Malam ini, kami kembali berkumpul
Dengan raut muka kusut, rambut semrawut, kantong tak berisi
Mata kami tertuju pada setumpuk roti bungkus, cemilan, minuman ringan, dan berbagai hidangan lain yang semuanya dijual, tak mampu kami beli
Sedang rokok yang kami hisap didapat dari bapak-bapak yang kebetulan duduk didekat kami
Itupun dikasih setelah beliau kami tatap dengan sinar mata penuh hasrat yang tak bisa digoyahkan oleh artis cantik di layar televisi sekalipun
Malam ini, anggota klub jomblo sudah jauh berkurang
Akibat ketidak-matangan kami dalam membuat prinsip
Sejak pertama
Kami ingin bisa tegar menghadapi kemelaratan, ketakutan, kelaparan, serta penolakan para wanita.
Bisa tersenyum menghadapi hidup
Merubah keluh kesah menjadi harap dan doa
Merubah tangis menjadi tawa
Dengan cara yang benar dan tak bertentangan dengan ajaran agama
Tanpa alkohol, cimeng, gadis murahan yang bisa didapat tanpa harus keluar duit (cukup dengan kata-kata gombal semata), atau yang sejenisnya
Kami telah melakukan berbagai hal untuk mewujudkan keinginan itu
Saat nasi di rumah habis sedangkan kami tak punya uang untuk membeli makanan, kami mengadakan acara bakar singkong
Untuk membina diri bahwa hanya Allah yang boleh ditakuti, kami nekat melakukan uji nyali ke pohon keramat, kuburan angker, maupun tempat-tempat wingit
Agar tidak grogi menghadapi lawan jenis, kami selalu ber "say hello" kepada tiap gadis manis - walau selalu diacuhkan
Dan untuk membuktikan sampai dimana batas ketahanan tubuh dan mental kami pernah nekat membabat kebun yang penuh pohon liar dan semak belukar agar bisa ditanami - TANPA DIBAYAR
Akhirnya, kami berhasil merubah penderitaan menjadi hal yang patut dinikmati
Sebab kami menganggap, penderitaan adalah layaknya baju yang selalu melekat di tubuh kami
Harus ada dan tak bisa dihilangkan
Hanya bisa diterima, dijalani, atau disyukuri
Kempesnya kantong celana tak lagi membuat kami sedih
Tiadanya pekerjaan tak membuat putus asa
Menjauhnya kaum hawa tak perlu lagi dipikirkan
Alkohol tak pernah menjadi ajang pelarian
Tiap berkumpul, selalu ada yang mengutarakan cita-citanya
Keinginan yang ingin dicapai, harapan terhadap hari esok, dan usaha untuk meraihnya
Itulah yang menyebabkan hubungan diantara kami menjadi begitu erat
Apalagi saat itu masih ada Tarmo yang menjadi ikon pemersatu
Sayang, ada satu hal yang kami lewatkan
Yang beberapa diantara kami tidak siap menghadapinya
Yaitu - KEBERHASILAN DAN KELIMPAHAN RIZKI
Ya, walaupun kami bisa bertahan saat dicobai dengan berbagai kesulitan
Namun belum tentu terjadi hal yang sama bila dihadapkan pada kesenangan dunia
Seiring berjalannya waktu, satu persatu,
Beberapa diantara kami berhasil memperoleh pendapatan tetap
Punya gaji berlebih
Satu persatu pula, mereka menggunakan uang yang didapat untuk menikmati berbagai kesenangan
Buang-buang pulsa, mendekati banyak gadis sekaligus, bahkan mabuk-mabukan dengan sebegitu seringnya
Bila uangnya habis, mereka kembali bergabung bersama kami agar bisa mendapat rokok, makanan, dan minuman gratis lalu saat sudah punya uang mereka pergi lagi
Bahkan, adapula yang karena sebegitu terikatnya pada pola hidup hedonis - terutama alkohol, jadi nekat menipu dan mencuri
Sungguh, mereka seolah lupa
Betapa dulu, mereka pernah menghabiskan waktu untuk membakar singkong karena tak punya uang untuk beli makanan
Uji nyali ketempat keramat agar hanya Allah semata yang boleh ditakuti
Membabat kebun angker penuh hantu dan semak berduri demi meneguhkan hati
Terkapar kelelahan dengan peluh kosong sambil berbagi cerita tentang harapan dan cita-cita bila sukses kelak
Melakukan apa yang boleh dan menjauhi yang tidak
MEREKA MELUPAKAN SEMUA ITU
Kini, hanya kami lah yang tersisa
Tetap dengan berbagai atribut kegagalan yang melekat pada kami
Kekurangan uang, pulsa selalu limit, jauh pula dari wanita
Tapi, dengan segala kondisi hina ini, kami justru bersyukur
Sebab mungkin saja, kami dibuat menderita karena Allah masih menyayangi kami
Dia tahu bahwa kami tidak siap dengan kesuksesan mendadak
Tidak ingin kami bernasib seperti mereka, yang telah mengawurkan diri mendahului kami
Reuni para jomblo
Usai tarawih
klo dah ngerasain susah harusnya inget klo dah sukses biar ga salah jalan ya :)
BalasHapuswah kata2nya semakin matang aja bro
BalasHapussemakin perih menggambarkan kehidupan kaum marjinal
i feel dat way too even in d different perspective
keep writing yo
tapi kalo bisa dikit2 biat nggigit dan legit
kan yang sedikit selalu bikin penasaran hahaha
Siapkan diri untuk jd orang sukses!!! Berjuang!!!
BalasHapusYah, begitulah
BalasHapusIya, ini sedang dicoba bang
BalasHapusTapi, ya, masih banyak kekurangannya
*Ajarin dong..
Siapkan diri juga untuk gagal
BalasHapus*Bersiap untuk keduanya