Minggu, 17 Desember 2006

Kuliah yang Aneh - VIRGIN DETECTOR



 

Bumi selalu berotasi sehingga siang dan malam datang silih berganti. Bumi pun mengalami revolusi, senantiasa berputar mengelilingi matahari. Bumi kan selalu bergerak dari satu titik, menuju ke titik itu lagi. Sebuah siklus yang tak pernah berhenti hingga nanti, saat kiamat terjadi. Seperti halnya bumi, siklus ini pun terjadi pula pada apa yang akan kita bicarakan nanti, yaitu penilaian kita terhadap “virginitas”


Seperti yang telah diketahui bahwa pada jaman dahulu keperawanan mempunyai arti yang sangat penting. Kehormatan seorang wanita dapat dilihat dari utuh tidaknya mahkota yang harus dia jaga. Jadi tidaklah aneh jika seorang gadis kehilangan keperawanannya sebelum menikah, dia akan dikucilkan dan dianggap rendah.


Bangsa yang pertama kali melanggar nilai ini adalah Amerika dan Eropa (Ameropa). Dengan mengacu pada azas kebebasan hakiki, secara perlahan mereka mulai meremehkan nilai keperawanan. Memang pada mulanya “hubungan” diluar nikah dilakukan secara sembunyi-sembunyi namun lama-kelamaan hal ini dilakukan secara terang-terangan, tanpa perlu merasa malu lagi. Akhirnya seks bebas bisa begitu mudah dilakukan, begitu gampang ditemui. Tak ada lagi tabu, persetan dengan harga diri.


Saat bangsa Asia masih menjunjung tinggi nilai keperawanan, Ameropa sudah tak lagi ambil peduli. Dan berkat kerjasama internasional yang begitu erat, serta infiltrasi kebudayaan yang berlangsung secara terus menerus, akhirnya bangsa Asia pun ikut tertular juga. Sekarang seks bebas sudah jadi hobi yang amat digandrungi oleh masyarakat kita. Tua, muda, miskin, kaya, remaja, mahasiswa, anak SD atau SMA. Mereka sudah tak asing lagi dengan freeseks.


Namun seperti halnya bumi yang selalu berotasi dan berevolusi, Ameropa pun mulai kembali pada tradisi lama. Sekarang nilai virginitas mulai diungkit-ungkit lagi. Perlahan-lahan anak-anak muda disana mulai menghormati arti dari keperawanan. Para wanita mulai belajar untuk menjaga diri. Dan hebatnya hal ini ditularkan pada anak gadis mereka sehingga makin banyaklah wanita yang menjunjung tinggi nilai keperawanan.


Purwokerto, entah bulan apa, entah tanggal berapa. Yang pasti saat itu hari jumat sekitar pukul delapan pagi.


“Nah anak-anak, sebagai calon manager yang baik kalian punya ide apa untuk memanfaatkan situasi seperti ini?”


Para mahasiswa (begitu pula mahasiswinya) tampak bingung. Mereka kuliah di teknik elektro, bukan di jurusan manajemen. Jadi wajar kalau mereka tidak terbiasa untuk mengambil ide dari hal semacam ini.


“Ayo dong, masa kalian tidak tahu sih..? Coba kalian lihat diagram yang bapak gambar di whiteboard ini. Yang di kanan itu Ameropa, dari sana ditarik garis lengkung kekiri yang disebut Asia. Nah, lalu dari sini ditarik garis lengkung kembali ke Ameropa. Yang namanya revolusi berarti dari Ameropa paham virginitas akan melanda Asia lagi, tapi entah kapan. Sebagai mahasiswa elektro sekaligus juga sebagai calon manajer, seharusnya kalian melihat peluang emas yang bisa kita manfaatkan. Peluang apa coba..?”


Mahasiswa pun berpikir keras. Hm, membuat kondom..? Ah, itu kan tidak ada hubungannya dengan virginitas. Operasi..? Sekarang itu sudah ada, bukan hal baru lagi. Lalu, yang dimaksud bapak dosen sih apa ya..?


“Ah, kalian ini bagaimana..? Masa tidak bisa..? Baiklah akan bapak beritahukan. Sebagai mahasiswa elektro seharusnya kalian berpikir untuk membuat alat. Alat apa..? Ya alat yang ada hubungannya dengan keperawanan. Yang bisa dipastikan akan laku keras di pasaran. Ya.., kita bisa membuat alat pendeteksi keperawanan. “VIRGIN DETECTOR..!!”


GUBRAK…!! Benar juga ya…?


“Nah, cara kerja alat ini bisa bervariasi, tergantung pada kreativitas kita. Misalkan di bandara, kan ada tuh scanner yang bisa digunakan untuk mendeteksi senjata tajam, senjata api, narkoba, atau benda berbahaya lainnya. Alat ini bisa kita desain seperti itu. Misalkan ada wanita yang lewat tapi alat ini tidak bereaksi apa-apa, maka sebaiknya kita juga diam saja. Tapi kalau alat ini berbunyi tulit.. tulit.. tulit…” maka kita harus curiga. Jangan-jangan sudah tidak virgin lagi nih…, Ha.. ha.. ha..!!!


“Alat ini juga bisa kita desain menyerupai kacamata. Kalau scanner di bandara kan gede, tidak praktis, tidak bisa dijual secara massal, tidak bagus untuk bisnis. Nanti sistem kerjanya kita gunakan metode pelacak aura. Kita teliti aura wanita yang masih virgin itu seperti apa, yang tidak virgin itu seperti apa. Kemudian kita aplikasikan ke alat ini, kita patenkan, dan kita jual ke Ameropa, pasti laku keras.”


“Kalau fenomena virginitas sudah kembali merambah Asia, alat ini kita jual juga kesana. Memang, nantinya pasti banyak perusahaan yang berusaha untuk meniru dan membuat alat yang lebih baik dan lebih canggih, tapi jangan kuatir alat ini kan sudah kita patenkan. Jadi sebagus apapun alat buatan mereka, kita masih bisa mendapat uang lisensinya. Gimana..? Hebat kan..?”


“Begitulah nak, sebagai mahasiswa kalian harus pandai menangkap peluang. Apalagi tujuan kalian kuliah disini kan agar bisa menjadi manajer, bukan bawahan. Manajer itu harus jeli, harus kreatif, harus berani, jangan cuma ingin terima jadi. Yang bapak berikan ini cuma satu contoh kecil lho, peluang yang akan kalian hadapi nanti pasti lebih banyak lagi. Itu yang harus kalian manfaatkan dengan baik saat lulus nanti.”


Kuliah pun berlanjut, sebagian mahasiswa bingung, sebagian lagi mengerti.




togie de lonelie



28 komentar:

  1. mas jangan keperawanan aja dong, keperjakaan bagaimana? he he yang fair gitu

    BalasHapus
  2. setuju... ^_^
    biar sama2 menjaga...

    BalasHapus
  3. kalau keperjakan sih bisa mbak, tapi nanti pemasarannya bagaimana...? mungkin akan sulit dipasarkan. Peminatnya kalah banyak dengan virgin detector
    Tapi yaa, bertahap dulu lah...

    BalasHapus
  4. OK ndu.., kalau gitu dikau yang bikin software nya
    Daku yang ngurusin hardware
    Itung2 mengaplikasikan kuliah Rekayasa Perangkat Lunak ndu..
    gimana..?

    BalasHapus
  5. Ikut garuk-garuk kepala
    Sambil geleng-geleng juga

    BalasHapus
  6. togie mah ada-ada saja,
    seneng juga ya punya dosen yang kocak.

    BalasHapus
  7. RPL ? udah lupa gie...
    aku kan dah mau wisuda, ngapain mengingat-ingat RPL ? ;))
    he..he...he...
    masa lalu itu untuk di lupakan. Loh ???

    BalasHapus
  8. udah ketularan togie nih, suka garuk2 kepala

    BalasHapus
  9. Bukan hanya kocak mbak.., tapi cerdas, hebat, dan bersemangat
    Beliau selalu berusaha untuk memberikan contoh2 kasus, agar mahasiswanya paham
    yaah, biarpun contoh yang diberikan terkadang aneh dan tidak masuk akal
    tapi, beliau tetap hebat

    BalasHapus
  10. Justru itu ndu, mari kita membuat karya nyata
    mengembangkan inovasi baru dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
    melakukan sebuah lompatan besar yang dapat mengharumkan nusa, bangsa dan negara
    Mari kita gapai masa depan yang lebih baik.., to d better future

    #togie lg keren dalam berpidato

    BalasHapus
  11. Kalau garuk-garuk kepala dengan penuh sopan santun kan gpp ndu
    malah baik dan patut ditiru

    BalasHapus
  12. asal ngga ketombean saja, ntar bahaya'kan kalo nular

    BalasHapus
  13. itulah masalahnya mbak. cara nge-test kita ketombean atau enggak sih gimana..? kalo didepan kaca g keliatan
    btw.., daku baru tahu kalo ketombe bisa nular. depkes kurang memberi informasi pada masyarakat nih.. ketombe kan berbahaya

    BalasHapus
  14. berarti, juga harus ada KETOMBE DETECTOR...

    BalasHapus
  15. ya, namanya juga mahasiswa teknik mbak, jadi harus kreatif. jangan hanya terpaku pada satu hal. agar bisa menemukan berbagai teknologi baru yang mutakhir. hihi, sebenernya saat itu daku juga kaget ding

    BalasHapus
  16. yang ini udah ada ndu, daku pernah liat di iklan shampo di tv. kalau virgin detector kan belum ada. coba deh cari pake om google. gak bakal nemu ndu. blueprint nya aj belum ada yg punya

    BalasHapus
  17. tulll....saya juga mhs teknik kok mas :D
    jur sipil tapi lagi menyisiri jalanan spatial science/planologie ^_^

    BalasHapus
  18. Anu, sipil univ mana..?
    Kalau sipil juga disuruh mencari/menemukan teknologi baru g..?
    kalau disini kok nggak ya.., biasanya cm ada praktikum

    BalasHapus
  19. aku ikut garuk2 kepala boleh ga sambil cengar-cengir....

    BalasHapus
  20. Kan pake kerudung rum, susah
    kalo cengar-cengir sih kayaknya masih bisa

    BalasHapus
  21. teknologi konstruksi beton dan baja anti gempa, bisa juga menemukan teknologi struktur melalui material bangunan :D

    BalasHapus
  22. ooo.. jadi sumber keanehan togie tu dosen ini ya.... heheheh...

    btw, masalahnya bukan virginitas gie. Sekarang operasi virginitas mah gampang. Yg penting adalah: gimana perempuan menjaga diri dan harga dirinya. Ya gak? ya gak?

    BalasHapus
  23. Sepertinya bukan gara-gara beliau mbak.., soalnya mahasiswa yang lain toh masih bersikap biasa-biasa saja. tidak terpengaruh.

    Yup, setuju mbak. Tapi ya itu masalahnya. Kalau perempuannya sendiri menomorduakan virginitas, lalu bagaimana dia mau menjaga. Lalu kalau pria nya juga tak lagi ambil peduli, ya mo gimana lagi.

    BalasHapus
  24. beli nya dmana yah?

    klo da inpo tlg kbrin ke goodzillaus@yahoo.com

    thx

    BalasHapus
  25. kwak..?
    Alatnya belum ada yang bisa bikin. Baru sekedar teori

    BalasHapus