Semalam aku bermimpi menelpon dia, tepat di hari ulang tahunnya. Kami mengobrol banyak, mendiskusikan berbagai hal yang kami alami. Aku ingin merealisasikan mimpi itu. Aku akan mengumpulkan duit untuk membeli pulsa. Lalu mengajaknya ngobrol, yang lama.
Ngobrol..? Lama..? Apa manfaatnya..? Hal itu tidak menjamin bahwa kamu bisa mendapatkan hatinya. Sebab mungkin saja, saat itu, di mimpi itu, dia juga ditelepon oleh orang lain yang mengucapkan hal serupa. Ngobrol tentang masalah yang sama. Bila tebakanku benar, maka rencanamu takkan menghasilkan apa-apa. Kamu rugi. Rugi waktu, rugi pulsa.
Salah. Dalam kasus ini tidak ada untung rugi. Bila bisa mendengar suaranya, sebanyak apapun pulsa yang kuhabiskan, sesingkat apapun kami bicara, aku tetap bisa disebut untung. Kalau toh dia tidak mau mengangkat teleponku, aku harus bersyukur. Sebab paling tidak dia tahu bahwa aku masih memperhatikan dia. Ingin mengucapkan selamat ulang tahun untuknya.
Jangan begitu. Kenapa tak kau gunakan pulsa, waktu dan energimu untuk hal yang lebih berguna
Lho, menurutku inilah hal paling bermakna dalam seutas kisah yang oleh manusia disebut sebagai cinta. Tentang pengorbanan, usaha, harapan. Manusia masih bisa disebut sebagai manusia bila dia masih punya semangat untuk berusaha, bila belum menyerah. Itulah yang menyebabkan kita tetap survive menghadapi seleksi alam yang ekstra kejam. Yang telah memusnahkan dinosaurus, Pithecantrophus erectus, serta burung Dodo
Tapi untuk apa berusaha bila hanya menghasilkan kesia-siaan..?
Siapa bilang sia-sia..? Dengan menelponnya, paling tidak, aku bisa menanamkan sebibit benih cinta. Bila disiram, dipupuk, dan dirawat dengan baik, mungkin benih tersebut akan tumbuh, berkembang, membentuk sebuah pohon cinta, berdahan asa, berdaun suka, berbuah bahagia. Kalau toh benihnya harus mati, maka kita tidak bisa langsung mengklaim bahwa dia mati. Bisa saja hanya mati suri.
Ck, aku kasihan kepadamu
Justru kamu yang patut dikasihani. Sebab manusia tanpa semangat juang seperti kamu, kelak akan musnah digilas seleksi alam. Kamu akan bernasib sama seperti manusia purba yang telah habis dari muka bumi. Menyisakan tulang-kerangka yang diteliti oleh para ahli.
OK, taruhlah kamu bisa menelpon, anggap dia mau mengangkat telepon, tapi apa yang nanti kalian bicarakan..?
Tentu aku akan mengucapkan selamat ulang tahun, lalu dia akan berterimakasih dan minta didoakan
Ya, padahal doamu sendiri jarang dikabulkan
Tak apa. Toh tidak ada salahnya kalau aku berdoa..? Mungkin Tuhan tidak mau mengabulkan doaku karena keinginanku, seperti kamu tahu, terkadang nganeh-anehi. Makanya kali ini aku akan berdoa secara baik, mengharap kebaikan.
Setelah itu..? Apa cuma itu..?
Pasti tidak, kami akan membicarakan hal lain. Tapi justru disitulah masalahnya. Dari tadi aku sudah lupa, dalam mimpiku kami bicara apa saja. Kamu yang salah. Seharusnya saat aku sedang merenung, mengingat apa yang baru saja kuimpikan, kamu jangan mengganggu permenunganku.
Sebab aku adalah sisi waras dari otakmu yang harus hadir untuk menuntunmu kembali ke jalan lurus. Akulah yang membimbingmu tatkala errormu kambuh. Akulah yang selalu menasehatimu, mengingatkanmu, menyadarkanmu. Mengembalikan dirimu kepada kenyataan.
Tapi kamu jugalah yang menggangguku. Membuatku lupa terhadap apa yang seharusnya kuingat. Kamu memang waras, sadar, normal. Tapi bukankah sebagai manusia terkadang kita harus mencari alternatif lain yang jauh dari batas kenormalan..? Manusia bukan mahluk statis, tapi dinamis. Punya dua sisi, kanan dan kiri. Yin dan Yang. Kita saling melengkapi. Aku tak bisa hidup tanpamu, kamu tak bisa hidup tanpaku. Itu sudah jadi hukum alam.
Terserahlah
Lho, jangan bilang terserah..!! Aku sedang merencanakan sesuatu yang amat berarti bagi hidup kita. Seharusnya kamu mendukung rencanaku ini. Jangan membiarkanku berjalan sendiri. Kita adalah dua jiwa dalam satu tubuh. Bila tubuh ini berkehendak, kita harus sama-sama mendukungnya.
Aku tak mau mendukung rencana yang tidak jelas asal muasal serta jluntrungnya
Siapa bilang tidak jelas..? Rencanaku sudah sempurna. Bahwa aku akan menelponnya dimalam dia berulang tahun. Aku akan mengucapkan selamat, mendoakannya, mengamini doanya. Aku akan mengajaknya merenungi masalalu.
Hm, sempurna ya..? Kalau begitu boleh aku bertanya..? Kapan dia berulang tahun..?
Tentu awal bulan depan. Tepat tanggal empat maret. Haha, bagaimana mungkin aku bisa lupa. Hahaha..!!! Hahaha..!!! Eh, bentar. Apa bukan tanggal empat belas ya..? Tapi kok, kayaknya tanggal dua empat deh. Yang pasti sih, belakangnya angka empat. Bentar, kalau empat ditambah empat itu berapa..? Delapan ya..? Bukan, bukan delapan. Pokoknya belakangnya empat. Hm, kalau empat kuadrat..? Bukan juga. Ah, tapi tak apa. Kamu pasti masih ingat kan..? Hei.., kamu masih ingat kan..? Wooi, tolong beritahu aku, ulangtahunnya tanggal berapa..? Aduh, jangan pergi dulu dong. Bantu aku..!! Wooii…, Wooii…
Togie
Setelah mimpi telpon-telponan
masa mimpine cuma telpon2an doank, mas? yang semangat duonk.. ikut bantuin nyari puring gituuu :))
BalasHapushayoo diingat2 lagi :)
BalasHapusDaku gak tau sebabnya mbak. Namanya juga mimpi, kadang gak bisa ditebak dan direncana
BalasHapusBtw, ada tips nyari puring ala togie
Fakta
1. Puring ada yg daunnya bagus
2. Puring bagus harganya mahal
3. Puring biasa ditanam di kuburan
4. Kuburan adalah milik warga
5. Kita adalah warga, boleh metik puring semaunya
Permasalahan
1. Bagaimana agar bisa mendapatkan puring bagus secara gratis..?
Solusi
1. Pergi ke kuburan
2. Ajak Tarmo
Susah mbak
BalasHapusLagipula, mungkin akhirnya daku gak jadi nelpon
Gak berani
Note : Masalalu hanya untuk diingat dan diambil hikmahnya, bukan dijadikan tujuan
BalasHapustelpon aja lalu bilang salah sambung
trus
daripada salah sambung ngabisin pulsa gimana kalo nanti malem kita pergi minum bajigur di depan kelurahan?
(pasti jadi dobel mbingungi love story)
Kira-kira bisa efektif g bang..?
BalasHapus*pingin nyoba