Rabu, 27 Agustus 2008

monster jalan sehat


 

Pagi ini, aku berjalan kaki dengan penuh semangat.
Ya, aku sedang mengikuti acara jalan sehat.
Berhadiah alat-alat makan, payung cantik, tas imut, radio, dispenser, televisi, dan sebagai hadiah utamanya

“Motor Supercup.”

Bukan motor model baru sih.
Tapi, aku suka motor klasik :
Vespa, Acepe, CB, Binter Mercy, dan semacamnya.
Disamping itu, ada satu hal lagi yang membuatku lebih bersemangat.
Sebab ternyata, gadis manis dari RT sebelah juga ikut jalan sehat.


Hahaha..!!


Coba anda bayangkan, apalagi yang lebih bikin semangat dibanding berjalan-jalan dengan gadis semanis itu..?

Sayang, saat ini dia berada jauh di belakangku. Tadi, aku melangkah terlalu bersemangat. Terlalu cepat. Bodoh.


Toplak-toplak-toplak


“Kok lari..?”
Tanyaku pada si manis yang tiba-tiba sudah berjalan disampingku

“Ada yang ganggu”
Jawabnya


Kutengok kearah belakang. Disana, kulihat sesosok mahluk langka yang pantasnya dipelihara di Suaka Marga Satwa. Dia berambut semrawut mirip singa, kulit kering bersisik mirip naga, wajah penuh jerawat bagai kadal Afrika. Satu-satunya yang membuatnya rada mirip manusia hanyalah jaket kuning dan celana kucel yang dia kenakan.


Kugeleng-gelengkan kepala.

Jangankan gadis manis, kambing betinapun pasti kabur kalau digoda mahluk macam dia.


“Mendekatlah padaku, jalan disampingku, agar tak ada yang berani mengganggumu”


Ujarku pada si manis itu. Sambil kudekatkan diri pada pemuda entah siapa yang tubuhnya lumayan besar. Agar aku terlihat lebih sangar sehingga si jaket kuning menjadi gentar.


**


Menunggu, adalah satu hal yang amat membosankan. Apalagi bila diselimuti ketidak-pastian. Tapi walau begitu, masih ada cara agar kita bisa menunggu dengan amat menyenangkan. Itulah yang sekarang sedang kulakukan.

  • Duduk santai beralaskan sandal jepit.
  • Kupon undian kulipat dan kuderet-deretkan diatas tanah. Membentuk kuburan.
  • Kusobek dedaunan dan kugunakan layaknya kembang diatas makam
  • Diujungnya, kutaruh foto Che Guevara-sang pahlawan kuba, sebagai nisan.
  • Dilengkapi uang seratus perak yang kutempelkan di dada Che. Hanya sebanyak itulah uang yang kupunya.
  • Selanjutnya kukenakan kacamata berwarna orange, mengenakan jaket hijau lumut, mengacungkan kedua tangan ke udara, tertawa, lalu berteriak : “Sesajen telah disiapkan. Pembacaan mantra siap dilakukan. Demi memenangkan kupon undian”
  • Hahaha..


**


“Mas, kok kuponnya dijadiin kuburan.” Tiba-tiba sebuah suara mengusik pose kerenku.

Ah, iya. Aku hampir lupa. Ada satu hal lagi yang membuatku tidak merasa bosan ; Si manis ternyata sudi untuk duduk disampingku. Mengobrol denganku, mengamati segala kelakuanku.


“Itu foto siapa..? Kalau dilihat dari kucelnya, mirip mas togie deh..?” Tanyanya.

“Foto Che Guevara, pahlawan Kuba. Kekucelan kami, sama-sama menyiratkan kharisma, wibawa, dan jiwa kesatria. Makanya kami mirip”

Kujawab dengan tersenyum bangga. Dia menatapku sambil menggelengkan kepala. Tak berapa lama, dia ikut menyobek dedaunan dan menaruhnya diatas makam yang kubuat.


“Kok ikut-ikutan naruh kembang..?” Tanyaku
“Iya, ketularan anehnya mas togie”
“Hm, kamu meniru kelakuanku karena kamu kagum. Dan rasa kagum itu, lama-lama bisa berubah menjadi rasa cinta. Paling tidak, begitulah kata para pendahulu kita”

Dia tersenyum, aku tertawa


“Mas, kok undiannya gak dapet-dapet..?” Ucapnya setelah hadiah sudah banyak dibagi tapi kuponku tak ada yang tembus sama sekali. Tak satupun.

“Mungkin foto ini harus diganti dengan fotoku agar keberuntungan sudi mendekat kepadaku. Tak ada yang tak ingin berdekatan dengan pria ganteng. Salah satu contohnya adalah, kamu”

Dia tertawa, hatiku berbunga-bunga


“Mas, kalau biarpun fotonya udah diganti tapi undiannya tetep gak keluar juga, gimana..?” Dia terus bertanya sambil melihatku. Matanya bertemu mataku. Kami berpandangan cukup lama. Tak bersuara. Membiarkan mata kami saling berbicara. Membuatku secara tanpa sadar, penuh spontan, berani berkata :

“Berarti foto itu, perlu diganti dengan foto kita berdua”


Kyaaaa…!!
Alangkah kerennyaa…!!!!


**


“Pssttt…!!”
Tiba-tiba terdengar suara bisikan di depanku.

“Siapa pemuda yang selalu cengar-cengir itu..?”
Disusul sebuah suara lagi. Suara sinis.


Tunggu, pemuda cengar-cengir..?
Yang dia maksud pasti aku.


Hampir seluruh peserta jalan sehat mengisi waktunya untuk berdag-dig-dug cemas mengharap nomornya keluar. Hanya aku dan si gadis manis yang setia untuk bercengar-cengir serta tertawa-tawa. Bagiku, bisa cengar-cengir bersama dia lebih berharga dibanding seluruh hadiah yang ditumpuk diatas panggung panitia. Peduli amat dengan undian.


Tapi,
Siapa pula yang menyelidik tentangku..? Apa urusan dia denganku..?


Pelan-pelan, kucari dan kulihat sosok yang tadi berbisik. Sosok yang selanjutnya membuatku terlonjak kaget dan hampir berteriak :


Monster..!!”


Benar.
Si jaket kuning itu.
Dia melihatku dengan bola mata menyala api
Api permusuhan
Api pertempuran


Bagiku, sekarang dia bukan hanya tampak sebagai mahluk langka, tapi sebagai monster perusak. Bagaimana tidak..? Apalagi yang bisa kulihat dari sosoknya selain sebentuk monster..?


Rambut acak-acakan, jerawat berjumlah ratusan, tampang mengenaskan, seolah-olah tak pernah mandi terhitung semenjak dia lahirkan. Bila ditambah dengan ekspresinya yang penuh rasa sinis, iri, dan dengki itu, dia betul-betul telah berhasil merusak ketentraman dan mengganggu keindahan. Mirip monster.


Rasanya, ingin segera kukenakan lagi kacamata orange, jaket hijau lumut, memakai topi pet, berdiri tegap, berjalan congkak, berkacak pinggang tepat didepan mukanya, lalu berkata dengan penuh gaya :


Rapikan rambutmu, amplas mukamu, mandilah dahulu, baru kau boleh dekati gadis manis itu”.


Fyuhh, aku pasti akan merasa puas. Satu kepuasan yang lama tak pernah kurasakan.



10 komentar:

  1. Gak jadi
    Daku kan orangnya cinta damai

    BalasHapus
  2. maksudnya itu dia dipukuli tapi diam aja, ga ngelawan...
    togie kan cinta damai... :p

    kalo berantem kan dr kedua belah pihak
    nahh ini satu pihak aja yg mukuli, jd ga bs disebut berantem


    (hahaha, lucu.. lucu..)
    kalo mau bikin cerpen ato tulisan kirim aja ke Lingkar Pena
    lumayan, iseng2 berhadiah (tp bukan gadis manis loh)

    http://lingkarpena.multiply.com/journal/item/20/Suka_Menulis_Lingkar_Pena_Mencari_Naskah

    BalasHapus
  3. Cek cek cek... Uhuk uhuk uhuk... Ga tau ni msti komentar apaan. Tp aq lg byangin si monster versi komikny ky apa... Xixixi

    BalasHapus
  4. hahaha....lanjnutannya gimana gi?

    BalasHapus
  5. Terus tetep gak dapet dorprize
    Satupun
    Padahal daku beli kupon delapan lembar
    8 x 2.000 = 16.000 perak

    BalasHapus
  6. Pantesnya sih, daku yang dipukuli mbak
    Badan kurus kering gini
    Apalagi, Tarmo masih di Korea.
    Gak ada yang membela

    Btw, daku dah berkali-kali nyoba nulis cerpen
    Tapi bingung
    Gak tau cara bikinnya

    BalasHapus
  7. Harusnya kasih semangat dong mbak..!!

    BRAVOO..!!!

    BalasHapus
  8. Lanjutannya menyenangkan
    Si manis itu minta dibuatkan makalah, buat ditumpuk
    Dan untuk pertama kalinya, dia main kerumah daku

    ^_^

    BalasHapus