
Sudah hampir jam setengah delapan
malam, namun bapak belum juga pulang. Padahal tadi beliau hanya pamit
untuk pergi sebentar dan berjanji akan pulang sebelum maghrib. Dengan
penuh kebingungan, daku lihat lagi berlembar-lembar RAB yang menumpuk
diatas meja kerja. Ya, tadi sebelum pergi bapak sempat berpesan agar
RAB tersebut dirubah lagi karena "Bos Besar" kurang
setuju dengan harga borongan yang ditawarkan. Beliau pergi begitu saja
setelah ditelpon adik daku, tanpa meninggalkan catatan atau keterangan
tentang mana yang harus diubah dan mana yang tidak. Daku ini mahasiswa
elektro, mana paham jika disuruh menghitung rincian biaya seperti ini,
apalagi hanya dibekali denah ruko dan setumpuk RAB. Dan beginilah
akhirnya, daku hanya bisa bengong dan tak tahu harus berbuat apa.
Tik-tok-tik-tok.....
Bunyi jarum jam terdengar begitu jelas ditengah kerasnya suara musik
dari vcd player. Dan di depan televisi, dua adik daku yg masih kecil
asyik bernyanyi dan berteriak-teriak dengan suara nyaring. Duh, daku
semakin heran saja. Balita yang baru berusia dua dan tiga tahun
seharusnya lebih suka mendengarkan lagu anak-anak, bukan lagu pop-rock
atau bahkan dreamtheater. Dan yang lebih mengherankan lagi, dua adik
daku ini mempunyai satu kebiasaan yang mirip. Biarpun selera musiknya
aneh, namun mereka akan diam dan duduk tenang jika mendengar suara
adzan. Subhanallah.
Ah, bahagianya menjadi anak kecil. Saat ini daku seharusnya juga
bersenang-senang seperti mereka. Kongkow2 di warnet kampus, makan nasi
kucing rame-rame, atau nonton film komedi romantis di kost teman,
bukannya tertahan di rumah seperti ini. Pokoknya nanti jam delapan,
daku mau pergi. Daku ingin refreshing.
Sekali lagi, daku lirik HP Nokia type 1100 yang tegeletak diatas kursi.
Sejak tadi daku ingin mengirim sms atau menelpon bapak. Pulsa daku
masih ada 3000 perak, masih bisa buat sms atau telpon selama dua menit.
Namun keinginan tersebut urung daku laksanakan karna tepat disamping HP
daku, tergeletak pula HP Nokia 8250 milik bapak. Jadi ditelpon
berkali-kali pun, paling-paling daku sendiri yang mengangkat.
Hhh, pokoknya nanti daku mau protes. Daku mau berunjuk rasa. Bahkan
kalau perlu, daku bakalan mogok nonton Gelar Tinju Profesional
Indosiar, biar bapak nonton tinju sendiri saja. Toh, si Crishjohn sudah
jarang bertanding. Andrian Kaspari pun sudah lama tidak tampil.
Pokoknya...
Bla.. Bla.. Bla..
Tik-tok-tik-tok...
Dan akhirnya...
Treteteteteteteteteteeettttt.... Tretetetetetettttttt......
Ah suara itu.., suara motor Yamaha Sigma yang sudah enam tahun ini
setia menemani daku kemanapun daku pergi, yang bahkan teman-teman
dikampus pun bisa mengetahui kedatangan daku hanya dengan mendengarkan
suara motor ini. Satu-satunya sepeda motor yang diberi julukan
"the-fourthy-kilometer-motorcycle" di kampus teknik, dan tak ada motor
lain yang mendapat julukan se-keren ini.
Akhirnya bapak pulang juga. Apakah beliau pergi begitu lama karna harus
mampir dulu untuk membeli oleh-oleh? Ataukah membeli lauk yang enak
untuk makan malam..? Daku ingin segera memulai unjuk rasa, daku sudah
mempersiapkan diri. Dan lihatlah, beliau datang dan melangkah ke ruang
keluarga, dan berjalan ke kursi di depan daku. Ah, akhirnya beliau
duduk dan kemudian mengambil handphone. Hm, sebentar lagi daku akan
mulai bicara..
Tapi, sebelum daku sempat berbuat apa-apa beliau sudah keburu berkata :
"Jangan marah dulu Gie, tadi Bagus (adik daku) telpon. Kamu tahu A** kan..? dia kesurupan saat sedang main di Karang Asri. Padahal disana hanya ada ibu-ibu dan teman-teman SMA nya
Bagus. Bapak di telpon, dan bapak disuruh kesana. Dia bilang
jin-nya rada aneh. Kelihatannya dia panik Gie, ya kamu tahu sendiri lah
bagaimana reaksi anak berusia enam belas tahun kalau harus menghadapi
temannya yang kesurupan. Makanya tadi bapak buru-buru pergi kesana,
bahkan sampai tidak sempat membawa HP."
"Tapi masalahnya bukan hanya itu Gie. Setelah bisa diajak ngobrol, si jin itu bilang bahwa dia tinggal di Jakarta. Jinnya perempuan. Nah dia bilang kalau disana dia dibunuh oleh pacarnya. Dia ingin agar ibunya yang tinggal di perumahan "Griya Satria" diberitahu
bahwa dia sudah meninggal. Dan dia ingin agar kasusnya diusut tuntas
lalu pembunuhnya ditangkap. Makanya bapak bingung Gie, biasanya kan
kalau ada orang kesurupan mintanya kembang, kopi atau kelapa muda, tapi
yang ini lain. Lah iya kalau jinnya ngomong bener, coba kalau sudah
dicari ke Griya Satria tapi ternyata orangnya tidak ada..? Atau kalau ternyata ada orang yang dibunuh beneran..? Kan kasihan.."
"Untunglah tadi ada ibu-ibu yang bilang bahwa dia ada kenalan di Griya Satriya, jadi biar dia saja yang nanti mencari tahu. Bapak tidak perlu ikut-ikutan"
"Oh iya Gie. RAB nya bagaimana..? Sudah dirubah..? Pasti belum ya..?"
"Ya sudahlah, lagipula ini kan malam minggu. Kalau kamu ingin pergi
main ya pergi saja. Tapi nanti, setelah RAB nya dirubah. Yo, sekarang
kita ke kamar kamu di atas. Komputernya bisa dipakai kan..? Nanti di
print di rental milik teman kamu saja, soalnya bapak belum ada uang
buat beli cartridge."
Keterangan Gambar : Yuzak Vs Bagus. Suatu sore di pinggir sawah
malam, namun bapak belum juga pulang. Padahal tadi beliau hanya pamit
untuk pergi sebentar dan berjanji akan pulang sebelum maghrib. Dengan
penuh kebingungan, daku lihat lagi berlembar-lembar RAB yang menumpuk
diatas meja kerja. Ya, tadi sebelum pergi bapak sempat berpesan agar
RAB tersebut dirubah lagi karena "Bos Besar" kurang
setuju dengan harga borongan yang ditawarkan. Beliau pergi begitu saja
setelah ditelpon adik daku, tanpa meninggalkan catatan atau keterangan
tentang mana yang harus diubah dan mana yang tidak. Daku ini mahasiswa
elektro, mana paham jika disuruh menghitung rincian biaya seperti ini,
apalagi hanya dibekali denah ruko dan setumpuk RAB. Dan beginilah
akhirnya, daku hanya bisa bengong dan tak tahu harus berbuat apa.
Tik-tok-tik-tok.....
Bunyi jarum jam terdengar begitu jelas ditengah kerasnya suara musik
dari vcd player. Dan di depan televisi, dua adik daku yg masih kecil
asyik bernyanyi dan berteriak-teriak dengan suara nyaring. Duh, daku
semakin heran saja. Balita yang baru berusia dua dan tiga tahun
seharusnya lebih suka mendengarkan lagu anak-anak, bukan lagu pop-rock
atau bahkan dreamtheater. Dan yang lebih mengherankan lagi, dua adik
daku ini mempunyai satu kebiasaan yang mirip. Biarpun selera musiknya
aneh, namun mereka akan diam dan duduk tenang jika mendengar suara
adzan. Subhanallah.
Ah, bahagianya menjadi anak kecil. Saat ini daku seharusnya juga
bersenang-senang seperti mereka. Kongkow2 di warnet kampus, makan nasi
kucing rame-rame, atau nonton film komedi romantis di kost teman,
bukannya tertahan di rumah seperti ini. Pokoknya nanti jam delapan,
daku mau pergi. Daku ingin refreshing.
Sekali lagi, daku lirik HP Nokia type 1100 yang tegeletak diatas kursi.
Sejak tadi daku ingin mengirim sms atau menelpon bapak. Pulsa daku
masih ada 3000 perak, masih bisa buat sms atau telpon selama dua menit.
Namun keinginan tersebut urung daku laksanakan karna tepat disamping HP
daku, tergeletak pula HP Nokia 8250 milik bapak. Jadi ditelpon
berkali-kali pun, paling-paling daku sendiri yang mengangkat.
Hhh, pokoknya nanti daku mau protes. Daku mau berunjuk rasa. Bahkan
kalau perlu, daku bakalan mogok nonton Gelar Tinju Profesional
Indosiar, biar bapak nonton tinju sendiri saja. Toh, si Crishjohn sudah
jarang bertanding. Andrian Kaspari pun sudah lama tidak tampil.
Pokoknya...
Bla.. Bla.. Bla..
Tik-tok-tik-tok...
Dan akhirnya...
Treteteteteteteteteteeettttt.... Tretetetetetettttttt......
Ah suara itu.., suara motor Yamaha Sigma yang sudah enam tahun ini
setia menemani daku kemanapun daku pergi, yang bahkan teman-teman
dikampus pun bisa mengetahui kedatangan daku hanya dengan mendengarkan
suara motor ini. Satu-satunya sepeda motor yang diberi julukan
"the-fourthy-kilometer-motorcycle" di kampus teknik, dan tak ada motor
lain yang mendapat julukan se-keren ini.
Akhirnya bapak pulang juga. Apakah beliau pergi begitu lama karna harus
mampir dulu untuk membeli oleh-oleh? Ataukah membeli lauk yang enak
untuk makan malam..? Daku ingin segera memulai unjuk rasa, daku sudah
mempersiapkan diri. Dan lihatlah, beliau datang dan melangkah ke ruang
keluarga, dan berjalan ke kursi di depan daku. Ah, akhirnya beliau
duduk dan kemudian mengambil handphone. Hm, sebentar lagi daku akan
mulai bicara..
Tapi, sebelum daku sempat berbuat apa-apa beliau sudah keburu berkata :
"Jangan marah dulu Gie, tadi Bagus (adik daku) telpon. Kamu tahu A** kan..? dia kesurupan saat sedang main di Karang Asri. Padahal disana hanya ada ibu-ibu dan teman-teman SMA nya
Bagus. Bapak di telpon, dan bapak disuruh kesana. Dia bilang
jin-nya rada aneh. Kelihatannya dia panik Gie, ya kamu tahu sendiri lah
bagaimana reaksi anak berusia enam belas tahun kalau harus menghadapi
temannya yang kesurupan. Makanya tadi bapak buru-buru pergi kesana,
bahkan sampai tidak sempat membawa HP."
"Tapi masalahnya bukan hanya itu Gie. Setelah bisa diajak ngobrol, si jin itu bilang bahwa dia tinggal di Jakarta. Jinnya perempuan. Nah dia bilang kalau disana dia dibunuh oleh pacarnya. Dia ingin agar ibunya yang tinggal di perumahan "Griya Satria" diberitahu
bahwa dia sudah meninggal. Dan dia ingin agar kasusnya diusut tuntas
lalu pembunuhnya ditangkap. Makanya bapak bingung Gie, biasanya kan
kalau ada orang kesurupan mintanya kembang, kopi atau kelapa muda, tapi
yang ini lain. Lah iya kalau jinnya ngomong bener, coba kalau sudah
dicari ke Griya Satria tapi ternyata orangnya tidak ada..? Atau kalau ternyata ada orang yang dibunuh beneran..? Kan kasihan.."
"Untunglah tadi ada ibu-ibu yang bilang bahwa dia ada kenalan di Griya Satriya, jadi biar dia saja yang nanti mencari tahu. Bapak tidak perlu ikut-ikutan"
"Oh iya Gie. RAB nya bagaimana..? Sudah dirubah..? Pasti belum ya..?"
"Ya sudahlah, lagipula ini kan malam minggu. Kalau kamu ingin pergi
main ya pergi saja. Tapi nanti, setelah RAB nya dirubah. Yo, sekarang
kita ke kamar kamu di atas. Komputernya bisa dipakai kan..? Nanti di
print di rental milik teman kamu saja, soalnya bapak belum ada uang
buat beli cartridge."
Keterangan Gambar : Yuzak Vs Bagus. Suatu sore di pinggir sawah
gie kalo ada orang yang kesurupan coba kumandangkan adzan di telinganya, pasti si jin langsung kewalahan. Trus yakinkan di hati bahwa Allah bersama kita, soalnya si jin bakal tambah merajalela kalo kita was-was apalagi jiper duluan.
BalasHapus*pengalaman mengatasi org kesurupan
RAB...artinya apaan nih mas?....maaf saya g tahu
BalasHapusbelum tentu jg tuh...
BalasHapusiya apa tuh?
BalasHapusRencana Anggaran Biaya pak..
BalasHapusMaaf, tadi saya lupa menambahkan keterangan.
Anu, terimakasih informasinya ndah
BalasHapusDulu waktu ada yg kesurupan dan si jin minta disediakan daging orang, ada ustadz yg mengumandangkan adzan. Tapi, dianya tetep bandel. gak mau pergi.
Akhirnya bapak daku dipanggil. Si jin mengaku bahwa dia penguasa gunung ... (lupa gunung apa), dan tidak mau pergi sebelum syaratnya dipenuhi.
tapi tu orang malah dibiarin aja. bapak malah aasyik ngopi2 dan ngobrol2 masalah kerjaan ama keluarga org tersebut.
Walhasil, lama2 tuh jin capek juga dan minta keluar.
Alasannya...?
BalasHapusHaha, maap mbak.. :P
BalasHapusoooo maap mas togie aku kurang gaul soalnya.. hihi
BalasHapusJadi.., yang memaafkan dan yang dimaafkan siapa dulu nih.. :P
BalasHapussekedar cerita tentang kesurupan nih... kebetulan adik sepupu sy baru2 ini tetangganya kesurupan, ada salah satu warga setempat yg coba bacain Yassin, eh si jin-nya malah ngeduluin bacanya dengan cepat, ternyata lebih pintar/hapal si jin drpd org tsb, akhirnya adik sepupu sy berinisiatif mengajak ngobrol biasa aja dengan santai sampai akhirnya si jin pamit keluar sendiri... :)
BalasHapuslah kan dah dibuktiin sendiri...? :p
BalasHapuswah..true story yah..kirain cerpen ahaha..Serem yak...sering denger sih ttg kesurupan..sebenernya org bisa kesurupan karna apa yah?
BalasHapuskadang ga masuk akal ya yang berkaitan dengan dunia ghoib :D
BalasHapusLoh.., kok bisa gitu ya mas...?
BalasHapusDaku malah baru tahu kalo ada yg seperti ini..
Iya.., tapi kenapa bisa seperti itu...?
BalasHapusApa penyebabnya...?
Bagaimana solusinya...?
Itu yang belum daku ketahui
Hahaha, senangnya..
BalasHapusTernyata ada yang sependapat dengan daku.
Cerpen oii, cerpen...
cihui...
BTW, daku sendiri belum tahu pasti penyebab kesurupan itu apa
Gak mudeng babar blas nih..
Daku lg nunggu penjelasan dari bang akmal.. :p
mosok sih, cobalah tanyakan pada bapak dikau
BalasHapusSETUJU!!!!
BalasHapushttp://akmal.multiply.com/journal/item/173
BalasHapus:)
Hm, bapak daku belum pernah ketemu jin yg bisa lancar membaca surat Yassin
BalasHapusDulu daku pernah tanya2 tentang hal seperti ini
Tapi akhirnya pembicaraan melenceng ke "Indeks Prestasi Kumulatif" serta "Kelulusan yang Tertunda"
Akhirnya daku kapok. Gak berani bertanya yg macem2 lagi.
Hahaha, artikel yang mantabb!!
BalasHapusTop deh..
:p
waks.. serem nih ceritanya.. boleh ndak kalo aku cerita ke tanteku, soale dia juga tinggal di griya satria...
BalasHapuswah.., kebetulan
BalasHapusboleh kok un..
Eh.., tapi.., anu..
Uni kan tinggal di jakarta yah...
terus punya keluarga di griya satriya...
jangan2...
Kyaaaaaaaaaaaaaaaaa................, syereeeeeeeemmmmmmmmm
kyaaaaaaaaaaaaaa.... jangan dong.... sumpah bukan gie.. hewhewhewhewhewhew..
BalasHapuskyaaaaaaaaaaaaaa... kuchikuchikuchiku....
BalasHapuscup.. cup.. cup..
ginuk..ginuk..ginuk..
au ah...
BalasHapusWakaka
BalasHapusAjuajuajuajua.....