Jumat, 14 Desember 2007

Bullshit of love - Episode III (Pithecantrophus Libidonus)

 

Lagi-lagi, teman saya kumat kenylenehannya. Dia bercerita bahwa dalam waktu dekat dia akan punya pacar lagi. Pacar yang dulu sudah diputus gara-gara masalah sepele. Seputar kesalah-pahaman tentang HP. Dan (lagi-lagi) dia berkata bahwa pacarnya nanti sudah berpikiran dewasa, serius, siap dijadikan istri, dan semacamnya. Yang akhirnya bisa saya ketahui bahwa bukan itu yang membuatnya jatuh cinta.

Kemudian, dia juga menceritakan kronologis perkenalan mereka (yang terjadi dua minggu kemarin) :

  • Kenal di kereta
  • Berbincang-bincang

  • Mengajak berpegangan tangan

  • Si wanita tidak mau

  • Dipaksa sebanyak enam kali

  • Akhirnya menurut

  • Si wanita berwajah cantik, kulitnya putih bersih. Sayang, bodinya terlalu kecil, kurang seksi.

  • Setelah berpisah, dilanjutkan dengan saling membalas sms

  • Diijinkan menginap di rumah si wanita

  • Rumahnya ada di yogya

  • Dengan semangat 45 teman saya bertekad bahwa apapun yang terjadi, dia harus pergi ke yogya

Nah, dari cerita tersebut, apa anda berani menyimpulkan bahwa kepergian teman saya lebih disebabkan oleh sifat si wanita yang konon sudah dewasa, serius, dan lain sebagainya itu..? Hanya kambing yang menjawab iya.

Yang benar adalah: Berhubung pacarnya yang dulu sudah bekerja di luar negeri, maka teman saya tidak bisa berbuat macam-macam. Padahal dia pinginnya yang macam-macam. Dia bosan, tidak tahan. Untung di kereta dia bertemu dengan wanita yang sama cantiknya (walau kalah seksi). Akhirnya, si pacar diputus saja. Biar bisa berpacaran dengan gadis yang dikenal di kereta. Siapa tahu bisa di macam-macami. Itu bisa dilakukan di Yogya nanti.

Berhubung (seperti biasa) teman saya meminta nasehat, maka dia langsung saya hina. Sebab saya sudah terlanjur bosan. Muak. Saya bilang bahwa dia hanyalah seonggok jiwa kerdil yang kebetulan terperangkap dalam tubuh pria dewasa. Yang biarpun sudah berumur duapuluh lima tapi sikapnya lebih kekanakan dibanding anak SMA. Yang berpacaran secara benar saja tidak bisa apalagi kalau harus hidup berumah tangga.

Dengan kata lain, menurut teorinya Darwin, dia adalah manusia purba yang gagal berevolusi menjadi homo sapiens. Evolusi terhambat karena dia menderita penyakit Hormonensus Mbludakensis(produksi hormon yang membludak). Penyakit tersebut membuatnya tidak bisa lagi berpikir menggunakan otak sehingga terpaksa mengalih-fungsikan otaknya ke organ bawah perut. Hal ini menyebabkan proses evolusi yang dia alami melenceng dari yang seharusnya. Dari Pithecantropus Erektus (manusia purba yang bisa ereksi) menjadi Pithecantropus Erektus Libidonus (ManusiaPurba – BisaEreksi - DikendalikanLibido).

Demi mendengar kata-kata ini, kontan saja dia protes. Tapi hal itu tak sedikitpun menyurutkan hinaan saya. Dia adalah tipe manusia yang memang tercipta untuk dihina. Sebab dia sudah tidak mempan dinasehati. Karena itulah, saya hanya bisa berharap satu hal saja. Agar tidak ada wanita yang mau sama dia. Termasuk wanita yang tinggal di Yogya. Anda pasti tahu alasannya : Kasihan si wanitanya.

Ah, entahlah. Rasanya saya jadi ingin segera mengirimnya ke peternakan kuda. Dijadikan pejantan, biar hidupnya lebih berguna. Siapa tahu dalam waktu singkat dia bisa menghasilkan selusin anak kuda bertampang imut dan lucu. Yah, bagaimana tidak lucu..? Lha wong anak kudanya berwajah manusia. Wajah yang mirip dengan dia.


Note : Semoga Bullshit of Love tidak berlanjut ke episode IV.

13 komentar:

  1. weleh..weleh...
    sadis amit ceritanye Gie..
    fyuuuuh....

    BalasHapus
  2. nih manusianya beneran ada..?bukan tokoh khayalan..?
    pas bgt tuh dikirim ke peternakan kuda ato sapi...:D

    BalasHapus
  3. wahh...topik kali ini berat ya gie!
    bullshit of love...yah tinggal liad kapan itu orang kepentoknya....harus terjerembab dulu baru berasa sakit...
    tapi klo kita biarkan bgitu kasian anak perempuan orang.
    dasarrr lelaki...
    tapi togie ga bgitu!

    BalasHapus
  4. cocok julukannya: Pithecantropus Erektus Libidonus (ManusiaPurba – BisaEreksi - DikendalikanLibido). Mantab dah gie

    BalasHapus
  5. Kalau dilihat dari sifat teman daku
    Sebenarnya ini masih kurang sadis ndu

    *kok baru keliatan?

    BalasHapus
  6. Sayangnya, ada bener2 mbak
    Salah satu jomblo hutan bambu (gak tau kenapa, biarpun punya pacar, dia ttp ngotot pgn dianggap jomblo)
    Ah.., andai dia bisa benar2 dikirim ke peternakan kuda
    *Maksudnya disewakan. Tarifnya per bulan

    BalasHapus
  7. Weiiddd.., hati-hati mbak
    Jangan langsung menyimpulkan begitu
    Sebab bisa saja yang diceritakan disini ternyata adalah daku
    Biar pembaca mengira bahwa daku membenci sifat2 seperti itu
    Lalu bersimpati
    Lalu lebih mudah digombali
    Lalu daku senang setengah mati

    Nah, bahaya kan..?

    *Sayang. mbak edria ce yg gak mudah digombali

    BalasHapus
  8. Padahal julukan ini terinspirasi dari kemangkelan yang setengah mati lho mbak
    Bener2 mangkel deh.., muaaall

    BalasHapus
  9. waah, ternyata kamu bisa sadis juga he he he tapi emang keren

    BalasHapus
  10. Apa mbak..? Daku keren..?
    Makasih mbak.., makasih..
    Hahaha..
    Daku gak tau gimana ekspresi zuni demi mendengar hal ini
    Hahaha..
    Dia pasti langsung stress dan depresi
    Haha..

    *Lihat kan zun..? Lihat kan..? Daku keren kan..?

    BalasHapus