Minggu, 15 Juni 2008

Misteri Pisau Lipat dan Mati Bunuh Diri

 

Malam ini, kulihat pisau lipat tergeletak diatas meja kamar. Pisau putih perak, gagangnya berwarna kuning. Hatiku bertanya : “Kenapa ada pisau disini..?”. Tapi aku tak tahu harus menjawab apa. Aku tak pernah punya pisau lipat. Tak punya duit untuk membelinya.

 

Tanganku merayap menelusuri permukaan meja

Bergerak perlahan mendekati pisau itu lalu menyentuhnya.

Dingin.

Pisau macam ini selalu terasa dingin.

Sedingin mayat.

Mati.

Aku jadi teringat mati.

 

Pisau sudah berada dalam genggaman tanganku. Begitu erat, begitu lekat. Mungkinkah pisau ini bisa digunakan untuk membunuh..? Mungkin perlu dicoba.

 

Lusinan jomblo yang sedang menungguku diluar sana teramat mudah untuk dibunuh. Bisa saja pisau ini kusembunyikan dibalik jaket lalu mendekati mereka. Menyapa mereka, mengobrol, lalu tertawa bersama-sama. Takkan ada yang curiga. Mereka tak pernah merasa curiga. Bahkan, tentang kenapa sampai sekarang mereka masih tetap menjomblo pun, tak ada yang mencari tahu alasannya. Padahal menurutku, sudah seharusnya mereka curiga bahwa mungkin saja mereka telah kena kutuk.

 

Aku bisa bersikap seperti biasa, seolah seperti tak sedang merencanakan kejahatan apa-apa. Saat mereka lengah, aku cukup berpura-pura mengambil rokok di saku jaket dan langsung menusuk. Di leher, tenggorokan, urat nadi, ulu hati, pokoknya, ditempat manapun yang bisa bikin mati. Tapi apa gunanya..? Dunia takkan berubah walau mereka dibunuh. Amerika masih tetap mencabuli Irak dan Afghanistan. Israel memperkosa palestina. Sebagian tikus BLBI bebas menghambur-hamburkan harta. Aku pun tetap saja menjadi jomblo.

 

Selanjutnya aku berpikir, apa lebih baik aku bunuh diri saja..? Agar tak lagi berpikir macam-macam dan tak bertambah gila..?

 

Kuakui, jika ada pisau, kapanpun aku bisa bunuh diri. Kalian lihat tenggorokanku..? Cukup "Jleb...!!", dan matilah aku. Atau menggorok urat leher hingga berbunyi "Cress..!!" lalu rohku langsung meluncur ke alam sana..? Tapi, tidak jadi ding. Aku tak mau bunuh diri. Aku tak ingin menyesal. Tak mau depresi, menggedor-gedor dinding kubur sambil berteriak : "Woooiii, aku belum sempat menikaaahh....!!!"

 

Ternyata, bunuh diri itu mudah. Tak perlu usaha keras. Andai tak ada pisaupun, masih ada banyak cara untuk mati. Gantung diri, tidur di rel kereta, minum racun, mensuit-suit istri tetangga, banyaklah alternatifnya. Kita tinggal pilih. Sebab seperti sudah kubilang, tak butuh usaha keras. Bahkan, kita tak perlu jadi manusia kalau hanya ingin bunuh diri. Hewanpun bisa melakukannya.

 

Ah, sudahlah. Berhentilah berpikir. Yang pasti, sudah dari tadi aku bertanya-tanya : "Pisau ini sih datang darimana ya..?"

 

 

Sabtu dinihari, saat nemu pisau lipat

de lonelie, togie

7 komentar:

  1. jangan bunuh diri gie, nanti arwahnya ga diterima langit dan bumi...
    kalo bete, ke jogja lagi aja :D

    BalasHapus
  2. pas baca2 ini jd terpikir 2 pertanyaan logis :
    1. apa hubungannya mensuit-suit istri tetangga sama bunuh diri?
    2. Gimana caranya hewan bunuh diri?

    BalasHapus
  3. 1. Pernah ada yg mensuit-suit istri preman. Akhirnya premannya marah, ngajak berantem. Bahkan hampir main bacok. Untung gak jadi

    2. Setahu daku sih, nyemplung sumur. Nyemplung kedalam panci berisi air mendidih. Nabrak kabel ampe mati.

    *selamat tinggal kucing, ayam, dan burung merpatiku.
    hiks

    BalasHapus
  4. Ah, bisa aja. itu sih kucing sm ayamnya gak bunuh diri tp kecelakaan..:)

    BalasHapus
  5. Wah ada2 aja. Itu sih kucing sm ayamnya nggak bunuh diri, tp kecelakaan.

    BalasHapus
  6. whwhwehe
    itu tergantung pada persepsi kita

    :P

    BalasHapus