Kerapkali, yang saya tulis tiba-tiba berubah dari rencana semula. Secara perlahan, muncul kekuatan lain yang menggerakkan jari, tangan, dan otak saya. Anehnya, saya tidak merasa terganggu. Saya malah menikmatinya. Menuliskan sesuatu yang belum saya ketahui akhir ceritanya ternyata memberi keasyikan tersendiri. Bahkan saya merasa kecanduan oleh keasyikan tersebut. Saya sering enggan beranjak dari depan layar monitor hanya demi mengetahui kata-kata apalagi yang akan muncul.
Kebutuhan..? Mungkin itulah yang sekarang saya rasakan. Kalau dulu saya menulis hanya demi hobi, sekarang menulis merupakan kebutuhan primer layaknya sandang, pangan atau papan. Menulis bukan hanya keinginan yang boleh dilakukan, boleh tidak. Tapi sudah jadi keharusan.
Alasan..? Karena banyak sampah busuk yang harus dikeluarkan dari otak saya agar isi kepala bisa bersih seperti manusia lainnya. Protes, keinginan, ide, keluh-kesah, terkadang tidak bisa kita simpan sendiri. Mereka harus dibagi kepada orang lain. Dalam bentuk curhat, diskusi, konsultasi atau yang lain. Dan bila kita tidak menemukan lawan bicara, ada media lain yang bisa kita gunakan. Yaitu tulisan.
Ekstase..? Lambat laun, itulah yang saya inginkan. Selalu teringat jelas manakala sebuah tulisan bisa saya rampungkan lalu kemudian saya membacanya lagi dengan senyum puas. Kepuasan yang jarang saya dapatkan. Bahkan terkadang lebih puas daripada saat memegang duit puluhan ribu yang saya dapatkan dengan keringat sendiri.
Dan sekarang, dengan yakin bisa saya simpulkan bahwa alasan terbesar saya dalam ngempi adalah untuk mengejar kepuasan. Bukan puas karena telah menghasilkan tulisan yang bagus, bukan pula puas karena ada yang memberi reply. Saya merasa puas karena apa yang memenuhi batok kepala saya telah bisa dikeluarkan. Dan saya juga merasa puas karena terkadang kata-kata sudi memunculkan dirinya secara independen (bebas dari kekuasaan saya) sehingga apa yang saya tuliskan bisa lebih jujur. Bukan lagi "Seperti apa saya menilai diri ini" Tapi "Seperti apa kata-kata menilai saya".
“Ah begitulah”, itu kata-kata sering mbak fee tulis di reply. yang bisa diartikan bahwa kata-kata pun terkadang amat pelit untuk sudi memunculkan dirinya kepada saya. Walaupun telah dipaksa muncul dengan berbagai cara.
Hingga rasanya kata-kata mempunyai kehidupannya sendiri, tak lagi diatur oleh saya. Atau lebih tepatnya, kini posisi telah berubah. Bukan lagi saya yang mengendalikan kata-kata, tapi kata-katalah yang mengendalikan saya. Mereka menggunakan saya untuk menghidupkan diri mereka. Mungkin hal ini jugalah yang dimaksud oleh joko pinurbo dalam sajak penutupnya di buku telepon genggam.
“Sebab kata-kata sudah besar, mereka sudah selesai studi, dan mereka harus pergi cari kerja sendiri” *
* Joko Pinurbo : Selesai sudah tugasku dalam menulis puisi
kebutuhan primer skrg lebih dr 3: sandang, pangan, papan, menulis, ngempi..:D
BalasHapusaku malah susah ngeluarin uneg2.
BalasHapusMengeluarkan sampah busuk??? Aku banget....
BalasHapustp dikau dah smpe level lumayan tinggi Gie... bisa lancar menuliskan apa yg ada di kepala....trs jadi enak dibaca. keep writing ya Gie !!! aku masih setia membaca.. hehe...
Sayangnya, untuk yang satu ini, daku harus menabung dulu dengan bersusah payah mbak..
BalasHapusJadi bisa dinamakan, kebutuhan pokok yang penuh perjuangan
Daku juga sama mbak, tapi disitulah intinya
BalasHapusKarena susah, maka begitu keluar, puasnya gak ketulungan
Seperti seminggu g buang air besar lalu tiba-tiba... PLUNG.., bisa mbrojol dengan lancar
Kira-kira seperti itu lah
Bukan mbak, kl dibandingin tajemnya sajak mbak fee, daku jelas kalah jauh
BalasHapusDiksinya, tema nya
Daku cuma menang ngawur saja, itupun gara2 daku emang udah ngawur dari sononya
dikau ngawur dari sononya...
BalasHapusaku ancur dr sononya... hehe....
Mbak, sekali-kali posting ttg cara nulis puisi dong
BalasHapusDaku pingin belajar
waduh Gie.. tar malah jadi tulisan formal.. aku paling ga bs formal2an.. hehe...
BalasHapussuatu saat nanti deh ... kalo sekarang mah blm mampu .. hehe...
yaaaaahhhh....
BalasHapus*hiks, sedih
ikutan sedih...
BalasHapusga dink.. udah terlanjur janji... whatever happen sebulan ini aku hrs happy...
jadi... SEMANGAT !!!
Berarti, happy-happy diatas kesedihan orang lain ya mbak...?
BalasHapus*Hiks, g ada yg nemenin sedih