Minggu, 30 Juli 2006

Belajar Berdagang




Sebenarnya kali ini saya ingin menulis sesuatu yang ada kandungan
ilmiahnya, walau cuma sedikit. Namun setelah saya pikirkan lagi,
akhirnya saya urungkan kembali keinginan tersebut. Sekarang adalah
musim liburan, dan sangatlah tidak tepat jika liburan ini masih juga
diisi dengan memikirkan hal-hal yang serius. Ujian akhir semester yang
berat baru saja berlalu, dengan meninggalkan sedikit trauma. Laporan
praktikum yang tebal itupun baru dua minggu yang lalu rampung
dikerjakan. Kalau ingin bersantai maka sekaranglah saatnya. Dan kalau
ingin kembali serius, maka tunggulah sebentar lagi. Sampai "Sindrom
Pasca Ujian" ini hilang.





OK, kalau begitu apa yang harus saya tulis..? Toh tidak ada gunanya memposting sesuatu yang tidak penting.





WEIDD, tunggu dulu. Siapa
bilang bahwa postingan yg tidak serius itu tidak ada gunanya. Siapa
tahu dengan tulisan apa adanya ini, nanti saya bisa menemukan sesuatu
yang berarti. Teori gravitasi newton
saja terinspirasi oleh jatuhnya sebuah apel kok? Padahal, apa sih
pentingnya memikirkan apel yang jatuh ke tanah...? Kecuali kalau apel
itu mengandung energi nuklir yang bisa menyebabkan musnahnya suatu
bangsa, itu baru bisa disebut penting. Idealnya begitu kan..? Tapi
lihatlah kenyataannya, dari sesuatu yang remeh itulah teori gravitasi
bisa muncul.





Hmm, mari kita lanjutkan. Sebenarnya sudah lama saya ingin membuat
tulisan tentang dunia dagang. Ya, bukan karena hampir seluruh keturunan
eyang buyut saya tidak ada yang sukses jika terjun ke dunia dagang.
Bukan pula karna hampir semua aktifitas di dunia ini bisa berjalan
normal karna adanya perdagangan. Namun keinginan itu lebih disebabkan
karna Tarmo adalah seorang pedagang. Ya, dia adalah seorang salesman
tidak serius yang entah kenapa berhasil menjaring begitu banyak
pelanggan tetap. Jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan rekan
kerjanya yang mempunyai keseriusan beberapa kali lipat. Dulu dia pernah
membagi ilmunya kepada saya, dan untungnya masih saya ingat sampai
sekarang. Baiklah, jadi saya simpulkan untuk mengangkat tema ini.





Tarmo berkata bahwa dalam berdagang itu kita harus kreatif dan
inovatif. Berdagang itu layaknya bermain catur. Kita harus memikirkan
langkah-langkah sebelum, saat, dan sesudah kita terjun ke dunia dagang.
Tanpa itu semua, kita takkan berhasil dibidang ini. Akan tetapi aturan
ini tidak berlaku bagi Tarmo. Dia mempunyai cara tersendiri.





Tarmo Secret #1





Saat biji catur sudah tersusun rapi, kita harus berpikir tantang
langkah pertama yang harus kita lakukan. Dalam dunia dagang, kitapun
harus memilih tentang di zona mana kita harus terjun, tentang barang
apa yang akan kita perjual-belikan. Bahkan kalau perlu, kitapun harus
menguasai berbagai macam teori rumit yang bila ditulis dapat
menghabiskan ratusan halaman. Namun itu hanya berlaku bagi mereka yang
memang bersungguh-sungguh ingin total mengabdikan dirinya untuk
berdagang. Bagi Tarmo hal tersebut tidaklah penting. Dia berkata bahwa
sebagai remaja yang baru setahun lulus dari SMA, dia dikekang oleh
berbagai keterbatasan. Dia tidak memiliki kebebasan untuk memilih.
Karna itulah dia hanya mampu untuk menjual barang-barang yang saat itu
bisa dia beli dan kemudian bisa dia jual kembali. Nah, karna
keterbatasan itulah maka dia membuat semacam panduan praktis yang
sangat aplikatif, bisa dilakukan oleh siapapun yang mempunyai
keterbatasan yang sama :





A. Barang yang pantas untuk dijual



1. Dibutuhkan oleh konsumen.



Artinya jangan menjual barang yang tidak mungkin dibeli, misalnya saja
menjual cairan penguning gigi atau parfum aroma jengkol. Selain sama
sekali tidak berguna, hal tersebut hanya akan menghabiskan tenaga dan
modal kita dengan sia-sia.





2. Barang tersebut unik, hanya kita yang punya.



Dia biasa menjual peralatan, hiasan, atau kaos yang lucu-lucu. Saya
tidak tahu barang tersebut dia dapatkan darimana, namun di kota ini
tidak ada tempat lain yang menjual barang seperti yang dia punya.
Mungkin dia mempunyai seorang kenalan yang berprofesi sebagai seniman,
kolektor atau entah apa namanya.


Sebenarnya tidak harus barang yang kita perjual belikan. Makanan atau
jasa juga boleh, asal sifatnya unik. Misalnya saja, pepes ikan
amburadul ala togie, atau potongan rambut model hati ala Tarmo. Dalam
skala besar, hal ini sama dengan kaos "dagadu" nya Yogyakarta, "Joger"
Bali, atau ukiran kayu Jepara.





3. Barang tersebut mudah didapat dan mudah pula untuk dijual



Ciri khas jual beli barang ini adalah perputaran uangnya yang cepat dan
laba yang sedikit (bila dilakukan dalam skala kecil). Namun dalam skala
besar, keuntungan yang didapatkan cukup menggiurkan.





4. Kalau perlu, terimalah pesanan barang apa saja. Asal halal.



Apa yang anda pesan, itu pula yang anda dapat. Itulah prinsip Tarmo.
Dengan sistem ini, maka besarnya kecilnya harga mutlak ada ditangan
kita (penjual). Saya pernah memesan jam weker yang ditengahnya ada
relief jempol kaki, dan itupun hampir bisa dia penuhi.





B. Barang yang tidak boleh dijual



1. Narkotika, minuman keras, dan barang haram lainnya.



Carilah rejeki dari sumber yang halal. Itu harus.





2. Jangan berkonsentrasi pada barang yang masa pakainya lama.



Kalau hanya sebagai sumber income sekunder sih boleh-boleh saja, tapi
jangan dijadikan sebagai prioritas utama. Kecuali kalau perputaran
uangnya bisa berjalan dengan cepat.





3. Jangan jual barang rusak
.


Kepercayaan sangatlah penting di dunia perdagangan. Juallah barang yang
memang berkualitas bagus. Kalaupun ada masalah di barang tersebut,
beritahukanlah kepada pembeli agar mereka tidak komplain nantinya.
Namun kalau ada pembeli yang memang bermaksud untuk memesan barang
rusak, sebaiknya dipenuhi saja. Kalau perlu, barang yang rusak itu kita
buat lebih rusak lagi. Siapa tahu semakin rusak barang tersebut,
pembeli semakin senang.





Tarmo Secret #2





A. Sikap kita sebagai penjual






1. Murah senyum



Usahakan agar selalu tersenyum. Kadangkala ada pembeli yang merasa
rikuh terhadap kita. Senyum bisa mencairkan suasana. Memberi
kehangatan pada komunikasi yang kita lakukan. Apalagi, kita akan
terlihat lebih manis saat sedang tersenyum. Ha.. ha..





2. Terima Konsultasi



Kalau ada pembeli yang ingin berkonsultasi maka layanilah. Namun kalau
keadaan tidak memungkinkan, katakanlah bahwa anda akan melayaninya di
lain waktu.





3. Terima Komplain



Walau merepotkan, namun hal ini cukup penting. Kita bisa mengoreksi
kekurangan yang kita miliki agar di masa mendatang kita bisa berbuat
dengan lebih baik.





4. Ajak bicara, jalin komunikasi



Ajak bicaralah para pembeli. Jalinlah tali silaturahmi. Ingat, mempererat tali silaturahmi dapat memperlancar rejeki.





B. Sikap yang harus dihindari



1. Jangan bersaing dengan cara menurunkan harga secara besar-besaran



kalau penjual yang lain juga melakukan hal yang sama, maka situasi akan
labil. Alih-alih menjaring pembeli, laba malah akan menurun drastis.
Dan kalaupun nanti keadaan kembali normal, kita akan dimusuhi.





2. Jangan menjelek-jelekkan saingan



Memuji diri sendiri itu boleh (kadang-kadang malah wajib), asal jangan
menjelek-jelekkan saingan kita. Tariklah simpati pembeli. Jangan
terlalu sering menceritakan kekurangan penjual yang lain, karna siapa
tahu kita pun mempunyai kekurangan yang sama.





3. Jangan menggoda pembeli



Janganlah sekali-kali menggoda pembeli, secantik atau setampan apapun
dia. Memuji boleh, asal jangan berlebihan. Tarmo pernah beberapa kali
hampir dijodohkan dengan putri langganannya gara-gara hal ini, dan itu
sempat membuat dia kalang kabut.





Tarmo Secret #3





Dalam berdagang, kita harus mempunyai banyak koneksi, banyak relasi.
Tanpa itu, kita akan mengalami kesulitan. Bagaimana ciri-ciri orang
yang patut kita jadikan teman bisnis..? Itu tergantung situasi dan
kondisi yang berlaku saat itu. Yang penting bisa saling membantu dan
berbagi informasi. Namun kita harus bersikap hati-hati terhadap
orang-orang yang kurang bisa dipercaya, atau yang diragukan
kejujurannya.


Sebagai tambahan, teman yang baik belum tentu bisa menjadi partner bisnis yang baik pula. Ingat itu baik-baik.





Tarmo Secret#4





Dri 10 pintu rizki, sembilan diantaranya ada di dunia dagang. Namun
tempat transaksi barang (pasar) juga merupakan salah satu dari sekian
banyak tempat yang tidak disukai Allah. Kontradiksi ini menyiratkan
betapa uniknya dunia dagang itu.





Tarmo Secret #5





Ini adalah tips dari orang yang hanya bekerja sebagai salesman kecil-kecilan, jadi kalau ada kekurangan harap dimaklumi.





Senin, 24 Juli 2006

Beri waktu 10 menit lagi


Jum'at, 21-Juli-2006
Ruang 06.
Ujian Matematika Diskrit
Sifat : Opensheet

Satu setengah jam telah berlalu dan dari sepuluh soal yang diberikan, enam diantaranya sudah selesai dijawab. Hanya tinggal empat buah yang masih terbengkalai, tanpa pernah tersentuh. Untuk kesekian kalinya mahasiswa kurus nan tampan itu mencoba membuka sheet ekstra yang tersembunyi di saku celana sebelah kanan. Dan untuk kesekian kalinya pula dia mengurungkan niatnya.

"Jangan Gie, cukuplah dengan sheet yang sekarang ada didepanmu"

Ya, tadi bisikan itu terdengar lagi. Bahkan lebih jelas daripada sebelumnya.

Suasana kembali hening, hanya terdengar gesekan pena dan kertas. Di ruangan itu terdapat sekitar 40 mahasiswa yang sedang berkonsentrasi penuh untuk menjawab pertanyaan, ataupun untuk mendapatkan jawaban dari mahasiswa lain. Sebagian diantara mereka juga mempunyai sheet ekstra, yang tampaknya sudah berhasil digunakan dengan baik.

Sekarang kita kembali ke mahasiswa kurus itu. Lihatlah, Keringat dingin mulai menetes dari dahinya yang lebar, kemudian mengalir ke pipi kanannya yang berjerawat dan jatuh membasahi jaket biru tua di pangkuannya. Perlahan dia mulai memejamkan mata, menarik nafas panjang dan berkata pada diri sendiri :

"Kalau berusaha, aku pasti bisa. Soal ini pasti aku selesaikan, seperti soal-soal sebelumnya."

Ya, setelah itu perasaan optimis mulai tumbuh di hatinya. Rasa percaya diri (yang biasanya cenderung narsis) pun berkobar-kobar, seiring makin bergejolaknya semangat di dalam dada.

"Aku pasti bisa"

Kata-kata tersebut kian bergema memenuhi sanubarinya.

Namun itu tak berlangsung lama, semangat yang hebat itu surut dengan tiba-tiba. Ternyata kemauan kuat harus dibarengi pula dengan kemampuan yang memadai. Saat melihat lembar soal yang tergeletak dihadapannya, mental yang tadinya kokoh seakan-akan luntur dan terkikis habis. Dia merasa bahwa pertanyaan yang tertulis disana memang mustahil untuk dijawab. Apalagi setelah itu dia teringat perkataan para seniornya :

"Saat ini mau tidak mau kita harus mengakui bahwa pada kenyataannya, Indeks Prestasi lebih dihargai daripada kejujuran yang kita miliki."

Teringat pula nasehat dari seorang pemabuk kharismatik yang dulu pernah dia temui :

"Berbuat dosa itu boleh-boleh saja, asalkan kita langsung bertaubat. Itulah wujud dari kemurah-hatian yang Tuhan miliki. Kalau kita tidak menghargai kemurahan tersebut, maka kita bukan termasuk golongan orang-orang yang bersyukur."

Dan entah karena bisikan syetan yang terlalu kuat atau karena hati yang terlalu lemah maka dengan rela, ikhlas dan lapang dada, mahasiswa tersebut memutuskan untuk membuka senjata rahasia yang tersimpan rapi di saku celananya. Dalam waktu singkat, sheet semula pun telah tergantikan oleh sheet baru yang "mungkin" lebih lengkap. Tidak sulit untuk melakukan penggantian tersebut, hanya diperlukan sedikit kehati-hatian serta intuisi yang tajam. Semua orang pasti bisa melakukannya.

Tapi..., Apa yang terjadi selanjutnya...?

Dasar sial, ternyata sheet itupun tidaklah selengkap seperti yang dibayangkan, dia tetap tidak bisa menjawab sisa pertanyaan yang ada. Dosa sudah dilakukan, namun pertolongan tidak juga datang. Duh gusti, cobaan apa pula ini. Trenyuh, menyesal, marah, dan putus asa perlahan-lahan hinggap di hatinya yang rapuh. Seolah-olah segerombolan syetan sedang tertawa dan bersenang-senang didalam lubuk hatinya.

Namun entah karena mukjizat atau entah karena apa, dalam sekejap perasaan itu hilang, berganti dengan rasa kagum dan takjub yang hinggap di dalam dada. Pertanyaan yang tadi terasa begitu sulit seakan-akan menjadi biasa saja, sama seperti soal sebelumnya. Bahkan dengan lancarnya, dia berhasil menjawabnya satu per satu (walaupun persentase kebenarannya sangat pantas untuk diragukan). Dan di lima menit terakhir hanya tinggal satu pertanyaan yang perlu dijawab.

Dengan bersemangat, dia mulai menulis, menganalisa dan menghitung. Langkah demi langkah, rumus demi rumus, angka demi angka.

"Ya, sebentar lagi aku selesai".

Itu yang dia katakan dalam hati.

Namun, hampir sama seperti cerita sinetron dimana klimaksnya terkadang tidak seperti yang kita duga, begitu pula peristiwa yang terjadi saat itu. Dengan tiba-tiba pak pengawas ujian berkata :

"Waktu habis, ujian sudah selesai. Kumpulkan lembar jawab kalian"

#GUBRAK... APA....?

Tunggu sebentar, tidak salah nih pak..? Nanti dulu, masih kurang sedikit lagi nih. Tanggung, tinggal beberapa persamaan lagi. Tolonglah pak, saya hanya butuh waktu sepuluh menit. Ya, tidak lebih. Saat itu pertanyaan ini pasti sudah selesai saya jawab. Apalah sulitnya memberi tambahan waktu sepuluh menit...

Ayolah pak.., tolong mulai dari mahasiswa yang lain saja pak. Lihat mahasiswa kurus yang kurang tampan itu...? Matanya dari tadi melirik kesana-kemari pak, mulai dari dia dulu deh. Atau mahasiswa yang berkumis tebal itu..? Tadi dia bersin sampai contekannya jatuh. Bener deh pak. Duh, bapak tidak lihat sih. saya mohon pak...

Namun sebelum kekagetannya hilang, kertas yang tadi tergeletak di atas meja telah diambil. Sudah tak ada lagi yang bisa dilakukan. Ya, memang begitulah seharusnya. Kita harus taat pada peraturan.

Dua jam kemudian, diruangan yang berbeda :

Mahasiswa kurus, berjerawat (tapi tampan) itu terlihat sedang merenung. Perlahan-lahan dia mulai berbisik, komat-kamit sambil merangkai untaian kata, yang tersusun rapi didalam kepalanya.

"Jangan bersedih. Bahkan sebaliknya, kamu harus bersyukur karna ini hanyalah sebuah ujian akhir biasa, yang bisa diulang lagi tahun depan. Yah, walaupun tadi sempat muncul perasaan tidak rela dan tidak puas. Ah, tapi bagaimana nanti kalau ternyata ajal sudah menanti didepan muka, dan kematian sudah tidak bisa ditawar lagi...? Apakah peristiwanya akan sama seperti tadi..? Apa kamu masih bisa protes, mengeluh sembari berkata :"

"Ya Tuhan, berilah daku waktu sepuluh menit lagi untuk menyesali dosa-dosa yang kuperbuat, serta untuk memohon ampunan kepadaMu. Berilah daku waktu sepuluh menit lagi untuk menggenapi shalat-shalat yang pernah daku tinggalkan. Berilah daku waktu untuk meminta maaf atas kesalahan yang daku perbuat pada orang tua, saudara, tetangga dan kawan-kawan. Berilah daku waktu untuk membuat ibu dan ayah tersenyum, untuk membahagiakan mereka."

"Ya Tuhan, telah kuhabiskan waktu ribuan menit untuk melakukan perbuatan yang sia-sia. Karna itu ijinkan daku hidup sepuluh menit lagi untuk melakukan hal yang berguna. Beri daku waktu ya Tuhan..."

Ah, andai saat itu kita masih bisa tawar menawar dengan Tuhan.

Diilhami dari kisah nyata, namun ada fiksinya juga.

Keterangan gambar : Adik daku yg dipaksa untuk berpose seolah-olah sedang mencontek.

Jumat, 21 Juli 2006

Saat Itulah Mereka Berkata



#1


Saat tubuh ini terasa begitu lelah

Sehingga tangan tak bisa lagi terkepal

Dan mata tak bisa lagi terbuka

Saat itulah daku harus berteriak "AKU KUAT!!"

Untuk menumbuhkan sisa semangat yang mengendap

Menyemikan kembali keinginan untuk bangkit dan berdiri tegap



Saat itu pula mereka berkata:

"Kamu memang LEMAH kok, untuk apa membohongi diri sendiri.."





#2


Saat jiwa ini hancur

Jatuh terpuruk ke lembah berlumpur

Mengikis habis harapan yang daku punya hingga ke titik nol

Saat itulah daku dengan lantang berkata "AKU HARUS BANGKIT!"

Agar tubuh ini bisa merangkak, walau harus tertatih-tatih

Mendaki ketempat yang lebih baik



Saat itu pula mereka bicara bahwa

"Manusia yang sudah tak punya HARAPAN, tak mungkin bisa TERTOLONG lagi"





#3

Saat daku diajak untuk sekedar berbuat maksiat

Mabok, main, madon, madat

Dan kemudian dengan sedikit gemetar daku harus berkata

"TI.. TI.. TI.. TIDAAKKK!!!"

Agar dorongan buruk dihati ini bisa berkurang

Karna Jujur saja, bermaksiat itu sangatlah menyenangkan



Saat itu pula mereka mencemooh dan mencibir:

"Huh, Dasar munafik!!"





#4


Saat daku heran melihat watak manusia

Yang begitu menghargai penampilan fisik, status sosial dan harta

Serta memandang sebelah mata terhadap golongan yang terpinggirkan, yang lebih menghargai kebesaran jiwa

Sehingga membuatku terpaksa harus berkata

"Daku juga cukup TAMPAN, TERHORMAT, serta KAYA RAYA"

Agar daku masih bisa merasa eksist dalam ketatnya persaingan

Bisa tetap survive dalam kompetisi



Saat itu pula mereka berkata sinis:

"Makin lama, togie jadi Makin NARSIS"







#5


Hingga akhirnya daku berpikir bahwa mungkin suatu saat nanti

Kala daku dengan lantang bisa berkata bahwa bangsa ini, umat ini

Mampu bebas dari belenggu kaum tiran

Lepas dari embargo, infiltrasi dan intimidasi pihak asing

Sehingga bangsa ini, umat ini mampu berjuang bangkit dan melawan

Membentuk sebuah sistem syar'i, yang diberkati



Saat itulah mereka dengan heran, sedih dan sendu berkata:

"Kami turut bersedih karna togie yang narsis, nyentrik dan aneh itu sekarang telah kehilangan kewarasannya"








####


Huh, itulah mereka

Begitu pula saya



Purwokerto,

Jumat 21-Juli-2006






Rabu, 19 Juli 2006

Surat Cinta



Kemarin daku buka friendster dan disana daku temukan puisi ini, di posting di blog milik seseorang. Saat membaca kata demi kata yang tertulis, hati daku terasa berdebar-debar, entah apa sebabnya.



Untunglah tak berapa lama kemudian, indah
Online di Yahoo messenger. Dengan perasaan bangga, daku tunjukkan puisi
ini. Dan benarlah, diapun berkata bahwa puisi ini sangat bagus. Haha,
ternyata selera daku boleh juga.



Nah, kemudian daku berkata bahwa entah kenapa daku sangat suka pada puisi ini, dan ingin tahu siapa penulisnya.



Namun tanpa disangka dan tanpa diduga tiba-tiba dia berkata seperti ini :



SEBAB MIRIP KAMU YA GIE...???



#GUBRAK!!!!!#



Oh My God.., akhirnya sekarang daku tahu penyebabnya. Sungguh, sudah
lama daku ingin menulis puisi seperti ini, namun tak pernah bisa. Dan
alhamdulillah sekarang sudah ada yang berhasil menuliskannya.



Terimakasih duhai dikau.., entah siapa. Karena entah sengaja atau
tidak, dikau telah berhasil menuliskan perasaan daku, serta beberapa
pria lain yg ada di muka bumi ini.





Genre : Puisi

Judul : Surat Cinta (#Mungkin)





Wanita suci,

Mungkin aku memang tak romantis, tapi siapa peduli, karena toh kau tak mengenalku.

Bagiku kau bukan bunga, tak mampu aku samakan kamu dengan bunga-bunga terindah dan terharum sekalipun.

Bagiku manusia adalah makhluk yang terindah, tersempurna, tertinggi, karenanya kau tak membutuhkan persamaan.



Wanita suci,

Jangan pernah engkau biarkan aku menatapmu penuh, karena itu akan membuatku mengingatmu.

Berarti memenuhi kepalaku dengan inginkanmu.

Berimbas pada tersusunnya gambarmu dalam tiap dinding khayalku.

Membuatku inginkanmu sepenuh hati, seluruh jiwa, sesemangat mentari.

Kasihani dirimu jika harus hadir dalam khayalku yang masih penuh lumpur.

Dirimu terlalu suci.



Wanita suci,

Berdua menghabiskan waktu denganmu bagaikan mimpi tak berujung, ada ingin tapi tak ada henti.

Menyentuhmu merupakan ingin diri berkelebat selalu, meski ujung penutupmu pun tak berani kusentuh.

Jangan pernah kalah dengan mimpi dan inginku, karena sucimu, indahmu, kau pertaruhkan.

Mungkin kau tak peduli tapi kau hanya akan menjadi wanita biasa di hadapanku bila kau kalah, tak lebih dari wanita biasa.



Wanita suci,

Jangan pernah kau tatapku penuh, bahkan kau tak perlu lirikan matamu untuk melihatku.

Bukan karena aku terlalu indah, tetapi karena aku seorang manipulator.

Aku biasa memakaikan topeng keindahan pada wajah burukku, mengenakan
pakaian sutra, meniru laku para rahib, meski hatiku lebih kotor dari
kubangan lumpur.

Kau memang suci tapi sangat mungkin kau termanipulasi.

Karena toh kau hanya manusia, hanya wanita, meski kau wanita suci.



Wanita suci,

Beri sepenuh diri pada dia sebagai lelaki suci yang dengan sepenuh diri bawamu kepada Tuhan.

Untuknya dirimu ada, itu kata otakku, terukir dalam kitab suci, tak perlu fikir lagi.

Tunggu sang lelaki suci menjemputmu dalam rangkaian khitbah dan akad.

Atau kejar sang lelaki suci itu adalah hakmu, seperti dicontohkan ibunda Khadijah.

Jangan ada ragu, jangan ada malu, semua terukir dalam kitab suci.



Wanita suci,

Bariskan harapmu pada istikharah sepenuh arti ikhlash.

Relakan Tuhan pilihkan lelaki suci bagimu, mungkin sekarang atau nanti bahkan mungkin tak ada sampai kau mati.

Mungkin itu dirimu terlalu suci untuk semua lelaki di permainan ini.

Mungkin lelaki itu menanti di istana kekalmu yang kau bangun dengan seluruh kekhusyu’an ibadah.



Wanita suci,

Pilihan Tuhan tak selalu seindah inginmu.

Tapi itulah pilihanNya.

Mungkin kebaikan itu bukan pada lelaki terpilih itu, melainkan pada jalan yang kau pilih.

Seperti kisah seorang wanita suci di masa lalu yang meminta keislaman sebagai mahar pernikahan.

Atau mungkin kebaikan itu terletak pada keikhlasanmu menerima keputusan Kekasih tertinggi.

Kekasih tempat kita (seharusnya) memberikan semua cinta dan menerima cinta yang tak terhingga dalam tiap detik hidup kita.




Senin, 17 Juli 2006

Gie.., kenapa kamu belum punya pacar..?




"Gie kenapa belum punya pacar?"





Itu adalah pertanyaan yang seringkali diajukan pada saya, dan biasanya
akan saya jawab dengan satu sikap tegas yang mempunyai beribu arti.
Ya, saya jawab pertanyaan tersebut dengan "DIAM". Tidak berkata apa-apa.





OK, mungkin anda anggap sikap saya tersebut kurang bijaksana karena
menurut norma kesopanan yang berlaku di negeri ini, jika ditanya oleh
seseorang, maka kita harus memberikan jawaban yang baik dan masuk akal.
Ya, memang seharusnya seperti itu. Akan tetapi menurut saya, dalam
kasus ini diam juga termasuk jawaban, bahkan merupakan jawaban yang
paling tepat yang dapat saya berikan.





Baiklah, perkenankan saya untuk menjelaskan alasan dibalik sikap diam
tersebut. Saya akan memberikan dialog yang mungkin terjadi jika kita
bersikeras untuk menjawab pertanyaan tersebut. Silahkan baca baik-baik.








A : Kenapa belum punya pacar?



B : Saya belum menemukan orang yang cocok



C : Hallah, BASI. Ngasih jawaban kok standar banget. Kamu cowo
normal kan...?
Masa nggak ada orang yg kamu sukai? Memangnya umur
kamu sudah berapa..?
Tidak adakah alasan lain yang lebih masuk
akal dari ini...?






A : Kenapa belum punya pacar?



B : Hm, memang sekarang saya belum punya. Tapi tunggulah sebentar lagi. Sekarang masih dalam proses pendekatan.



C : Oh gitu yah. Kalau kamu pernah berpacaran sih mungkin saya bisa
memaklumi alasan ini. Tapi masalahnya, kamu belum pernah sekalipun
berpacaran kan? Masa dari kecil sampai segede gini kok
pendekatan-pendekatan terus..? Jangan-jangan kamu ditolak terus yah..?
Makanya berkali-kali melakukan pendekatan tapi tidak satupun yang
diterima. Ck, jadi cowo kok tidak laku.






A : Kenapa belum punya pacar?



B : Dilarang agama



A : Oohh, kalau kamu itu ikhwan yg rajin shalat, puasa, ngaji, saya
pasti percaya omongan kamu deh. Tapi, lha wong shalat aja masing
bolong-bolong kok kalo ngomong sok kayak kyai, dasar munafik.






A : Kenapa belum punya pacar?



B : Saya ingin konsentrasi kuliah (atau kerja)



A : Apa..? jangan bikin saya tertawa deh. Konsentrasi kuliah..?
Memangnya kalau berpacaran bisa merusak konsentrasi? Lihat lingkungan
sekitar dong. Banyak yg sudah punya pacar tapi kuliahnya baik-baik saja
tuh, bahkan ada yang berprestasi. Tapi, coba lihat diri kamu, katanya
pingin konsentrasi kuliah tapi nge-game dan kongkow2 jalan terus. Ya,
daripada nge-game kan mending pacaran sekalian. Huh..






Tuh, bisa anda lihat sendiri kan..? Itulah akibatnya kalau kita tidak
berpikir matang dalam menjawab pertanyaan yang "menjebak" ini. Sebenarnya masih
banyak alasan lain yang ingin saya paparkan, namun untuk menghormati
perasaan para jomblowan dan jomblowati yang mungkin membaca tulisan
ini, saya kira cukup segini dulu. Kalau ada masukan lain, silahkan tulis di
bagian reply.





Untunglah sekarang saya tidak perlu lagi berdiam diri. Saya sudah
berhasil menemukan jawaban yang dapat membuat si penanya duduk tak
berkutik sambil bengong dengan mulut menganga. Dengan sedikit bersikap
PEDE, disertai gaya bicara yang berkesan SOMBONG, saya cukup berkata
seperti ini :



"Pada dasarnya Tuhan menciptakan manusia secara berpasang-pasangan.
Seperti ion positif dengan ion negatif, seperti kampak dengan kayu,
atau seperti kerupuk dengan sambal. Setiap orang mempunyai pasangan
yang memang didesain agar dapat "serasi" dengannya. Dia bisa saja
berpasangan dengan orang lain yang dirasa lebih cantik, lebih tampan,
dan lebih perhatian. Namun percayalah, dia akan merasa kurang sreg,
kurang afdhal dan kurang nyaman. Mungkin rasanya sama seperti kalau
kita harus memakai jas mahal yang penuh kutu busuk. Hanya kelihatannya
saja nyaman, namun gatalnya minta ampun."




"Namun, ada beberapa orang yang mempunyai sifat "istimewa". Mereka
adalah manusia spesial yang bersifat unik, berbeda dengan manusia yang
lain. Karena itulah pasangan merekapun haruslah "istimewa" pula. Orang
biasa tidak pantas menjadi pendamping mereka. Ibarat emas yang tidak
bisa disepuh menggunakan sprite atau coca-cola dan ibarat berlian yang
tidak dapat dipotong menggunakan pisau dapur. Bahkan saking uniknya,
terkadang sulit bagi mereka untuk menemukan pasangan mereka
masing-masing. Karena itu benarlah pepatah yang berbunyi "semakin
tinggi gunung, semakin sulit pula untuk di daki".




"Nah, kebetulah saya termasuk kedalam kategori "manusia spesial"
tersebut. Saya diciptakan dengan memiliki karakter yang unik, yang
berbeda dengan orang lain. Lalu, diantara berjuta manusia di muka bumi
ini, hanya ada satu orang yang "pantas" untuk mendampingi saya. Jadi
wajar saja kalau saya belum menemukan orang tersebut. Bagaimana? itulah
saya, dengan segala keunikan dan keistimewaan yang saya miliki."




"Anda mungkin heran dengan jawaban ini, namun itu masih bisa saya
maklumi. Kenapa? Karena mungkin anda hanyalah "orang biasa" yang
terlalu banyak bergaul dengan jutaan orang biasa lainnya. Itulah
sebabnya anda mengalami kesulitan untuk memahami keunikan yang golongan
kami miliki. Ingatlah, burung pipit tak akan mengerti perasaan elang
yang terbang tinggi."






Ya, itulah jawaban yang akan saya berikan. Dan kalau anda merasa bahwa
ini kurang tepat, coba tawarkan solusi yang lebih jitu dari ini. Tapi
harap dicatat, bahwa Tarmo yang tersohor itupun berteriak histeris,
kaget hingga akhirnya berkali-kali membenturkan kepalanya ke tembok
saat mendengar jawaban seperti ini.








Artikel ini fiksi belaka, Namun kalau ada nama, tokoh atau cerita yang
menyinggung perasaan saudara maka itu pasti disengaja. Jadi harap
dimaklumi.










Kamis, 13 Juli 2006

Bapak, Daku, RAB dan Kesurupan



Sudah hampir jam setengah delapan
malam, namun bapak belum juga pulang. Padahal tadi beliau hanya pamit
untuk pergi sebentar dan berjanji akan pulang sebelum maghrib. Dengan
penuh kebingungan, daku lihat lagi berlembar-lembar RAB yang menumpuk
diatas meja kerja. Ya, tadi sebelum pergi bapak sempat berpesan agar
RAB tersebut dirubah lagi karena "Bos Besar" kurang
setuju dengan harga borongan yang ditawarkan. Beliau pergi begitu saja
setelah ditelpon adik daku, tanpa meninggalkan catatan atau keterangan
tentang mana yang harus diubah dan mana yang tidak. Daku ini mahasiswa
elektro, mana paham jika disuruh menghitung rincian biaya seperti ini,
apalagi hanya dibekali denah ruko dan setumpuk RAB. Dan beginilah
akhirnya, daku hanya bisa bengong dan tak tahu harus berbuat apa.



Tik-tok-tik-tok.....



Bunyi jarum jam terdengar begitu jelas ditengah kerasnya suara musik
dari vcd player. Dan di depan televisi, dua adik daku yg masih kecil
asyik bernyanyi dan berteriak-teriak dengan suara nyaring. Duh, daku
semakin heran saja. Balita yang baru berusia dua dan tiga tahun
seharusnya lebih suka mendengarkan lagu anak-anak, bukan lagu pop-rock
atau bahkan dreamtheater. Dan yang lebih mengherankan lagi, dua adik
daku ini mempunyai satu kebiasaan yang mirip. Biarpun selera musiknya
aneh, namun mereka akan diam dan duduk tenang jika mendengar suara
adzan. Subhanallah.



Ah, bahagianya menjadi anak kecil. Saat ini daku seharusnya juga
bersenang-senang seperti mereka. Kongkow2 di warnet kampus, makan nasi
kucing rame-rame, atau nonton film komedi romantis di kost teman,
bukannya tertahan di rumah seperti ini. Pokoknya nanti jam delapan,
daku mau pergi. Daku ingin refreshing.



Sekali lagi, daku lirik HP Nokia type 1100 yang tegeletak diatas kursi.
Sejak tadi daku ingin mengirim sms atau menelpon bapak. Pulsa daku
masih ada 3000 perak, masih bisa buat sms atau telpon selama dua menit.



Namun keinginan tersebut urung daku laksanakan karna tepat disamping HP
daku, tergeletak pula HP Nokia 8250 milik bapak. Jadi ditelpon
berkali-kali pun, paling-paling daku sendiri yang mengangkat.



Hhh, pokoknya nanti daku mau protes. Daku mau berunjuk rasa. Bahkan
kalau perlu, daku bakalan mogok nonton Gelar Tinju Profesional
Indosiar, biar bapak nonton tinju sendiri saja. Toh, si Crishjohn sudah
jarang bertanding. Andrian Kaspari pun sudah lama tidak tampil.
Pokoknya...



Bla.. Bla.. Bla..




Tik-tok-tik-tok...




Dan akhirnya...




Treteteteteteteteteteeettttt.... Tretetetetetettttttt......




Ah suara itu.., suara motor Yamaha Sigma yang sudah enam tahun ini
setia menemani daku kemanapun daku pergi, yang bahkan teman-teman
dikampus pun bisa mengetahui kedatangan daku hanya dengan mendengarkan
suara motor ini. Satu-satunya sepeda motor yang diberi julukan
"the-fourthy-kilometer-motorcycle" di kampus teknik, dan tak ada motor
lain yang mendapat julukan se-keren ini.



Akhirnya bapak pulang juga. Apakah beliau pergi begitu lama karna harus
mampir dulu untuk membeli oleh-oleh? Ataukah membeli lauk yang enak
untuk makan malam..? Daku ingin segera memulai unjuk rasa, daku sudah
mempersiapkan diri. Dan lihatlah, beliau datang dan melangkah ke ruang
keluarga, dan berjalan ke kursi di depan daku. Ah, akhirnya beliau
duduk dan kemudian mengambil handphone. Hm, sebentar lagi daku akan
mulai bicara..



Tapi, sebelum daku sempat berbuat apa-apa beliau sudah keburu berkata :



"Jangan marah dulu Gie, tadi Bagus (adik daku) telpon. Kamu tahu A** kan..? dia kesurupan saat sedang main di Karang Asri. Padahal disana hanya ada ibu-ibu dan teman-teman SMA nya
Bagus. Bapak di telpon, dan bapak disuruh kesana. Dia bilang
jin-nya rada aneh. Kelihatannya dia panik Gie, ya kamu tahu sendiri lah
bagaimana reaksi anak berusia enam belas tahun kalau harus menghadapi
temannya yang kesurupan. Makanya tadi bapak buru-buru pergi kesana,
bahkan sampai tidak sempat membawa HP."



"Tapi masalahnya bukan hanya itu Gie. Setelah bisa diajak ngobrol, si jin itu bilang bahwa dia tinggal di Jakarta. Jinnya perempuan. Nah dia bilang kalau disana dia dibunuh oleh pacarnya. Dia ingin agar ibunya yang tinggal di perumahan "Griya Satria" diberitahu
bahwa dia sudah meninggal. Dan dia ingin agar kasusnya diusut tuntas
lalu pembunuhnya ditangkap. Makanya bapak bingung Gie, biasanya kan
kalau ada orang kesurupan mintanya kembang, kopi atau kelapa muda, tapi
yang ini lain. Lah iya kalau jinnya ngomong bener, coba kalau sudah
dicari ke Griya Satria tapi ternyata orangnya tidak ada..? Atau kalau ternyata ada orang yang dibunuh beneran..? Kan kasihan.."



"Untunglah tadi ada ibu-ibu yang bilang bahwa dia ada kenalan di Griya Satriya, jadi biar dia saja yang nanti mencari tahu. Bapak tidak perlu ikut-ikutan"

"Oh iya Gie. RAB nya bagaimana..? Sudah dirubah..? Pasti belum ya..?"

"Ya sudahlah, lagipula ini kan malam minggu. Kalau kamu ingin pergi
main ya pergi saja. Tapi nanti, setelah RAB nya dirubah. Yo, sekarang
kita ke kamar kamu di atas. Komputernya bisa dipakai kan..? Nanti di
print di rental milik teman kamu saja, soalnya bapak belum ada uang
buat beli cartridge."





Keterangan Gambar : Yuzak Vs Bagus. Suatu sore di pinggir sawah









Senin, 10 Juli 2006

Printer Untuk Kertas Ukuran A3

Category:   Computers

Purwokerto, Minggu 09 Juli 2006
Jam sebelas malam

Bapak : Gie, tolong carikan printer yang bisa untuk mencetak gambar di kertas ukuran A3.
Togie : Loh, buat apa pak..? Mau beli lagi..? Lha wong pingin beli cartridge hitam-putih buat printer canon aja belum bisa kok..
Bapak : Udah, itu bukan urusan kamu. Pokoknya tolong dicari dulu, belinya nanti saja kalau sudah ada dana. Sekalian sama harganya ya.
Togie : Iya pak, besok saya cari.

Purwokerto, Senin 10 Juli 2006
Ternyata setelah bertanya kesana-kemari saya belum juga menemukan printer yang cocok. Karna itulah bagi yang mempunyai informasi ttg barang seperti ini, dimohon bantuannya.

Terimakasih