Alkisah di minggu pagi terlihat seorang pemuda yang berjalan menyongsong mentari, ditemani beberapa anak kecil, beberapa anak besar, serta si gadis manis dari RT sebelah. Di tangan kanan pemuda tersebut tergenggam sebatang korek api, di tangan kirinya sekantong mercon. Dengan bijak dia memberi nasehat pada anak-anak kecil yang berjalan di sampingnya.
"Dik.., sekarang bulan puasa. Saat dimana kita tidak boleh mengganggu orang lain, termasuk menabuh mercon sembarangan. Ingat dik, kita sudah terlalu banyak berbuat dosa, atau minimal ya.., bengal dikit lah. Karena itu, sebisa mungkin, di bulan ini, kita harus mengendalikan tinggah laku kita. Bukan begitu dik..?"
Dengan polosnya, beberapa anak kecil tersebut mengangguk setuju. Anak yang rada besar masih asyik berjalan di depan, ngobrol dengan si gadis manis dari RT sebelah.
"Dik.., kakak tahu, kalian pasti sudah sering dinasehati seperti ini. Tapi apa yang kakak katakan ini memang benar. Sekarang bayangkan saja, bagaimana jika saat kita berjalan-jalan seperti ini, tiba-tiba ada yang menabuh mercon di depan kita..? Kita pasti marah. Dan kalau yang menyalakan mercon ternyata masih kecil, ingusan, beleran, kurus, kerempeng, pasti dia bakal kita gebuki. Iya kan..? Makanya dik.., kalau kita tidak mau dibikin marah, kita jangan membuat orang lain marah. Singkatnya, tahan mercon kalian.”
Tak berapa lama kemudian, saat angin sepoi mulai berhembus menerpa rerumputan, saat burung pipit berkejaran di pucuk tanaman padi, saat sinar mentari mulai menghangatkan kulit, nasehat tersebut diakhiri dengan kata-kata yang tak kalah bijaknya.
"Karena itulah dik, berhubung kita tidak boleh menyalakan mercon di depan orang lain, jadi nyalainnya dari samping aja, ato dilempar dari belakang, Okeh...? Bentar, daku kasih contoh ya..!!"
Sang pemuda menyalakan mercon seukuran pentol korek yang tlah lama dia genggam, lalu melemparkannya tepat di samping gadis manis dari RT sebelah.
Mercon : DOORR..!!!!
Gadis manis dari RT sebelah : KYAAAAAA..!!!!
Togie : HAHAHA...!!! Senangnyaaa…, Hahahaha…!!!
*********************
Dari cerita diatas (yang sayangnya, nyata) bisa kita lihat kesalahan, kerancuan, kengawuran, dan kebengalan sang pemuda. Kata-kata bijak yang tadinya terlontar dengan anggun ternyata ditutup dengan perbuatan yang sebenarnya tidak patut ditiru oleh anak kecil di belahan bumi manapun.
Kita akui, pemuda tersebut memang salah, tapi andai kita mau memalingkan mata barang sejenak untuk mengamati ribuan tulisan (termasuk reply) yang berserakan di belantara multiply ini, niscaya akan kita lihat keanehan dan kengawuran yang kualitasnya sama.
Ok, mari kita buka-bukaan saja. Pernah ada yang menulis bahwa sebagai muslim kita harus bersikap sopan, bertutur kata lembut, konsisten, menghormati orang lain, tidak menghina, mencaci, atau yang lainnya. Namun pernah pula orang tersebut secara tidak sadar (atau sadar ya..?) mengumpat dan mencacimaki pihak lain, beradu ngeyel dengan kasarnya lewat reply, saling menuduh tanpa bukti, dan entah apalagi
Ada yang menulis bahwa kita harus berpikir dan bertindak realistis, tanpa terlalu berkutat di teori. Namun kok suatu saat dia bicara tentang sesuatu yang entah bisa diaplikasikan atau tidak, saking membingungkannya.
Adapula yang sudah jelas ketahuan bahwa reply atau tulisan-tulisannya amat bertolak belakang bila dibandingkan dengan berbagai nasehat dan kata-kata indah yang pernah dia post namun dia tetap saja mencari berbagai pembenaran dan pengeyelan agar tidak dianggap salah
Bah..!!
Entahlah. Memang terkadang sang pemuda menyesali perbuatan ngawur tersebut. Walau sebenarnya tidak menyesal amat sih. Kenapa..? Sebab paling tidak, apa yang dia lakukan masih mending. Dia hanya melakukannya di hari minggu, di bulan puasa. Tidak tiap hari, tiap posting atau tiap nulis reply. Apalagi perbuatan itu dilakukan dengan terpaksa :
"Karena adiknya yang walaupun usianya baru lima tahun tapi bengalnya gak ketulungan itu rajin beli mercon. Anak kecil usia lima tahun tidak boleh bermain mercon, bahaya. Tapi mercon pun tidak boleh dibuang, sayang duitnya. Jadi mau tidak mau, di sabtu malam, dia harus bergerilnya ngumpetin semua mercon adiknya, lalu dihabiskan semua di minggu pagi. Dan berhubung seorang mahasiswa tidak pantas kalo ikut-ikutan berpesta mercon, maka dia harus mencari berbagai pembenaran untuk mendukung tindakannya. kalau toh tidak betul-betul benar, ya di benar-benarkan sajalah"
Dan pertanyaannya adalah : Siapa gerangan pemuda tersebut..?
Kirimkan jawaban dan pulsa anda (minimal yang sepuluh ribu) ke no HP saya. Pemenangnya akan mendapat ucapan terimakasih
emang msh ada petasan ya?
BalasHapusMasih..., di warung, petasan yang seukuran korek api harganya gope
BalasHapuskalo beli duaribu dapet lima bungkus
sebungkusnya isi sepuluh
jadi totalnya ada limapuluh
kok gak dirazia ya..? bukannya masih dilarang?
itu gunanya Gie :
BalasHapussaling nasehat-menasehati....
itu cermin manusia yang tidak sempurna..
tempat salah dan lupa...
makanya kalo gie tahu, ada "perang urat syaraf di MP' ya diingetin ajaah..
barangkali memang Replynya melebihi standar kepantasan Bahasa masing-masing orang..
contoh :
teman MP saya tetep "ngeyeL" ketika dia nulis posting yang ada kata-kata "tahi Kucing", "anjing", dan "budek"...
dengan berbagai cara dia bilang masih wajar..(orang ini juga sering ngutip Hadist dan ayat Qur'an juga...)
tapi menurut akoe..itu Sangat-sangat tidak sopan...
makanya akoe menasehati dia..kalo dia mau Alhamdullillah..
kalo dia nolak ya..ga pa-pa...
*Oooooooooooo
BalasHapuskali aja dia mosting cerpen bang, kan wajar..
hahaha..bisa saja Gie..
BalasHapuscerpen juga patuh pada estetika Bahasa...(sorry di luar konteks)
yang saya maksud disini adalah konteks orang bikin reply atau komentar getoo.loh...
dalam Bahasa Tulis saja kata "tahi Kucing", "anjing" , "budeg" lebih berasa Peyoratif...gimana kalo bahasa Lisan yach..
kan orang bikin reply/komentar kan ibarat orang ngomong juga....
ya.., iya juga sih
BalasHapuspadahal daku sendiri kadang2 bilang tai kucing lewat tulisan lho
tapi niatnya sih gak menghina siapa-siapa
cuma melampiaskan emosi doang
bukan ke orang