Lemahjaya, Januari 2007
Kota air, itulah julukan untuk Penecia. Kota indah yang mengapung di atas permukaan air, satu-satunya di bumi ini. Karena itulah banyak turis dari negara lain yang datang berkunjung untuk mengagumi keindahan kota, keunikan budayanya, maupun kenyamanan suasananya.
Kota air, sebagian orang berpendapat bahwa kota ini begitu ajaib, layaknya mukjizat saja. Begitu pula dengan kecerdasan dan keramahan orang-orangnya. Seperti telah diketahui bahwa kota ini berdiri diatas air, menggenangi ratusan perumahan, toko roti, supermarket, rumah sakit maupun kompleks pelacuran.
Kota air, dibuat dengan cara mengaspal lahan-lahan kosong, menebang seluruh pohon dan menimbuni sungai dengan sampah. Para cendekiawan telah merancang sebuah skenario agar saat hujan deras tiba, air bah akan menggenangi seluruh kota. Ya, cara yang cukup sederhana namun efektif dan ekonomis.
Kota air, adalah kota dimana penduduknya beramai-ramai menenggelamkan mobil, motor, televisi dan barang berharga lainnya. Mereka melakukannya dengan penuh tawa dan sukacita. Para penduduk sibuk menenggelamkan barang masing-masing tanpa mempedulikan orang di sebelahnya. Bahkan sering terjadi seseorang berteriak meminta tolong pada penduduk lainnya untuk menenggelamkan brankas baja berisi uang milyaran rupiah.
Yang paling mengesankan adalah saat seluruh harta sudah musnah, secara serentak mereka saling berpelukan, bernyanyi dan berpesta pora. Merayakan keberhasilannya dalam menenggelamkan kota, agar tercipta sebuah kota baru, kota air.
Sekarang bisa kita lihat betapa seisi kota terselimuti perasaan bahagia. Tak ada perbedaan kelas sosial, derajat, pangkat maupun harta. Para penduduk makan dari piring yang sama, minum dengan gelas yang sama, dan tidur di tenda yang sama. Anak-anak pun dengan khusyuk belajar beratapkan angkasa raya. Bahkan di waktu malam mereka secara serentak mematikan jaringan listrik agar suasana gelap gulita. Sebagai pengingat bahwa kegelapan akan mengajari kita tentang betapa berartinya cahaya.
Kota air, mari kita berkunjung ke kota air. Mari menikmati hari di kota air. Mari belajar dari para penduduk kota air. Belajar tentang senyum mereka, tawa mereka, canda mereka, kebahagiaan mereka, semoga pun terasa oleh kita.
Note :
Penecia --> bukan Venecia
Penecia --> bukan pula Jakarta
tak kirain kamu lagi nyindir kota Jakarta gie
BalasHapus
BalasHapuskita hidup mulanya juga dari setetes air
makanya ga salah kalo kita menenggelamkan semua juga ke air
back to basic
(^__^)
trus kota airnya maksudne apa?
BalasHapusYa.., pura-puranya bukan kota jakarta ndah
BalasHapusKan cuma pura-pura saja
Yup.., setuju
BalasHapusbang, pernah kepikiran buat nenggelamin vespa..?
daku gak pernah
karena itulah, daku salut pada warga kota air
+ Kota yang ditenggelamkan kedalam air
BalasHapus- Lha, kok mirip jakarta..?
+ Memang mirip. Tapi anggap saja bukan jakarta lah. Kalau cuma anggapan kan tidak apa-apa
kota yang aneh
BalasHapusseaneh yang bikin tulisan
:P
Tuh.., kan..?
BalasHapusKatanya damai..
Padahal jakarta kan lebih aneh lagi
wew,, peace plzzzzzzzz
BalasHapusSebenarnya daku juga menginginkan damai mas
BalasHapusTapi...
Peace lah
wew, relak's bro. it's a girl nature,,,,... sometimes, what she's said different what's feelin' inside,,,... wew, bukan goseep loch
BalasHapusudah jgn bertengkar terus
BalasHapus????????????????????
BalasHapusini lagi...
mau jadi sekutunya togieeee???
wew,,,, 'aliance's,,,,why not??,,, relax's girl,, better for sorry hard fallin',,,,,,wew,, gosip abeeeeeeeeeeez,, he3x
BalasHapuscakep tulisannya :)
BalasHapusmari, mari,... jangan malu-malu,
mari datang ke kota air!
ehm, lokasinya dimana sih? jadi pingin motlet, mancing, makan ikan bakar, kepiting rebus, hmmm... yummy :)
Rie-
Gubrak...!!!!!!!!!!!!!!!!!!
BalasHapusBukan bertengkar pin..
BalasHapusCuma bertukar pendapat
tapi yg satu ngototnya minta ampun
:P
Tuh, kan. Apa daku bilang
BalasHapusdaku cuma mundur untuk memperkuat bala bantuan
bukan kalah ndu
Yup..., why not..?
BalasHapus*Bangga
Di kawasan asia tenggara mbak
BalasHapusIbukota dari negeri yang subur, makmur, gemah ripah loh jinawi toto tentrem karto raharjo. Biarpun banyak pula hutangnyo.