Kaji Taslim membuka lowongan bagi penduduk desa. Dia punya kebun duren yang luas, dia butuh orang untuk mengurus kebun tersebut. Kebetulan, sekarang adalah musim durian, musim yang tepat untuk menyeleksi para pelamar kerja.
Hari ini, pagi-pagi sekali, Kaji Taslim pergi ke kebun duren. Dia mendata secara lengkap seluruh pohon yang ada, sampai ke buah-buahnya. Sore nya para pelamar dikumpulkan di kebun duren, tiap orang disuruh membuat gubuk di lokasi yang telah ditentukan. Mereka tidak diberi tahu alasannya. Setelah gubuk selesai didirikan, para pelamar disuruh pulang.
Besoknya, mereka kembali datang. Kaji Taslim menjelaskan aturan seleksi. Mulai hari ini para pelamar disuruh tinggal di gubug yang telah mereka dirikan. Selama sebulan mereka tidak boleh kemana-mana. Soal makanan, harus masak sendiri, berasnya silahkan ambil di rumah masing-masing.
Berhubung saya males ngetik, anggap saja bahwa satu bulan telah berlalu, bertepatan dengan panen durian. Para peserta di karantina di aula desa, dan para penebas disuruh mendata jumlah durian di tiap pohon. Sore harinya, data durian sudah ada di tangan, dan hasil seleksi pun diumumkan. Setelah terlebih dahulu mengucapkan salam, berpidato, merokok dan menyisir rambut di hadapan pelamar, Kaji Taslim menyebut nama yang diterima bekerja. Dan dia adalah "Tarmo".
Kontan saja pendaftar yang lain pada ribut, mereka memprotes hasil seleksi. Tarmo hanyalah lulusan STM jurusan Listrik, tidak tahu banyak tentang cara bertani. Lagipula, ada beberapa pendaftar yang berstatus sebagai Sarjana Pertanian. Dari segi kualitas, merekalah yang harus dipilih, bukan Tarmo.
Dengan lagak berwibawa, Kaji Taslim menyuruh para pelamar untuk diam. Lalu dia bertanya :
"Saya ingin tahu, apakah kalian ini, yang mengaku lebih baik dari Tarmo, telah menjaga amanat yang saya percayakan..?"
"Tentu Pak"
"Betul..? Kalian benar-benar menjaga amanat saya..?"
Mereka saling pandang satu sama lain. Kemudian menjawab :
"I.., iya pak.."
"OK. Kalau begitu kenapa seluruh pohon durian di kebun saya kehilangan buah walau cuma satu butir..?"
Para pelamar langsung kaget. Memang mereka nyolong durian di pohon, memang mereka bersalah, tapi mereka tidak mau disalahkan. Mereka pun membela diri :
"Lho, tidak apa-apa kan pak..? kami cuma mengambil satu kok.., yang sudah jatuh dari pohon"
"Jatuh gimana..? Wong semuanya sudah saya ikat pake tali rafia"
"Nah, itu dia pak. Talinya putus, jadi duriannya kami ambil"
"Hm, baiklah kalau begitu. Sekarang saya bacakan data durian yang saya punya. Pohon A duriannya hilang dua, pohon B tiga, pohon C lima, pohon D malah tiga belas. Tidak ada satu pohon pun yang kehilangan durian satu buah. Paling sedikit dua"
"Lha, kan cuma dua pak. Itu pun sudah jatuh"
"Tapi kenapa kalian bilang cuma ngambil satu..?"
Hening pun tercipta
"OK, menurut data, hanya ada satu pohon yang masih utuh, yang dijaga oleh Tarmo. Makanya dia saya terima karena mampu menjaga amanah. Bukan begitu Mo..?"
"Iya kali pak.." jawab Tarmo
"Lho, amanat apaan" Peserta yang lain protes
"Asal tahu saja ya pak, kemaren Tarmo itu mengadakan razia, berkeliling ke tiap gubuk. Minta ijin buat metik durian, tapi gak kami perbolehkan."
"Apa..? Bener itu Mo..?" Tanya Kaji Taslim
"Bener Pak" Jawab Tarmo dengan enteng
"Brak.., jadi kamu tidak jujur Mo..? Kamu berniat mencuri durian di pohon lain agar durian yang kamu jaga tetap utuh..? Begitu Mo..?" Hardik Kaji Taslim
"Bukan begitu pak"
"Lalu apa..?"
"Begini. Sebenernya, dulu, hampir seluruh pohon durian di kebun bapak pernah saya colong, termasuk pohon yang saya jaga. Dan asal tahu saja ya pak.., pohon itu buahnya gak enak. Adem, gak ada rasanya. Jadi buat apa dicolong..? Lha wong saya tidak doyan kok..?"
"Kenapa tidak nyolong pohon lain..?"
"Saya gak berani pak, takut digebuki"
Gubrak...!!
Kaji Taslim mendadak bingung. Dia tidak pernah menghadapi kasus semacam ini. Dia butuh waktu sejenak untuk berpikir, lalu pergi keluar ruangan. Meninggalkan para pelamar, yang berharap Kaji Taslim merubah keputusannya. Tak berapa lama Kaji Taslim pun kembali. Sekarang wajahnya terlihat berseri.
"OK, sudah saya putuskan. Setelah dipertimbangkan masak-masak, Tarmo tetap saya terima bekerja"
"Lho kenapa..? Dia kan tidak bisa menjaga amanat pak, sama seperti kami. Jadi kalau dia diterima, kami harus diterima pula"
"Memang dia tidak menjaga amanah, tapi paling tidak dia sudah jujur, dia mengakui salah tanpa banyak cingcong, tidak seperti kalian. Karena itulah dia saya terima. Kalau tidak bisa mendapat orang yang berjiwa amanah, cukuplah kalau saya mendapatkan orang yang jujur".
Genre : Betul-betul fiktif
Hmmm.... memang betul2 fiktif, bagaimana bisa org yg gak amanah bisa jujur, ceritanya kontradiktif.....
BalasHapusBisa saja.
BalasHapusMisal seseorang diserahi tugas menjaga kebun duren
Lalu durennya dicolong semua
--> Berarti dia gak amanah
Misal si pemilik mendatangi orang tersebut
Lalu bertanya siapa yang mencuri duren
Lalu si "manusia tidak amanah" berkata "Saya yang nyolong pak, saya kan tidak amanah"
--> Berarti orang tersebut jujur
...duren lagi contohnya, btw di Pwt lgi musim duren ya gie ?
BalasHapushmmmm....
BalasHapusiya juga ya......
Hiks, itu dia masalahnya
BalasHapusSekarang, musim duren sudah berlalu
Musim duku pun tlah usai, digilas oleh waktu
Dan di swalayan "MATAHARI", duren satu biji
Harganya limapuluh ribu lebih
Mana mungkin saya bisa beli
*Togie melangkahkan kaki, kepalanya menunduk, tetes air mata membasahi pipi
Nah.., iya kan bang...?
BalasHapusBetul kan...?
Padahal jujur itu sudah lumayan
Kalau jujur saja tidak bisa, gimana mau menjaga amanah..?
Iya kan..?
ketularan yondhi..mbahasnya perdurenan...kekeke
BalasHapushmmm... jujur itu bagian dari amanah ya jadinya..?
BalasHapusWartawan Cantik : Cita-cita kamu apa Gie..?
BalasHapusTogie Tampan : Jadi petani sukses
Wartawan Cantik : Kok kuliahnya di teknik..?
Togie Tampan : Ya tidak apa-apa. Saya ingin jadi petani sukses yang kuliahnya di teknik elektro
Wartawan Cantik : Pingin Bertani apa mas togie..?
Togie Tampan : Banyak, Salah satunya adalah bertani buah durian. Mulai dari durian petruk, gareng, semar, arjuna, superman, batman, bangkok, hongkong, ciledug, cimahi, cicaheum, pokoknya banyak.
Sebenarnya itulah maksud daku bikin tulisan ini mas
BalasHapus"Bagaimana bisa menjaga amanah kalau kitanya tidak jujur..?"
Kalau pendapat daku salah, mohon di koreksi
jadi pengen duren.......
BalasHapusSayang, sekarang sudah gak musim ya mbak..
BalasHapusemang beneran ada ya durian dng nama-nama begitu? aku malah baru denger.
BalasHapussebagai penegasan sekarang justru sudah ada nama durian seperti Durian lonjong, durian kuning, durian merah, durian hijo, durian dilangit yang biru, durian betapa indahnya, durian batu, duian malang, trus durian suster ngesot juga ada lho...
BalasHapuswaduh, kok tambah aneh gitu ya.... ikut2an trend kayak sinetron. "durian suster ngesot" ga kebayang rasanya.....
BalasHapusKalo yg superman di lemahjaya ada (yg bentuknya kecil, enak tapi harganya mahal)
BalasHapusKl durian batman daku cuma ngarang aja
Sapa tahu beneran ada
Nah, kalo durian ini daku malah baru denger tuh
BalasHapusrasanya kayak apa bang..?
kalo durian di kebun abang jenisnya apa?
Nanti akan menyusul
BalasHapusDurian "Supir budiman dan majikan yang sombong"
Durian "Ibu penjual tahu dan anak yang durhaka"
Durian "Kakak iparku jahat sekali"
Durian "Misteri pesugihan pohon jambu"
Grrhh, judul yang aneh