*****
"WOOOOOUUUUUUUU, LELAKIII TAK MAUUU DIMADUUUU....!!!! BEGITULAH DIRIKUUUU, WAHAHAHAHA...!!!"
******
Teriakan itu terdengar lagi dari balik jendela kamar. Teriakan yang sudah beberapa malam meriuhkan sepi. Setiap menjelang subuh dia selalu menyusuri jalan, lewat depan rumah, berbelok ke samping mushalla, lalu berputar-putar keliling RT, hingga besok paginya ditemukan terkapar di pos ronda dekat kebun singkong.
Namanya, Mr-R. Pemuda umur tiga-puluhan yang lima tahun terakhir ini berprofesi sebagai pemabuk ulung. Hampir tiap malam dia menemani dirinya dengan berbotol anggur hitam, anggur merah, anggur putih, ciu, maupun minuman sekelas jack-D. Namun biasanya dia selalu tenang dalam mabuknya. Tak pernah seribut ini.
Ah, bukan. Dia bukannya tidak mau bikin ribut, tapi tidak bisa. Polio telah membengkokkan kedua kakinya. Tubuh yang seharusnya tumbuh gagah dan perkasa, ternyata tak pernah berkembang sejak usia delapan tahun. Hingga dia lebih terlihat sebagai anak SD bermuka tua daripada sebagai pemuda usia tigapuluhan. Dengan tubuh seperti itu, dia tidak akan berani bikin ribut.
******
"AKUUU HIDUP SEENDIRIIII...!!! DALAAM SEPIII, TAK DITEMANII... OH INDAHNYAA...!!!
******
Kerapkali dia meneriakkan sajak kesepian. Berkisah tentang kesendirian seorang pemuda yang tak bisa hidup sebagaimana layaknya pemuda. Disaat teman-temannya bermalam minggu naik motor, dia hanya bisa duduk bersandar di dinding rumah. Menonton sinetron yang jalan ceritanya tak bisa di logika, atau sesekali menikmati film biru tatkala orang tua dan saudara-saudaranya sedang pergi.
Pacar..? Sesuatu yang tak mungkin bisa didapatkan. Di kampung ini tak ada wanita buta. Wanita melek pasti akan berpikir sejuta kali sebelum menerimanya sebagai pacar.
Ah, ternyata aku salah lagi. Mereka itu, para wanita itu, bahkan tak perlu merepotkan diri. Mereka hanya perlu berkata "OGAH" tanpa harus berpikir dulu. Kejam..? Mungkin. Tapi jujur saja, aku sendiri pun, jika memposisikan diri sebagai wanita, lalu diminta untuk hidup bersama dengan laki-laki seperti itu, aku tak akan mau.
Yaah, memang, ada orang bijak yang berkata bahwa jodoh ada di tangan Tuhan. Sebelum lahir, sudah ditentukan siapa jodoh kita. Bahkan sebenarnya, jodoh yang Tuhan sediakan sudah ada, kita hanya perlu mencarinya, atau menunggu. Begitu pula jodohnya. Dia hanya perlu menunggu agar cepat dipertemukan oleh Tuhan, kalau tidak sabar, dia boleh mulai mencari. Tapi ya itu tadi, andai aku adalah seorang wanita, aku pasti berharap bahwa bukan aku yang menjadi jodohnya. Hingga kemudian aku sempat berpikir bahwa kalaupun Tuhan telah menentukan jodoh setiap manusia, maka jodoh MR-R adalah untuk tidak berjodoh.
******
"JANGAN MELIHAT DIRIKUU, LIHATLAH HATIKUUU, YANG SLALU MENCINTAIMUUU..."
******
Apa yang kita nilai dari orang lain bukan hanya fisiknya saja, tapi juga hatinya. Hal ini benar. Tapi sayangnya, sebelum menilai hati seseorang, kita sering terbentur pada fisiknya terlebih dulu. Mungkin inilah yang pernah MR-R rasa.
Dulu, menjelang subuh, selalu terlihat sosok yang berjalan terseok menuju mushalla. Sepuluh menit kemudian, terdengarlah suara Adzan yang merdu, bergema ke penjuru kampung. Dan kalau kita mau melangkahkan kaki untuk menengok siapa yang mengumandangkan panggilan subuh, niscaya kita akan melihat sesosok tubuh ringkih dengan kaki bengkok yang berdiri di samping mimbar, memegang microphon. Tapi itu dulu. Dan saat itu pun tetap tidak ada wanita yang bisa jatuh cinta kepadanya, sekalipun. Sama seperti sekarang. Kenapa..? Tak perlu lagi kukatakan alasannya.
Memang, suatu kali teman-temannya pernah merasa kasihan. Mereka membawanya pergi ke kompleks pelacuran di belakang terminal. Mereka ingin agar dia bisa menikmati tubuh wanita biarpun cuma satu kali, biarpun harus dengan berzina. Mereka sudah berusaha keras mencarikan wanita yang mau menikah dengannya, atau sebatas menjadi pacar. Tapi tak ada yang mau. Karena itulah, mereka mencari jalan pintas. Pelacur akan tunduk dihadapan uang, apalagi kalau jumlahnya sampai ratusan ribu, hasil patungan. Dengan optimis, mereka menggandengnya pergi, menaikkannya diatas motor, lalu melaju dengan sebungkus asa. Menuju ke tempat mamih, ibu-ibu gendut yang konon bisa menyediakan wanita jenis apapun. Yang mau berhubungan badan dengan laki-laki ber-uang, tanpa melihat bentuk fisiknya.
Sayang beribu sayang, malang selalu saja datang. Sesampainya disana bukan pelukan hangat wanita yang menyambutnya. Pelacur yang sebelumnya menanti dengan senyum berseri, berubah cemberut begitu melihat sosok laki-laki yang harus dia layani. Bukan hanya cemberut. Karena tak mau dipaksa, dia mulai berteriak dan mencaci maki. Mamih mencoba membujuk dan merayu dengan berlembar uang merah yang tergenggam di tangan. Tapi hal itu malah membuat cacian sang pelacur bertambah pedas. "JIJIIK, PERGIII..!!!". PRANG...!! Lalu diakhiri dengan lembaran sebotol anggur kolesom yang pecah membentur tembok.
******
"AKU HANYA INGIN DIRIMUU…, AKU HANYA INGIN MEMILIKIMUU…, AKU HANYA INGIN……"
******
Sejak saat itu, MR-R sering terlihat menyendiri sambil merenung. Menatap langit, menghirup sepi. Aku tak tahu apa saja yang dia lakukan saat sedang sendiri, apalagi jika dia mulai beranjak masuk kamar dan mengurung tubuhnya. Ada beberapa teman yang iseng masuk kedalam kamarnya, namun beberapa saat kemudian mereka keluar dengan muka jijik. Percikan lendir kental yang bertumpukan ditembok, dilengkapi VCD bergambar wanita telanjang yang berserakan memenuhi kamar, seakan berkata pada mereka tentang rutinitas yang selalu dilakoni MR-R. Ah, mungkin dia selalu memuaskan diri dengan cara seperti ini. Cara murahan yang entah kenapa tetap dimaklumi. Mereka mengerti, benar-benar mengerti apa yang dia rasakan.
Hingga kemudian, suatu malam aku melihat dia termenung di sudut gang. Memegang minuman ciu sekantong plastik, duduk diatas batu, bersandar pada sebatang pohon mangga. Disebelahnya tergeletak sebungkus rokok jarum super yang masih tertutup rapat, belum dibuka. Ah, uang di kantongku tinggal dua ratus perak, tak cukup untuk beli rokok biarpun cuma sebatang. Karena itulah, perlahan kudekati dia, siapa tahu aku boleh minta rokok yang dia punya, sebatang juga tak apa.
******
Dia duduk bersandar pada pohon mangga, sambil menenggak ciu yang hampir habis. Aku bersandar di pohon yang sama, menghisap sebatang rokok untuk mengusir hawa dingin. Aku ingin pamit pulang, tapi entah kenapa seperti ada yang menahanku untuk terus disini. Bukan untuk memberi nasehat, karena aku tak pintar menasehati. Bukan pula untuk mengantarnya pulang, karena aku tahu dia tidak suka tidur dirumah.
AH, malam sepi. Beribu kisah tiba-tiba tertuang di otak ini. Tentang harap, tentang cinta, tentang keindahan. Tapi, dia, MR-R yang sedang duduk bersamaku, mungkinkah masih bisa berharap tentang indahnya cinta..? Setelah segenap penolakan, sederet cacian, dan setumpuk rasa putus asa..? Entahlah. Sejenak, otak ini bisa memahami kenapa dia selalu melarutkan diri dalam kemabukan. Dia sudah tak bisa lagi mengharapkan cinta, dia kesepian. Dan alkohollah yang menjadi ajang pelarian. Hingga dalam mabuknya, sajak-sajak yang dia ucapkan bergema ke penjuru kampung. Sajak kejujuran yang tak terbantahkan
******
Rokok di tanganku hampir habis saat dia memindahkan badannya, duduk disampingku. Dia menawariku sebatang rokok lagi, yang aku jawab dengan gelengan kepala. Sejenak dia tersenyum, hingga kemudian mata kosongnya menatap langit malam. Setengah menit kemudian, saat masih menerawang, kulihat matanya mulai berlinang, lalu butiran air pun menetes. Setelah itu dia menatapku, benar-benar menatapku, lalu dengan terisak dia berkata : "Gie, kenapa tak ada wanita yang mau denganku..?"
Beku. Aku tahu di negeri ini tak ada salju. Tapi aku merasa beku. Tubuhku membeku. Hanya dua tetes air yang tak berubah menjadi es. Dua tetes air yang sebentar lagi tumpah dari mata ini.
Note :
Dari pengalaman teman dekatnya MR-R. Saya hanya menceritakan apa yang dia ceritakan di warung samping rumah. Tidak melihat dengan mata kepala sendiri.
Purwokerto, akhir juli
Togie de lonelie
nelangsa...
BalasHapushmm..
BalasHapusnice bro
seperti kisah di larung-nya ayu oetami
sebuah cinta tulus memang selalu terbungkus oleh 'plastik'
dan manusia yang seharusnya terlahir melihat dengan hati untuk melihat jiwa
telah terbiasa melihat dengan mata untuk melihat bungkus
dilematis memang
tapi keadilan Tuhan itu pasti, dan hanya Dia yang tau
selalu ada kebaikan di balik semua kekurangan
walopun kita ga bisa melihatnya
paling tidak di dunia yang melulu mengandalkan 'mata' ini
tapi mngkin satu saat nanti, kita bisa kembali melihatnya dengan hati
*bukan sok menasehati, hanya berbagi kegetiran
Ada saran..?
BalasHapusNah, itu dia masalahnya bang
BalasHapusDaku pingin ngomong seperti itu tapi yang tidak menggurui
Dan daku gak bisa
*togie parah
aku jg bingung Gie...
BalasHapuskayaknya dsitu mungkin ya arti pentingnya dukungan keluarga n yg pasti pendidikan agama...
buktinya banyak orang yg cacat tp tetap bs survive n bs menjalani hidup bahagia meski dia memiliki banyak kekurangan fisik. Aku pernah lihat di TV ada pelukis cacat, tp istrinya cantik n dia bs menghidupi keluarganya dengan bakat yg dia miliki. trs itu yg diiklan salah satu minuman, suami istri cacat tapi tetap semangat, mau kerja keras bukan cmn ngandalin belas kasihan orang (hrsnya kita malu kalo smpe patah semnagt n ga bs seperti mereka...). masalah temennya temenmu gmn ya ???
Kalo keluarganya sih banyak yang alim
BalasHapustermasuk remaja masjid yang jujur itu
tapi masalahnya.., lagi-lagi masalahnya
kata-kata dia pun gak bisa membekas
apalagi daku
makanya perlu kata-kata yang lebih mengena lagi
dan daku gak tau apa itu
deketin pelan2 ma didoain trus kali ya... moga aja hatinya terbuka...
BalasHapussoale eman2 juga sih... cacat fisik dibarengi ma cacat batinnya... gmn orang bisa melihat kebaikannya... meski mungkin sebenernya dia orang baik, cuman keadaan yg mmbuatnya mnjadi bgitu. mungkin bisa dimaklumi. tapi maklum bukan berarti didiemin/dibiarin seperti itu trus.
(teoritis ya ???)
sayangnya..., iya
BalasHapushiks
hehe... ya maaf... kalo ga ngadepin langsung bisanya ya cmn teori... hehe..
BalasHapussusah ya Gie...
Hm, gmn kalo latihan nasehatin daku
BalasHapusCoz daku biarpun ganteng tapi juga susah dinasehati
Misalnya dinasehati biar ga bete pas ditugasi mengelus-elus generator PLTA biar bersih selama hampir lima jam lebih, setiap hari
Padahal kelak kalau menikah nanti, boro2 daku mau membelai istri selama 1 jam nonstop, setiap hari
kalo sama dirimu, kayake bingung deh mo nasehatin, sprtinya lbih susah bin ribet ...he...
BalasHapusGubrak
BalasHapusKalau anak teknik bilang sih, kalau belum dicoba ya mana kita tahu mbak
Yaa, Menurut daku begitu