Selasa, 06 November 2007

Tentang si bisu, Mereka Adalah Guru Saya



Kita.., sama
Bisu, tuli, buta, kita manusia
Punya otak, punya hati, punya tubuh
Lalu, dimana bedanya..?

Iblis, telah demikian jauh merasuki hati manusia
Menanamkan nilai-nilai ngawur di benak mereka
Membedakan semua menurut pandangan mata
Tinggi-rendah, mulia-hina, kaya-papa, tak jelas lagi kriterianya

Dulu, iblis pernah berkata :
"Aku dibuat dari api, dia dari tanah"
"Aku mulia, Adam lebih hina"
"Kalau dilihat dari situ, harusnya dialah yang bersujud pada saya"

Cuih.., gila
Kegilaan yang diikuti sekian banyak manusia
Yang sukarela melepas status kemanusiaannya
Dan beralih ke jabatan baru : “Manusia berpola pikir iblis”

 

********

 

Sahibul hikayat, di sebuah negeri yang kaya raya akan tetapi banyak hutangnya, hiduplah seorang mahasiswa berwajah purnama, berjiwa ksatria, berotak MBA, dan sebentar lagi beli motor vespa. Dia mempunyai beberapa sahabat karib, dua diantaranya mengidap penyakit bisu.

Sebagaimana layaknya orang bisu, mereka sering dilecehkan oleh manusia normal bergolongan darah I (Iblis)*. Golongan ini sering menilai manusia menurut kesempurnaan fisiknya saja, lupa bahwa sebelum lahir wujud manusia sebenarnya sama, yaitu ruh (yang tidak bisu). Kalau toh mati, jasad mereka pun sama-sama jadi bangkai. Lalu, kenapa harus dibeda-bedakan..?

Acapkali, mereka menganggap bahwa si bisu hanyalah manusia kelas dua. Lebih rendah dari manusia normal yang berkedudukan mulia, setingkat lebih tinggi diatas orang idiot. Pernah, saat kehabisan ide untuk bercanda, dengan entengnya mereka bertanya  : “Eh, kamu goblok ya..?”. Dan si bisu, yang tidak tahu apa-apa hanya bisa menganggukan kepala, mengikuti mereka yang bertanya dengan menganggukkan kepala juga. Mereka tertawa senang : “Hahaha..!!”. Si bisu pun ikut tertawa : “Hahaha..!!!”. Ah, ingin rasanya memberitahu apa yang sebenarnya terjadi, namun niat itu selalu diurungkan. Tak apa tertawa untuk menghina, yang penting si bisu menganggapnya sebagai tawa bahagia : “Hahaha..!!”. Biar semua bahagia : “Hahaha...!!!”. Dan menangislah.

Atau, jika sedang putus cinta. Mereka kerap berpaling pada si bisu. Bukan untuk meminta nasehat, melainkan untuk menghina. Agar dapat merubah kesedihan menjadi canda. Sering mereka berkata :

“Aku tidak sedih, toh semua orang pernah putus cinta. Dan akan mendapatkan kembali cinta mereka. Aku masih mending. Lihatlah si bisu. Mereka tak pernah diputus oleh pacar mereka, sebab mereka tak pernah punya pacar. Tidak ada yang mau. Satu-satunya kesempatan agar mereka dapat merasakan putus cinta adalah saat ditolak. Dan kamu tahu kan, mereka selalu saja ditolak oleh wanita yang mereka suka..? Bahkan kalau menggunakan ilmu pelet paling mutakhir pun, belum tentu cinta mereka diterima. Lho, gak percaya..? Berani taruhan..? Ayo..!! Hahaha..!! Gwahahaha..!!”

BLETAK...!!!

Ah, aneh. Padahal sebenarnya, walaupun memang di satu sisi kedua bisu tersebut punya banyak kekurangan, namun jika dilihat dari sisi lain mereka punya kelebihan yang jarang dimiliki oleh manusia lain. Yaitu KEBESARAN HATI

 

******

Alkisah, suatu hari, saat shalat tarawih di mushalla, sang mahasiswa berdiri tepat dibawah kipas angin yang berputar kencang. Karena tubuhnya yang kurus, ringkih dan penyakitan, para jamaah pasti bisa menebak bahwa sepulangnya nanti sang mahasiswa langsung masuk angin akibat kedinginan. Namun sayang, para jamaah tetap diam, tenggelam dalam kekhusyu’annya masing-masing, tanpa mempedulikan nasib sang mahasiswa. Untunglah tak berapa lama kemudian, sayup-sayup terdengar suara lenguhan dari arah kiri. Di pojok sana, terlihat si bisu melambai-lambaikan tangannya, menawarkan diri untuk bertukar tempat. Walau sebenarnya, dia sendiri pun tak kalah kurusnya. Subhanallah..!!!

Kali yang lain, sang mahasiswa mengidap penyakit error. Ketika adzan maghrib berkumandang dia tetap asyik mencangkul tanah di depan rumah, ingin cuti dari shalat. Saat itulah si bisu lewat. Langkahnya terhenti begitu melihat sang mahasiswa. Dengan gerak isyarat yang sulit dimengerti, si bisu mengajak ke mushalla. Jari telunjuknya mengarah ke langit sambil berucap “Allo...!! Allo..!!” (Allah). Dia mengangkat telapak tangannya seperti sedang takbir lalu menyedekapkannya di dada. Dia menatap sang mahasiswa. Mata bertemu mata, jiwa bertemu jiwa. Walau tanpa suara, sang mahasiwa seolah-olah bisa mendengar dia berkata “Gie, shalat maghrib yuk..!! Bareng-bareng lagi kayak dulu..”

Atau saat lebaran kemarin. Saat sang mahasiswa ingin bersilaturahmi ke tetangga sekitar tapi tak ada teman. Dengan inisiatif sendiri, si bisu menggandeng tangan sang mahasiswa. Layaknya seorang pemimpin, dia mengetuk setiap pintu rumah warga lalu mengajak penghuninya bersalaman. Bagaimana dengan sang mahasiswa..? Dia cukup cengar-cengir dan garuk-garuk kepala lalu ikut bersalaman juga, sambil berucap “minal aidzin wal faidzin.”

Bahkan saat sang mahasiswa merasa capek dan ngos-ngosan setelah bersilaturahmi ke pelosok hutan bambu sehingga terpaksa beristirahat di dekat mushalla, si gadis manis dari RT sebelah lewat. Katanya mau beli es batu. Rasa lelah sang mahasiswa mendadak hilang, senyum pisang pun terkembang. Saat itu, walaupun mungkin di dalam hatinya si bisu bertanya "Kenapa mahasiswa yang tadinya capek tiba-tiba jadi semangat seperti ini..?" tapi dia tetap rela menemani. Termasuk ketika sang mahasiswa mengajak si gadis manis ngobrol dan secara diam-diam memfotonya sebanyak empat kali plus rekaman video dua kali, si bisu tetap tidak protes (Alhamdulillah).

Terakhir, saat si bisu belajar IQRO pada Tarmo. Dengan lancarnya dia bisa mengeja "Alif (AIP), Ba, Ta" dan seterusnya, namun terbentur kendala saat menghadapi huruf "Ha". Tarmo, dengan kengeyelannya yang mendekati taraf sempurna, berusaha keras menyuruh si bisu mengucap kata "Ha". Dengan susah payah, si bisu cuma bisa bersuara "..AA.. ..AA.. ..AA..". Walaupun Tarmo tahu bahwa si bisu mengalami gangguan di lidah dan tenggorokannya sehingga tidak bisa mengucap "Ha", tapi dia tetap ngotot. Walaupun dia tahu bahwa Allah telah memberi keringanan pada orang-orang seperti si bisu, dia masih ngotot. Dan walaupun sang mahasiswa berkali-kali berkata "Sudahlah Mo, dia memang tidak bisa. Makanya dia bisu. Kalau nggak gitu, dia gak bakal bisu", tapi Tarmo tetaplah Tarmo.

Apa reaksi si bisu..? Subhanallah. Dengan mati-matian dia menekan tenggorokannya agar bisa bersuara "HA". Bahkan sampai pulang pun, dia masih memegang tenggorokannya, masih tetap berusaha, masih mengucap "..AA.. ..AA.. ..AA.."

Entahlah. Di mata orang lain, kedua bisu tersebut mungkin terlihat rendah. Tapi di mata saya, mereka adalah teman yang berjiwa mulia. Jauh di lubuk hati, saya menganggap mereka lebih dari sekedar teman. Mereka adalah guru. Yang mengajari saya tentang bagaimana harus bersikap, tentang pentingnya berusaha, tentang solidaritas, tentang mengasihi orang lain. Ya.., mereka adalah guru saya. Sayang saya bukan murid yang baik, belum bisa seperti mereka.

Keterangan gambar : Si bisu kakak, si bisu adik, Mahasiswa berwajah purnama, gadis manis dari RT sebelah


*QS. 17 - Al Israa' : 61. Dan (ingatlah), tatkala Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu semua kepada Adam", lalu mereka sujud kecuali iblis. Dia berkata: "Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?"

 

Togie de lonelie
Sehabis silaturahmi


 

6 komentar:

  1. subhanallah.... kesindir nih.... kalah ma mereka yg punya kekurangan.

    BalasHapus
  2. Yup. Tapi sayang, sekarang mushalla kami sedang di perbaiki
    Dan itu pun kayaknya bakal lama, sebab gak ada duit buat beli besi
    Padahal semen, pasir dan kapur sudah ada
    Ck, sayang..

    BalasHapus
  3. trs proposalnya kmrn yg katanya mo dibikin.. dah nympe mana aja Gie???

    BalasHapus
  4. masang pasangan besi buat atep. tapi besi nya masih kurang
    mo nyicil di cor, g ada duit buat beli papan
    akhirnya kemaren nebang2 bambu aja, yang gratis
    tar dilanjutin kalo ada duit lagi
    proposalnya sih jalan, tapi duit yg didapet udah abis buat beli besi

    *besi = duitnya gak bisa diakal-akali

    BalasHapus
  5. niat baik insyaAlloh bakalan dikasih jalan yg baik...moga smua lancar !!! tetep semangat !!!

    BalasHapus
  6. Amiin, insya Allah

    *Semangaattt..!!!

    BalasHapus