Kamis, 25 September 2008

Pacar, Salah sambung, dan hari yang aneh

 

 

"Gie, aku pingin konsultasi tentang pacar"

 

Siang hari. Seseorang yang sedang menyembunyikan identitasnya, tiba-tiba ingin berkonsultasi.

 

"Ah, ngapurane ya mbak. Daku ini belum punya pacar. Artinya, njenengan berkonsultasi pada orang yang salah. Yang tidak berkompeten dalam bidangnya"

"Anggap saja kamu udah punya pacar Gie. Bisa kan..?"

"Akan daku coba"

"Mm, gini, andai ce' kamu jalan sama sahabat kamu yang paling deket, perasaanmu gimana..?"

"Wah, gak tau lho. Daku kan belum pernah pacaran. Gak mudeng"

"Anu, mas togie. Pliisss deh..!! Ini kan perandaian. Cuma diandai-andai saja. Gak perlu punya pacar beneran."

"Iya juga sih, tapi andainya jangan yang susah-susah dong"

"Duh, pokoknya jawab aja ya mas. Aku butuh solusi nih"

"Okeh..!! Kalau begitu, menurutku, gak papa kalau mereka jalan berdua"

"Lho, kenapa..?"

"Sebab sohibku kan ce', pacarku juga ce'. Buat apa ribet-ribet ngurusin ce' yg lagi jalan sama ce'..? Seperti orang kurang kerjaan saja"

 

 

GUBRAK..!!

 

 

"Maas, maaf..!! Maksudku itu, gimana kalo sohibnya mas togie yang co tiba-tiba kok jalan sama ce' nya mas..? Gitu lho..!!"

"Oo, ya gak papa. Biarin aja"

"Hah..? Kok bisa..?"

"Lha iya..!! Semua temen co' ku itu, gak ada yang lebih ganteng dari daku. Gak lebih pintar, lebih kaya, lebih menarik, lebih berkharisma, dan lebih-lebih yang semacamnya. Singkat kata, bila dibandingkan denganku, mereka itu gak ada apa-apanya. Dan menurutku, ce' macam apapun sudah pasti memilih daku dibanding mereka. Jadi, jangan dipermasalahkan lah"

 

 

Uhuk..!! Uhuk..!!

 

 

"Mas, kayaknya aku berkonsultasi kepada orang yang salah deh.."

"Tentu saja. Tadi kan sudah daku peringatkan"

 

 

 

*****

 

Telepon dinihari, menjelang sahur.

Ada nomor baru lagi yang masuk. Entah nomor mana, tapi sepertinya daku kenal nomor ini.

Daku punya banyak pulsa, jadi nomor itu langsung daku telpon saja

 

*****

 

 

Percakapan...

 

"Halo, mbak. blablablablabla.."

"Oh iya, blablablablabla..."

"Oo, blablablablabla.."

"Hm, blablabla juga deh"

"Anu, mbak sih orang mana..?"

"Ciamis"

 

 

Oo..

Eh. tapi..!!

Jangan-jangan..!!

 

 

Ah, daku ingat. Salah sambung itu.

Ya, tak salah lagi.

 

 

*****

 

 

Sejenak menuju masalalu.

Limaorang sedang terkapar ditengah ladang. Kelelahan, kepanasan, kelaparan, juga kehausan. Seorang mahasiswa teknik elektro yang selalu menghasut teman-temannya agar senantiasa hidup menjomblo telah mengajak mereka membuka lahan angker yang sudah belasan tahun tak ditanami. Tak ada yang berani.

 

Lahan itu dipenuhi oleh semak belukar setinggi tubuh manusia, bahkan lebih tinggi lagi. Dijejali oleh pohon-pohon liar yang tak ada habisnya walau telah ditebang berhari-hari. Belum lagi, saat waktu sudah beranjak sore, banyak sosok-sosok aneh yang berlalu-lalang dengan amat mencurigakan.

 

Sosok-sosok itu bertubuh mirip manusia, tetapi juga tidak seperti manusia pada umumnya. Ada yang bertubuh sebesar rumah, kulit sehitam jelaga, rambut berumbai mirip janggut singa, bahkan ada pula perempuan berambut panjang yang hobinya terbang dari satu pohon ke pohon lainnya. Dengan kaki mengambang satu meter diatas tanah.

 

Tapi Alhamdulillah, para jomblo sudi melakukan semua pekerjaan itu tanpa dibayar. Mereka hanya diiming-imingi beberapa batang rokok kretek dan air nira yang itupun, terkadang dibeli secara patungan.

 

*****

 

 

"Jit, makanannya mana..? Lapar nih"

Tanyaku pada Ujit. Jomblo belasan tahun yang tak pernah lulus SMP.

 

"Itu kan tanggung-jawabnya si Alip mas. Dia belum balik. Coba ditelepon gih..!! Nih nomornya"

 

Tut.. tut.. tuutt..

 

"Lip, cepet kesini"

"Maaf, ini siapa ya..?"

 

Hah..!!

 

"Jit, kok suara ce'..?"

"Adiknya kali mas" Jawab Ujit

"Anu, mbak, Alipnya ada..?"

"Alip siapa ya..?"

 

Saat itulah, manusia bernama Ujit dengan segala keteledorannya baru memberitahu bahwa dia salah memberikan nomor telepon.

 

"Mas, tadi beneran ce..? Suaranya bagus gak..?" Tanya Ujit setelah telepon dimatikan.

"Bagus sih. Suaranya halus, lembut. Tutur katanya terstruktur, berirama, dan tertata rapi"

"Apa iya sih..? Biasanya, kalo suara kaya gitu, orangnya cakep deh mas. Coba di sms gih"

 

Dengan tololnya daku menuruti perintah itu. Dan dengan tololnya pula, lama baru daku sadari bahwa dengan mengirim smspun, daku tetap takkan tahu dia manis atau tidak. Dasar..!! Usul sialan. Ujit sialan. Alip sialan.

 

*****

 

 

 

"Jit, sekarang kamu pergi. Panjat pohon kelapa di ujung sana. Petik kelapa muda sebanyak-banyaknya, buat diminum"

"Lho, kok gitu..?"

"Jangan membantah. Cepat pergi..!!"

"Ta.., tapi.."

"CEPAAATTT...!!!"

 

Tak lama setelah itu, si Alip datang. Seperti biasa, begitu turun dari sepeda motor dia langsung menari pogo mengikuti irama musik Ska. Orang ini memang selalu menari. Bahkan sewaktu berantem dengan ibunya gara-gara tak mau disuruh nyuci baju, berantemnya pun sambil menari.

Lihatlah, sekarang dia berjalan kearahku sambil menari dan bernyanyi-nyanyi, gak tau nyanyi apa.

 

"Stop, jangan duduk dulu. Kamu, langsung tebang ratusan pohon angsana di sebelah sana"

"Hah..? Aku masih capek mas. Lagian, disitu masih tertutup rapat oleh semak-ilalang. Banyak durinya pula"

"Daku gak peduli. Bakar semua ilalang itu, lalu tebang."

"Mas.."

"Daku bilang, tebang sekarang jugaaa...!!!"

 

*****

 

 

Kembali ke masakini. Hari ke 26 di bulan ramadhan

Ternyata saat ini, daku sedang berbicara dengan pemilik nomor yang dulu disalah-sambungi itu

 

*****

 

"Mbak, bener kamu blablablabla..?"

"Iya, blablablabla. Memangnya kenapa..?"

"Bo'ong..!!"

"Blabablabla"

"Bo'ong"

"Blablablabla"

"Bo'ong"

 

Tuut.. Tuut.. Tuut..

 

*****

 

 

Lho, kok dimatiin..?

 

Tuh, kan..? Kenapa daku bicara dengan logat sekasar tadi..?

Sebenarnya, tak apa kalau daku bicara sekasar itu kepada para jomblo. Sebab mereka, dengan segala ke-erorrannya, memang harus sering-sering diomeli. Biar nurut.

Tapi, ini kan wanita..? Kaum hawa..? Kaum yang penuh dengan kelemah-lembutan..?

Lagipula, diamati dari suara lembutnya, kurasa tebakan Ujit benar. Bahwa dia memang manis. Betul-betul manis.

 

Sial..!! Dalam kasus ini, Ujit dan Alip yang salah. Mereka sering error. Mereka membuatku jadi sering mengomel. Merekalah penyebab kenapa ce’ itu takut atau marah sehingga teleponku tadi dimatikan. Menafikkan fakta bahwa jika dilihat dari sisi lain, daku adalah manusia penuh rasa kasih-sayang.

 

Benar. Tunggu saja. Akan kubuat mereka merasakan pedihnya siksa dan pahit derita. Bukan hanya kusuruh bekerja bakti di mushalla. Kalau perlu, akan kuperintahkan mereka manjat pohon kelapa di puncak Gunung Slamet sana. Biar tahu rasa.

 

 

26 September 2008

Menunggu imsak

5 komentar:

  1. cerita lucu, menarik n' merobek kantong pulsamu he he he...^_________^

    BalasHapus
  2. hehe, pernah baca buku DO blm gie..?

    bagus, lucu banged... aku kalo baca mpe jungkir balik ketawanya..
    sp tahu bs jadi referensi buat km ciptain karya bagus, trus dibukukan...

    heuheuheu

    BalasHapus
  3. Gak begitu juga sih
    Coz pas tlpn yg sesama esia, gratis & gak kena pulsa
    Telpon sesama simpati, pake TM

    BalasHapus