Kamis, 20 September 2007

Sajak Dianiya

 

Barusan, ada segerombol tentara yang mengepung rumahku. Beberapa diantaranya masuk secara paksa, setelah terlebih dulu mendobrak pintu. Dengan semena-mena, tubuh yang ringkih ini dibanting, diinjak-injak, lalu dipukul pake popor bedil. Entahlah, kejadiannya berlangsung begitu cepat. Aku tak sempat membela diri atau bertanya tentang ada tidaknya surat kuasa penyiksaan

Setelah puas pukul sana dan hantam sini, para tentara itu mendudukkanku diatas kursi. Istilah kerennya, aku diinterogasi. Mereka bertanya tentang status, alamat, KTP dan organisasi yang kuikuti. Sejenak aku heran. Kalau mereka tidak tahu nama, status dan alamatku, kenapa mereka bisa datang kesini..? Apa mereka memang diijinkan menghajar penduduk sipil walau tanpa bukti..?

Untunglah tak berapa lama kemudian, mereka bicara ke pokok persoalan. Mereka bertanya tentang dimana hatiku disembunyikan. Dan saat itu, secara sekilas, bisa kulihat mereka mulai menggeledah seisi rumah. Membolak-balik perabot, mengacak-acak lemari, naik eternit, bahkan ada pula yang nyemplung kedalam sumur.

Agar tidak berlarut-larut, langsung kutanya alasan mereka datang kemari. Mereka bilang, hatiku telah memikat hati tuan puteri, gadis cantik yang tinggal di istana bermenara tinggi. Dan sayangnya, kedua hati tersebut ternyata saling suka. Pantees.., makanya aku heran, kok beberapa minggu belakangan ini hatiku sering keluyuran, ngelayap entah kemana. Dasar, hati sialan. Dia yang bikin masalah, aku yang kena hajar.

Singkat cerita, tak berapa lama, hatiku pun berhasil diketemukan. Ternyata dia ngumpet di pojok kiri atas microsoft word, gemetar ketakutan, lalu berniat kabur ke multiply, agar bisa bersembunyi diantara jutaan kata yang bercampur aduk disana. Sayang, dia lupa, dia hanyalah sekeping hati milik mahasiswa pemalas, tanpa masa depan cerah, yang kuliahnya di teknik elektro tapi pinginnya kok jadi petani. Walhasil, tak aneh kalau cara ngumpetnya pun masih amatiran, kalah cerdas dibandingkan segerombol tentara yang memang sudah dilatih secara profesional.

Akhirnya, hatiku diborgol dan digelandang ke istana tanpa perlawanan. Sang komandan tentara, yang berkumis lebat, yang memakai seragam lengkap, secara perlahan berjalan menghampiriku, lalu meminta maaf. Dia bilang, dia hanya menuruti perintah. Dia bilang, mereka itu, tentara-tentara itu, bukan tentara asli negeri sini. Mereka hanyalah tentara bayaran yang disewa dari negeri konon. Mereka dikontrak agar nama baik tuan puteri tidak tercemar. Ck, pantesan. Tentara negeri ini kan bertugas melindungi rakyat, ramah tamah, baik hati, gemar bercanda dan tidak sombong. Mereka tidak mungkin menganiaya rakyat kecil sepertiku. Paling tidak, itulah teorinya.

Dan lihat, sekarang hatiku sudah berselonjor pasrah dihadapan sang puteri. Disana dia diultimatum : "Percuma saja kau lari, tak ada gunanya bersembunyi. Kamu sudah jadi milikku. Tinggalkan saja tuanmu, mahasiswa teknik tak berguna itu..!!"

8 komentar:

  1. makanya laen kali hatinya dimasukin aja di freezer..... kalo dah beku ga bakalan kmn2 deh... xixixi....

    BalasHapus
  2. woalahhh... tentara pencari hati tah... Hati ko lari2...
    Ck ck ck....

    BalasHapus
  3. Mbok nanti susah dicairin lagi mbak
    Daku bisa repot

    BalasHapus
  4. Haha, mercenary dari negeri konon emang yahuud mbak
    Mulai dari nyari hati, buronan, cinta, kucing, mereka bisa semuanya
    Keren ya..?

    *GakNyambung.COm

    BalasHapus
  5. Lho.. kan tinggal buka freezernya... trs diambil hatinya...
    gitu aja kok repot-repot....

    xixixi....

    BalasHapus
  6. Teorinya sih gitu...
    Tapi bisa aja kan, nanti si hati terlalu beku, mirip patung batu

    BalasHapus
  7. itulah susahnya... smua pilihan ada resikonya

    BalasHapus