patching
untuk server Indosat, agar kedepannya jauh lebih baik.



Awalnya bermula dari FREE TALK INDOSAT, dimana kartu Mentari (master)
dapat menelepon GRATIS ke Mentari, IM3, mapun Starone dari pukul 00:00
– 05:00, tapi itupun tidak bertahan lama 5 menit putus dan kembali 5
menit putus, akhirnya jengkel pula, apalagi saat-saat romantis dengan
si doi, kalau harus putus, putus, and putus bisa2 beneran PUTUS CINTA,
lebih membahayakan bisa bunuh diri.



Lupakanlah soal FREE TALK, kita ubah menjadi UNLIMITED TALK dengan
menelepon tanpa batas ke semua operator, dengan memanfaatkan kelemahan
jaringan Indosat. Untuk staff Indosat, dengan level Manager ke atas,
ada cara-cara khusus menekan *505*(kode rahasia)*(no. telepon)#, dan
mereka dapat menelepon dengan seenak jidat mereka.



Tapi apakah anda tahu kode rahasianya, kami mengetahuinya!! Tapi kami
tidak akan memberitahukan kepada Anda, karena kami terkait dengan norma
dan etika hacking, bukan perusak atau penyebar tapi kami penyelamat.
Jadi kami minta maaf, kalau kami tidak dapat memberitahukan kepada
Anda, meski penuh mailbox kami dengan topik seperti itu, hingga
mencapai 1028 email.



Persiapan awal untuk ber-UNLIMITED TALK :



  • Tutorial / Artikel ini, jangan lupa kalau bisa di PRINT!

  • Kartu Perdana BARU Mentari, IM3, atau Starone, kalo belum ada beli di konter HP murah kok.

  • Kartu Simcard lama yang biasa digunain, harus Mentari, IM3 atau Starone.

  • Daftar Nomor telepon yang mau di GRATISIN, siapin aja 4 dulu, atau lebih juga boleh karena bisa di update.

  • Handphone segala tipe, asal jangan yang tua, agak ribet ditekennya, kalo bisa N73 lebih OK!

  • Kopi Tubruk tanpa gula pake jahe, enak eoy! & Rokok Secukupnya, kalo bisa GG.

  • Fungsi mata, tangan, dll masih baik untuk melakukan proses selanjutnya. Lets GO!!!




Langsung diracik menjadi satu UNLIMITED TALK!!



  • Buka segel kartu Mentari, IM3 atau Starone yang baru,
    masukin di HP dan tekan 555 / 388 lalu OK, setelah ada tanda : SELAMAT
    DATANG... langsung anda matikan dan tekan *555* untuk Mentari/Starone,
    *388# untuk IM3, disana akan terlihat SALDO Anda, seperti : Pulsa Anda
    saat ini... Kartu anda telah aktif, kemudian tekan *202*(no . hp .
    kartu . perdana . yg . baru)#, misalnya *202*085823443861# lalu OK,
    maka akan Requesting / Meminta, lalu akan keluar Request Not Complete /
    Permintaan tidak lengkap, abaikan tidak menjadi masalah. Anda sudah
    tepat dan telah masuk kedalam jaringan UNLIMITED TALK karena kesalahan
    Indosat.

  • Kirim SMS dengan tulisan : ACT JKB02077 lalu kirim ke 202. Anda
    seakan-akan harus mengunakan Frontliner indosat yang sudah ada, di
    internet banyak sekali, salah satunya JKB02077 anda dapat
    mengunakannya, hal ini hanya untuk menandakan bahwa anda Frontliner
    yang dapat masuk ke jaringan yang lebih dalam.

  • Abaikan
    semua SMS yang masuk, ketik SMS kembali dengan menuliskan
    REG (no.hp.yg.mau.gratis.I) (no.hp.yg.lain.II) (no.hp.yg.lain.lagi.III)
    (no.hp.yg.lainya.lain.lagi.IV), misalnya saya ingin gratis telepon ke
    no. HP- 081538762991,
    081537627651, 085683671652, 085827616751. Maka tulis SMS : REG
    08153876299 081537627651 085683671652 085827616751




  • Lalu kirim ke 6060, seketika anda akan mendapatkan SMS dimana sedang dalam PROSES, abaikan saja.

  • Silahkan anda mencoba telepon, sebelumnya catat pulsa anda dan
    cek kembali, apakah berkurang. Cara menelepon mengunakan
    #31#(no.telepon) Ã OK!

  • Untuk lebih baiknya, no. mentari, im3, dan starone Anda yang lama
    anda daftarkan pula menjadi frontliner dengan cara ketik SMS : ACT
    JKB02077 lalu kirim ke 202, setelah anda kirim, kemudian ketik SMS
    kembali, ketik : REG (no.hp.kartu.yg.baru) lalu kirim ke 6060. Dan
    nikmati kemudahannya, tapi anda harus meregistrasi mengunakan kartu
    Mentari, IM3, dan Starone yang baru sebagai MASTER!




Mengapa dapat menelepon tanpa mengurangi pulsa? Dari langkah2 yang kita
lakukan, adanya kesalahan saat kartu perdana baru di aktifkan, belum
masuk ke dalam database, dan akses sebagai frontliner masih terbuka
lebar, dengan memanfaatkan service bug dari 202, kita dapat masuk tanpa
sengaja ke webserver database dan menelepon dengan private number
#31#(no.telepon) dengan gratis karena hide number masih terbuka dengan
lebar dan bug 202 dikaitkan dengan private number akhirnya, kita dapat
menelepon dengan GRATIS!



Jangan pernah takut untuk menghubungi siapapun, karena system Indosat
tidak sebaik yang kita kira, belum ada logging, karena budget belum
mencukupi, kemarin2 rencananya mau beli webserver dan memasang logging,
tapi ternyata Cuma omong belaka, dipending sampai juni 2007, inilah
yang membuat kami beberapa dari kami adalah supplier tetap dari
indosat, tapi gagal tanpa alasan yang jelas, kami mengharapkan indosat
dapat memperbaiki hal ini.



=========\\============//===============\\===============//



Hmm, benarkah...? Saya belum sempat mencoba. Tapi saya rasa ini hanya
kabar bohong belaka. Apalagi setelah setelah saya membaca tulisan ini, saya jadi berani menyimpulkan bahwa tebakan saya benar. Ini cuma akal-akalannya orang iseng.



Kenapa cuma nebak Gie, kenapa gak nyoba sekalian biar yakin...? Toh kemaren kan kamu dapat karu perdana mentari gratis...?



Ogah..., saya adalah mahasiswa yang menentang keras aktivitas 'pembajakan',
pencurian pulsa, dan tindakan kriminal lainnya (tulisan dalam tanda
kutip diragukan keshahihannya). Jadi, lebih baik saya beli voucher
saja.



Bah...!!!



Jumat, 13 Oktober 2006

Saya Adalah Mahasiswa Yang Anti Pembajakan, HAHAHA!!! Eh, Benarkah....???



Jogjakarta

Minggu, 09 april 2006



Alkisah saya sedang berada di kompleks pertokoan yang menjual berbagai
macam buku di Yogyakarta. Saya dan beberapa mahasiswa teknik lainnya
sengaja datang jauh-jauh dari Purwokerto untuk mencari berbagai jenis
buku yang tidak mungkin bisa didapat di kota asal saya. Karena tidak
ingin mensia-siakan kesempatan yang ada, maka sayapun mengirim sms pada
seorang teman lama
yang berada di yogya, ingin memberitahukan kedatangan saya sekaligus
memamerkan beberapa buku yang saya beli. Namun tanpa diduga dia
membalas sms tersebut dengan kalimat yang menggetarkan isi kepala :



"Togie, disitu kan tempatnya buku bajakan, makanya bisa lebih murah. Masa kamu tidak tahu sih...?"



Hah...? Apa...? Bajakan...?



Ah, tiba-tiba saja saya teringat peristiwa yang terjadi beberapa minggu sebelumnya di kampus. Saat itu ada salah seorang teman
yang bertanya via YM tentang dimana dia bisa mendownload nasyid.
Kemudian dengan anggunnya saya berkata bahwa mendownload lagu di
internet tanpa ijin adalah pembajakan. Saya nasehati pula agar dia
membeli kaset atau cd originalnya saja, sebagai penghargaan pada si
pemusik atas kreativitasnya dalam berkarya



Setelah memberi nasehat panjang lebar sayapun pulang ke rumah.
Menyalakan komputer dengan OS Microsoft Windows 98 bajakan, kemudian
mengextract e-books (buku bajakan elektronik) menggunakan winzip09
bajakan. Tidak lupa, sayapun mendengarkan lagu bajakan dengan
menggunakan winamp5.1 bajakan yang telah saya modifikasi dengan winamp
skin maker bajakan. Hmm, dengan penuh konsentrasi saya membaca e-book
yang dibuat dengan program vchm42 bajakan. Materinya menarik, karena
sebagian besar merupakan bajakan dari buku best seller yang harganya
tak terjangkau oleh kantong saya.



Hari berikutnya terasa begitu berat karena saya harus mengikuti kuliah
Teknologi Sistem Kontrol dan Elektronika, dua mata kuliah yang paling
tidak saya kuasai. Untunglah, demi membantu para mahasiswa yang
mengalami kesulitan seperti saya ini, bapak dosen mempersilahkan kami
untuk memfotocopy keseluruhan textbook (ini pembajakan). Bahkan pak
dosen bersedia meminjamkan buku bajakan beliau untuk difotocopy oleh
para mahasiswa. Bagaimana biayanya..? Tenang. Dengan berkata "Buram,
diperkecil, tidak usah dijilid"
maka kita bisa mendapatkan sebuah buku
berbobot hanya dengan seperempat(atau kurang) dari harga seharusnya.
Yah tetapi kami harus antri karena tempat fotocopy selalu penuh dengan
mahasiswa ataupun dosen yang ingin membajak buku bajakan.



Singkat Cerita setelah kembali ke Purwokerto dari Yogya, akhirnya saya
berchatting ria lagi dengan teman saya itu, dan tampaknya dia tidak
jadi mendownload lagu. Ah, sayapun tersenyum puas. Ternyata nasehat
saya dituruti juga. Saat itu pula saya membaca salah satu artikel di
multiply yang berisi tentang keprihatinan si penulis seputar maraknya
pembajakan di indonesia, dan di akhir artikel tidak lupa disisipkan
imbauan dan kecaman terhadap para pelaku pembajakan.



Yah, artikel yang bagus. kelak saya akan minta ijin kepada si penulis
untuk menyimpan artikel tersebut, kemudian akan saya edit di microsoft
word bajakan, dan saya print menggunakan canon BJC1000 SP yang
menggunakan driver bajakan. Selanjutnya akan saya sebarluaskan artikel
tersebut, karena dengan begitu berarti saya telah ikut serta dalam
kampanye "Anti Pembajakan".














Arjuna Mencari Mati

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Science Fiction & Fantasy
Author:Redi Panuju
Diambil dari :
Kata pengantar Penerbit
Pustaka Pelajar Yogya




Jika Buta Cakil atau Gendir Penjalin diceritakan sebagai tokoh yang jahat keliwat batas sampai publik muak mendengarnya, itu sudah biasa. Tapi bagi Redi Panuju, Cakil adalah sosok yang luas biasa. Redi menceritakan cakil sebagai sosok yang sangat altruisme, lebih dahsyat ketimbang Yudhistira yang dianggap sementara orang sebagai individu yang sangat ikhlas dalam hidup sampai darahnya digambarkan berwarna putih. Tapi bagi Redi Panuju, Cakil menjadi sosok pahlawan sejati. Cakil adalah sosok yang rela tampil dalam kekalahan demi menyenangkan dalang dan penonton. Cakil adalah sosok yang lugu sepenuh jiwa sampai wajahnya yang buruk dibiarkan menganga. Sementara pada peradaban modern muka kita selalu menyembunyikan apa adanya; disapu dengan bedak, didempul dengan salep bahkan bila perlu dioperasi plastik biar keren. Sulit ditemukan dalam realitasnya orang mau dicakilkan seperti itu.

Bukan hanya cakil yang dibuat irono oleh Redi dalam novel ini. Arjuna yang selama ini diyakini sebagai tokoh bajik yang membuat mabuk para dara cantik, di tangan Redi, Arjuna dibuat frustasi karena kelaminnya dihabisi Banowati. Sampai akhirnya bersama dengan hilangnya kelamin yang dibanggakan, hilang pula rasa hidupnya. Arjuna mencari mati dengan bunuh diri. Perjalanan arjuna mencari mati ini menjadi parodi yang lucu sekaligus pilu.

Dan ternyata Duryudana yang dianggap sebagai simbol kejahatan, justru diteropong Redi sebagai sosok yang penuh welas asih. Duryudana menyerahkan tahta hastina secara ikhlas karena keinginannya untuk menjadi pertapa. Tetapi Yudhistira yang memperoleh limpahan itu tetap mencurigai dan membuat ulah terhadapnya.

Dalam novel ini juga muncul sosok manusia bumi bernama Tegar, yang tersesat dalam rimba pewayangan hingga sembilan bulan lamanya. Ketika kembali lagi ke bumi pacarnya hampir melahirkan. Anak Tegar atas hubungan gelapnya dengan gadis bernama Ratna ternyata dilahirkan dengan sosok mengerikan. Bertaring dan cerdas bukan kepalang. Begitu lahir si bayi sudah mampu berkata, "Papa, I love you, Papa!". Kenyataan tersebut membuat Tegar pingsan kembali untuk kedua kalinya, entah untuk berapa lama. Novel ini meskipun ceritanya terkesan absurd, tetapi banyak pemikiran-pemikiran baru yang dilesakkan Redi melalui dialog maupun cerita.

Boleh dibilang inilah novel yang membongkar keyakinan yang oleh masyarakat dianggap pakem. Redi mendekonstruksi bangunan nilai itu dengan berani sekaligus nyentrik.

Selamat menikmati

Soto Sufi dari Madura

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Religion & Spirituality
Author:D. Zamawi Imron
Prolog :
Oleh, K.H.A. Mustofa Bisri


Meski punya rumah yang apik dan teduh, D. Zamawi Imron adalah seorang yang suka - atau dipaksa - berkelana. Karenanya dia banyak bertemu dan berkenalan dengan orang dengan berbagai ragam perilakunya. Dia bertemu dan berkenalan dengan berbagai kalangan dan lapisan; mulai dari kyai, seniman, penyanyi, artis, pengusaha, hingga tukang ngarit dan pemetik daun tembakau. Kelebihan dan sekaligus keuntungan penyair alam ini ialah: dia dianugerahi Tuhan tabiat suka bergaul dan semangat untuk belajar kepada dan dari siapa dan apa saja. Itulah barangkali sebabnya dia tidak pernah merasa rendah diri atau sebaliknya sombong dan tinggi hati. Maka diapun 'kaya' tanpa orang mengetahui darimana dia 'memperoleh' kekayaannya. Min haitsu la yahtasib istilah santrinya.

Kebiasaan lain penyair pemegang rekor pencipta puisi termahal ini, ialah membagi kekayaannya kepada orang lain. Salah satu kekayaannya yang dibagikan kepada kita sekarang ini adalah hasil 'pengelanaannya'. Cerita-cerita sangat pendek tentang manusia, tentang kita.

Dari yang sederhana, Zamawi pun menyuguhkan secara sederhana, nilai-nilai yang tidak sederhana. Misalnya harga diri yang disuguhkan melalui kisah Lurah Sukma (kehormatan semu) dan tukang becak (Jam Bersejarah); keikhlasan yang disuguhkan lewat cerita orang sederhana macam Cong Mat (Memudahkan Jalan). Meskipun ada juga yang boleh disebut tidak sederhana seperti dalam Hakikat Bunga dan Tabligh.

Seperti diketahui, D. Zamawi Imron aslinya adalah penyair. Penyair alam yang hidup dan akrab - kalau tidak menyatu - dengan alam. Rata-rata puisinya, jika lukisan, ibarat lukisan-lukisan Picasso. Terlalu dalam untuk orang awam. Namun seperti diketahui pula, Zamawi sangat akrab - kalau tidak menyatu - dengan orang-orang awam. Maka saya menduga, dia ingin membagi 'kekayaan'nya tidak hanya kepada dirinya sendiri dan orang-orang khas semisalnya, tapi juga 'orang-orang awam'. Maka sebagai penyair, dia hanya bersyair. Selebihnya, dia adalah da'i; baik secara lisan maupun tulisan seperti melalui buku soto sufi-nya ini. Hematnya dalam kata, tidak terlepas dari pengaruh kebiasaannya bersyair. Dan ini tentu menguntungkan para pembaca zaman akhir yang 'sibuk' dan hampir tak mempunyai waktu untuk membaca.

Mengingat kebiasaan Zamawi berkelana dan bergaul serta keahliannya menulis dan bertutur, saya menduga buku soto sufi dari madura ini akan terus disusul dengan buku soto sufi dari madura II, II, IV, dan seterusnya. Semogalah demikian.

Kamis, 12 Oktober 2006

Rabu, 11 Oktober 2006

Sudahlah terima saja parsel itu, tapi...

Sekali lagi, pemerintah mengeluarkan statement yang sebegitu anehnya. Entah karena mendapat wangsit atau entah karena apa, tiba-tiba saja pemerintah menghimbau kepada para pejabat untuk tidak menerima parsel dari para pengusaha maupun dari bawahannya. Hal tersebut dimaksudkan untuk memperkecil peluang terjadinya KKN di negara kita. Begitulah kata berita di televisi swasta.

Dan seperti yang sudah saya duga, gelombang protes pun akhirnya datang dari para pebisnis parsel di ibukota. Wajar saja, karena mereka adalah pihak yang merasa dirugikan oleh kebijakan ini. Kabarnya jumlah pesanan parsel yang mereka terima turun hingga beberapa puluh persen dari biasanya. Jadi wajar kalau mereka kecewa.

Ya, dilematis memang. Bila para pejabat masih saja menerima parsel, maka kolusi antara pengusaha hitam dan pejabat yang biasanya berkedok silaturahmi akan tetap lestari. Namun jika dilarang, pebisnis parsel akan rugi. Para bawahan pun begitu. Karena saya yakin bahwa diantara beribu pejabat di ibukota, pasti ada beberapa yang mempunyai akhlak mulia sehingga dihormati bawahannya. Jadi wajar saja jika di hari lebaran, para bawahan ingin mengekspresikan rasa cinta, sayang dan hormat pada atasan mereka lewat parsel.

Lalu tak adakah solusi yang tepat untuk mengatasi masalah ini...? Hm, sebenarnya ada. Dan itupun sangatlah sederhana. Namun untuk melaksanakannya diperlukan kelapangan dada dari para pejabat, pengusaha maupun para bawahannya.

Solusinya mungkin seperti ini, bagaimana kalau para pejabat itu membuat pengumuman bahwa mereka bersedia menerima bingkisan parsel, uang, perhiasan, dan barang mewah lainnya. Namun mohon diumumkan juga bahwa bingkisan tersebut harus dialamatkan ke panti asuhan, panti jompo, kampung pemulung, atau ke tempat lain yang sebelumnya telah ditentukan oleh pemerintah. Intinya, salurkan parsel tersebut pada mereka yang membutuhkan.

Kalau para pengusaha memang ingin mengirim bingkisan, silahkan dikirim saja. Kalau para bawahan ingin memberi tanda mata pada atasannya, silahkan berikan saja. Para pejabatpun tidak akan dituduh KKN, lha wong mereka tidak menerima apa-apa kok. Kalaupun nanti ternyata jumlah pesanan parsel tetap berkurang, ya tinggal salahkan saja para pengusaha. Kenapa mereka rela mengirim parsel pada pejabat tapi tak mau mengirim parsel pada kaum dhuafa. Bukankah secara tidak langsung ini membuktikan bahwa parsel yang mereka kirimkan pada para pejabat itu memang disertai dengan maksud-maksud tertentu. Memang, boleh jadi para pembuat parsel akan rugi tapi mereka pasti takkan terlalu kecewa karena telah mengetahui bahwa selama ini parsel yang mereka buat dengan sepenuh hati hanya dijadikan kedok untuk menutupi kegiatan busuk pengusaha, pejabat dan bawahannya.

Simple kan...? Jadi tidak usahlah berdebat kusir lagi tentang masalah parsel.

Tetapi, efektifkah solusi ini? Saya kira ya. Sekarang bayangkan saja, Misalnya jumlah pejabat di ibukota adalah seribu orang dan seorang pejabat biasa dikirimi tiga buah parsel. Maka total parsel diterima sebanyak 3 x 1000 = 3000 buah. Jumlah yang cukup banyak untuk dibagikan kepada anak-anak yatim yang menghuni 30 panti asuhan berkapasitas seratus orang. Ah padahal jumlah pejabat di Jakarta pasti lebih dari seribu orang.

Link :
http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2006/10/061009_lebarangifts.shtml
http://www.antara.co.id/seenws/?id=44083

NB : Catatan dari mahasiswa yang belum pernah sekalipun mendapat kiriman parsel

Sabtu, 07 Oktober 2006

linux.or.id | Media Online Komunitas Linux Indonesia

http://www.linux.or.id/
Linux merupakan OS yang lumayan handal, namun juga lumayan sulit untuk dipelajari. Sayangnya, informasi tentang OS ini sebagian besar ditulis dalam bahasa inggris yang bagi orang awam terasa lebih menyeramkan bila dibandingkan dengan tampang garang anggota "Komisi Disiplin" di Ospek kampus

Nah, website ini menyediakan informasi bagi kita yang ingin tahu lebih banyak tentang linux tanpa harus bersusah payah membuka kamus atau mengaktifkan transtool.

Jadi, selamat belajar

Thriller : Misteri dibalik hilangnya pulsa saya

Hari jumat tanggal 29 september 2006
pukul setengah enam sore saya membeli voucher mentari senilai sepuluh
ribu rupiah. Bila ditambah dengan sisa isi ulang bulan kemarin maka
total pulsa yang saya punyai adalah Rp. 10.950,00. Nah, pulsa sebanyak
itu kemudian saya gunakan untuk menelpon bapak dan mengirim dua buah
sms pada teman saya. Salah satunya kepada saudari Zuni
yang isinya tidak lain adalah "Memamerkan" banyaknya pulsa yang saya
miliki. Saat itu pulsa yang tersisa seharusnya sekitar sembilan ribu
rupiah lebih sedikit.



Nah, pukul satu dini saya kembali memeriksa sisa pulsa karena
rencananya saya ingin pamer-pamer lagi dan saya butuh data pulsa yang
akurat. Tapi celakanya, tanpa disangka dan diduga-duga ternyata pulsa
yang dideteksi hanya sebesar Rp. 3.215,00. Tidak lebih.



Lah kok bisa...?



Ya mana saya tahu, pokoknya tiba-tiba sisa segitu lah.



Awalnya saya mengira bahwa saya sedang mengalami mimpi buruk. Lebih
buruk dari rona muka George W Bush saat harus menahan buang air besar
di sidang umum PBB. Namun ternyata perkiraan saya salah. Kehilangan ini
adalah sebuah realita, yang harus saya terima dengan lapang dada.



Karena itu pula pada saat makan sahur, saya menginterogasi seluruh
anggota keluarga. Baik yang berusia tua, muda, pria ataupun wanita.
Mereka saya tanya perihal kehilangan ini. Namun jawaban yang mereka
berikan ternyata sama.



"HP kamu kan di password Gie, mana bisa kami pakai..? Huh, sukurin"



Duh, akhirnya dengan rasa putus asa saya mencoba menghubungi operator
di nomor 222. Tapi seperti yang sudah saya duga, mbak operator yang
suaranya merdu itu tak kunjung menjawab panggilan saya. Number Busy
katanya.



Ah, jangan-jangan dia telah melupakan saya...



Dan akhirnya sampai sekarang inipun, saya belum mengetahui kemana pulsa
saya pergi. Dia hilang tanpa jejak, tanpa pamit, maupun tanpa permisi.
Andai saat itu saya sempat mengucapkan salam perpisahan padanya. Salam
perpisahan paling indah yang belum pernah tertulis di buku-buku sastra.
Perpisahan indah yang penuh kata-kata manis, gelak tawa, dan juga
airmata. Perpisahan indah yang.............



Ah.., andai saja kutahu kemana dirimu pergi. Pastilah kan slalu kucari.
Segunung harta kan kudaki, lautan wanita cantik kan kusebrangi. Demi
untuk mendapatkanmu lagi.



Selamat tinggal pulsaku, semoga kau temukan kebahagiaan disetiap jejak langkahmu.






Selasa, 03 Oktober 2006

Mahasiswa yang gemar membaca komik pasti tidak tahu banyak tentang agama...? Bah...!!!


Suatu hari saya berdiskusi dengan salah seorang penghuni multiply,
via YM . Saat itu saya ditanya "Gie, kamu tahu kan bahwa Ali ra dan
Fatimah ra baru mengetahui bahwa mereka saling jatuh cinta saat sudah
menikah..?" Dan kontan saja pertanyaan tersebut saya jawab dengan "Ya,
saya tahu" karena saya memang pernah membaca cerita tersebut.


Masalahnya adalah, saat itu ada pula seorang
mahasiswa teknik yang "bertamu" ke PC saya dan kebetulan dia membaca
dialog tersebut. Tanpa disangka, dengan polosnya kemudian dia bertanya
"Memang kamu tahu cerita itu Gie..? Lha wong kamu itu hobinya baca
komik kok..?"


JELEGAAARRRRR!!!


Suara petir pun bergema, menggetarkan tembok warnet dimana saya berada. Bising, terasa memekakkan telinga


Namun untunglah kebisingan itu bersifat sementara
karena saya tahu bahwa mahasiswa tersebut memang belum begitu mengenal
saya. Dia hanya bisa menilai kepribadian saya dari luarnya saja. Ya,
mungkin dia menganggap saya ini hanyalah seorang mahasiswa tampan yang
gemar membaca komik. Yang tak tahu banyak tentang sejarah atau agama.
Karena itu pula saya tidak bisa menyalahkan mahasiswa tersebut. Toh dia
bebas menilai diri saya. Seaneh apapun penilaiannya


Akan tetapi, menilai seseorang dengan cara seperti
itu tidaklah bijaksana. Kenapa..? sebab penampilan luar tidak selalu
menampakkan sifat asli dan kemampuan seseorang.


Misalnya saja saat melihat pengemis yang berpakaian
kumal, kotor dan amburadul masuk ke dalam masjid. Mungkin kita akan
berpikir seperti ini :


"Ih jorok. Masa dia mau shalat dengan baju sekotor itu...? Memang tidak ada najisnya..? Memang nanti shalatnya diterima..?"


Coba bandingkan bila yang kita lihat adalah pria tampan yang memakai baju gamis dan kopiah. Mungkin kita akan berpikir :


"Pasti orang alim nih.., pasti aktifis kampus nih..!!"


Seperti itulah penilaian kita. Padahal bila
diperkirakan lebih lanjut, bisa saja pengemis yang kita lihat tadi
membawa baju ganti. Satu-satunya baju bersih yang dia punya. Yang hanya
digunakan untuk shalat, menghadap Allah Sang Maha Pencipta. Dan bisa
pula pria berjubah yang tampan itu hanyalah seorang pencuri kotak amal
yang sedang mempraktekan modus operandi barunya.


Bisa saja toh...


Karena itulah, menurut saya yang namanya "kesan
pertama" tidaklah selalu tepat. Harus dilakukan pengamatan lebih
mendetail agar kita bisa mendapatkan kesan kedua, ketiga dan
seterusnya, yang biasanya lebih akurat. Memang sedikit ribet tapi
begitulah seharusnya, agar tidak terjadi salah paham. Dan itu pula yang
harus kita budayakan dalam bersosialisasi dengan manusia lain.


Jadi.., marilah kita berhati-hati dalam menilai
seseorang. Jangan sampai penilaian kita hanya menimbulkan setumpuk
prasangka buruk dan salah persepsi yang akut. Contohnya saja, menilai
bahwa mahasiswa tampan yang gemar membaca komik "PASTI" tidak tahu kisah antara Ali ra dan Fatimah ra.


Lalu bagaimana kalau mahasiswa tersebut tidak tampan Gie..?


Lha, kalau masalah ini ya saya tidak tahu. Sebaiknya tanyakan pada teman saya saja