
Ah, bosan. Hanya ada kegelapan. Malam tak memberiku apa-apa, sekedar selaput hitam yang membayang di lensa mata. Aku tak bisa melihatmu, wajahmu, senyummu, tubuhmu
"Gila..!!" Kau berteriak dari ujung sana
"Kenapa kau pejamkan mata..?"
Tidak, aku tidak gila. Ada tembok yang membatasi kamarku dan kamarmu, rumahku dan rumahmu. Walau menggunakan kacamata tiga dimensi, aku tetap takkan bisa melihatmu. Terakhir kali, kulihat kau tertawa dalam hatiku, karena itulah kucari kau disana, siapa tahu masih ada.
"Gila.., benar kataku, kau sudah gila..!!"
Stop..!! Sudah kubilang, aku tidak gila. Ada banyak wajah di luar sana, mereka bisa kulihat dengan mudah asal mau membuka mata. Tapi saat ini, di kamar ini, tak ada seorangpun. Hanya satu unit komputer, kasur, bantal, selimut, rak buku, meja, kursi serta dinding bata. Tak ada dia, mereka, ataupun kau.
"Lalu, kamu ingin tahu siapa saja yang bisa kamu lihat dengan menutup mata..?"
Ya, tentu. Orang tuaku, sedang tertidur di lubuk hati. Maklum, mereka lelah. Setelah bersusah payah merawatku sedari kecil. Adik-adikku, mereka sedang menangis. Dulu aku selalu merebut permen yang mereka punya dan mereka menangis. Sekarangpun, di hatiku, mereka masih menangis. Tapi kenapa saat kucoba melihatmu, hanya gelap yang ada? Padahal kemarin, kau masih disana.
"Kenapa aku menghilang..?"
Justru itu yang ingin kutanyakan. Padahal tumben-tumbennya kamu minggat. Biasanya kau rajin nongkrong disitu. Duduk selonjor sambil baca puisi, tersenyum, tertawa, lalu bernyanyi. Jadi, pertanyaannya adalah, kenapa kamu pergi..?
"Mungkin karena aku bosan..?"
Bah.., Bosan..? Rasanya bukan. Tiap kali ada yang mencoba mengambil tempatmu, kau selalu datang. Membawa pisau, celurit, bahkan parang. Kau usir dia, kau ancam agar tak kembali. Apa itu tidak bertolak belakang dengan teorema kebosanan..?
"Lebih baik kau usir aku dari hatimu..?"
Yah, memang sebaiknya begitu. Tapi tidakkah kau ingat, terakhir kali aku menyuruhmu pergi, aku dilarikan ke rumah sakit selama belasan hari
"Gara-gara aku hajar..?"
Bukan. Gara-gara menderita tekanan mental.
"Ooo..."
Jangan cuma bilang "Ooo...". Tolong jelaskan, kenapa kamu pergi..? Kenapa pula harus kembali..?
Dan sudah kuduga, kau hanya menjawabnya dengan senyum, lalu membisu.
speechless aja deh Gie... hehe...
BalasHapusspeechless sih artinya apa?
BalasHapus