Senin, 25 Desember 2006

Kuliah yang Aneh : Cara Mudah Berpoligami dengan Mengakal-akali Istri yang Lugu Sekali

 


Kali ini saya ingin turut menulis tentang poligami, mungkin sedikit terlambat tapi tak apalah. Saya tahu bahwa sudah banyak MPer’s yang membahas tema ini. Ada yang meninjau dari sudut agama, moral, kelemahan, kelebihan, serta berbagai pro dan kontranya. Jadi agar tidak membosankan saya mencoba berbagi pengalaman saja, tentang cara mudah agar diijinkan berpoligami.


 


Kebetulan, minggu lalu pak dosen manajemen membagikan pengalamannya, beliau bercerita tentang temannya sesama pengusaha yang sukses berpoligami dengan empat istri tanpa menimbulkan konflik yang berarti. Padahal keempatnya tinggal dalam satu rumah.


 


Dalam berpoligami paling tidak ada beberapa syarat yang harus kita penuhi diantaranya adalah : Bisa berlaku adil, mempunyai kecukupan rizki, tidak dilakukan dengan niat menyakiti, dan lain sebagainya. Tapi masalahnya walaupun syarat tersebut dirasa bisa dipenuhi, terkadang masih ada yang menghalangi yaitu sulitnya mendapat ijin dari istri.


 


Dalam manajemen pemasaran ada satu hal yang harus kita perhatikan dalam menjaring konsumen yaitu “segmentasi”. Artinya harus tahu segmen kita seperti apa. Contohnya saat membuka sebuah restoran mie yang mewah yang harganya cukup mahal, paling tidak konsumen kita adalah mereka yang tergolong kaya. Apakah hanya itu..? Ternyata tidak. Orang kaya tersebut haruslah suka makan mie. Lalu..? Dia juga harus berdomisili di kota dimana restoran tersebut berdiri. Kemudian..? Masih banyak lagi, silahkan anda cari sendiri.


 


Sebenarnya teori segmentasi cukup mudah dipahami, sayangnya hanya sedikit orang yang berusaha untuk mengembangkan teori tersebut kedalam ruang lingkup yang lebih luas. Contohnya adalah pengusaha yang akan saya ceritakan.


 


Alkisah ada seorang pengusaha besar yang ingin berpoligami. Masalah bisa adil atau tidak itu urusan nanti yang penting dia harus mendapat ijin dari istri. Kenapa..? Karena perusahaan yang dia pimpin adalah warisan dari mertua, jika sang istri tidak setuju dan minta cerai kemungkinan besar dia akan kehilangan beberapa perusahaannya. Karena itulah dia mencari trik-trik berdasarkan teori manajemen.


 


Triknya sederhana, dia mengkondisikan seolah-olah perusahaan sedang berada di ambang kebangkrutan. Lalu dia berkata kepada istrinya bahwa setelah bertanya ke orang pintar, satu-satunya cara untuk menyelamatkan perusahaan adalah dengan menikah lagi. Itu adalah syarat yang tidak bisa diganggu gugat. Alasannya…? Sama sekali tidak ada karena biasanya berita dari dunia ghaib seringkali datang tanpa disertai alasan. Akhirnya dengan berat hati si istri pun mengijinkan.


 


Tak berapa lama ternyata si pengusaha mulai ketagihan. Lagi-lagi dia ingin menambah istri. Trik yang digunakan masih sama. Perusahaan dibuat mengalami sedikit peningkatan tapi masih berada dalam situasi yang rawan. Kemudian dia berkata bahwa agar perusahaan lebih cepat pulih maka istrinya harus ditambah satu lagi. Bagaimana reaksi istri pertama..? Tentu kaget. Tapi dia terlanjur mempercayai ucapan sang suami sebab sudah terbukti bahwa setelah menikah lagi perusahaan mulai membaik. Ijin dikeluarkan. Istri kedua pun setali tiga uang.


 


Cukupkah..? Ternyata tidak. Karena bosan menikah dengan perempuan paruh baya dia pun ingin mempunyai istri yang lebih muda. Sayangnya dia masih menggunakan trik yang sama sehingga ketiga istrinya mulai curiga. Untunglah istri pertama dan kedua tidak banyak mengeluh karena mereka sudah terbiasa merasakan pahitnya dimadu, tapi tidak begitu dengan istri ketiga yang ternyata mempunyai kecerdasan diatas rata-rata. Apalagi sang suami sudah keterlaluan karena calon istrinya ini ternyata masih berusia 17 tahun sehingga lebih pantas dijadikan cucu.


 


Masalah pun mulai timbul, istri ketiga mau memberi ijin tapi dengan satu syarat bahwa setelah menikah selama tiga bulan istri muda ini harus diceraikan. Bukankah sang orang pintar hanya berkata bahwa satu-satunya solusi untuk memulihkan perusahaan adalah dengan menikah lagi..? Jadi kalau syarat orang pintar tersebut sudah dipenuhi, tidak jadi masalah kalau istri tersebut langsung diceraikan. Yang penting kan sudah menikah. Sang pengusaha menerima syarat tersebut. Cerai atau tidaknya urusan nanti, bisa di akal-akali. 


 


Sayangnya istri ketiga tidak menyangka bahwa sang suami ternyata lebih pintar, namanya juga pengusaha besar. Tiga bulan setelah menikah ketiga istrinya menuntut agar istri keempat segera diceraikan. Tapi dengan entengnya si suami menjawab :


 


“Diceraikan..? Kok tega sih..? Dia kan sedang hamil muda, apa kalian tidak punya rasa kasihan sedikitpun..? Bagaimana jika kalian yang hamil muda, lalu saya ceraikan begitu saja..? Bagaimana perasaan kalian..?”


 


Glek.., ketiga istri pun diam. Tanpa bisa berargumen apa-apa. Sang suami tersenyum puas. Dia sudah berusia lanjut, hanya mampu untuk mempunyai empat istri jadi tidak perlu mencari trik baru untuk menikah lagi.


 


Lalu apa hubungannya dengan segmentasi..? Sangat erat. Dalam kasus ini sang suami mempertimbangkan bahwa :




  • Istri pertama (yang dibesarkan dalam buaian harta) tidak akan mampu bertahan hidup tanpa kekayaannya. Dia lebih memilih untuk dimadu daripada hidup miskin.


  • Istri kedua merasa bahwa dia telah menyakiti istri pertama. Jadi paling tidak dia juga harus rela jika dirinya dimadu.


  • Istri ketiga pun sama namun dia tidak terima jika sang suami seenaknya memperistri daun muda yang masih bau kencur. Itu keterlaluan namanya. Jadi dia hanya mau memberikan ijin dengan satu syarat yang harus dipenuhi.


  • Sang suami sadar bahwa dia harus mempertimbangkan perbedaan antara istri ketiga dengan dua istri lainnya. Dia pun mencari solusi untuk mengatasi permasalahan ini.


  • Untungnya istri keempat sedang dalam masa subur, jadi bisa diperkirakan bahwa beberapa saat setelah menikah dia akan hamil. Hal ini dimanfaatkan dengan baik oleh suami. Dijadikan alasan agar tidak bisa bercerai.

Begitulah, teori segmentasi harus bisa kita aplikasikan pada berbagai bidang kehidupan. Bukan hanya untuk sukses berpoligami, tapi juga sukses dalam segala hal.


 


 


Togie de lonelie


Purwokerto, Desember 2006


Dinihari

Rabu, 20 Desember 2006

Sebenarnya Aku Seorang Pembunuh



Kuambil golok yang tergeletak diatas meja, sudah berkarat tapi masih terlihat tajam. Lalu kubawa ke dapur dan kuasah disana. Srek.. srek.., begitu bunyinya. Terdengar begitu ritmis, bak penyanyi muda yang melantunkan lagu melankolis. Selesai kuasah, kugoreskan mata golok ke ujung jari untuk memastikan bahwa senjata ini sudah cukup tajam. Tapi akibatnya...

"SRAAKKK…!!!"

Uhh, jariku tergores. darah mengalir deras. Perih, sakit, tapi kutahan. "Mangsamu kali ini akan lebih sakit Gie, paling tidak kamu harus tahu apa yang mereka rasakan". Ku coba tuk pejamkan mata. Terbayang tubuh mereka yang terbacok berlumur darah. Menggeliat menahan sakit. Berusaha lari agar tetap hidup dan akhirnya mati. Untuk sesaat muncul rasa kasihan, lalu kutepis. Mereka harus mati oleh tanganku sendiri. Sadis..? Memang. Tapi itulah aku, Togie.

Perlahan-lahan darah hanya tinggal tetesan, dan golok pun kusimpan. Kuhabiskan hari di beranda rumah, merenung, menguatkan hati. Paling tidak ada puluhan nyawa yang harus melayang malam ini, dan itu cukup membebani. Bagi seorang pembunuh sekalipun.

Malam menjelang, gerimis turun tidak begitu deras lalu berhenti. Kuambil golok, senter, penutup kepala dan peralatan lainnya. Setelah kegelapan menyelimuti bumi aku berkumpul dengan rekan-rekan yang lain, rekan yang akan bermandi darah sama sepertiku.

Dari jembatan di perbatasan desa kami berangkat, menyusuri pematang sawah, menerobos kebun, menyeberang sungai, lalu mendaki gundukan tanah yang cukup tinggi. Tibalah kami ditempat pembantaian. Sawah yang begitu luas membentang dihadapan kami. Dalam kegelapan terlihat puluhan korban yang sedang bersenda gurau, tanpa sadar bahwa ajal sedang menanti. Kami pun membagi tugas. Mereka dibawah sana jumlahnya jauh lebih banyak, jika kami menyerang sekaligus banyak diantara mereka yang dapat menyelamatkan diri. Karena itu kami harus berpencar, menghadang, membacok, membinasakan, dan mencabut nyawa siapa pun yang berusaha lari. Ha..ha.., mahluk tak berdaya seperti mereka bisa apa..? Tak mungkin dapat menghadapi kami. Selanjutnya kami pun berpencar.

Tiga puluh menit kemudian golok yang diasah tajam sejak pagi sudah berwarna merah oleh darah, amis, anyir. Seperti yang telah diduga, para mahluk tak berdaya ini hanya bisa meratap, tanpa sedikitpun memberikan perlawanan. Karena itulah tugasku jadi semakin mudah, hanya tinggal mencari mangsa yang sedang bersembunyi, mengendap-endap lalu "CROOTTT" nyawa pun melayang.

Akan tetapi lambat laun mulai timbul keanehan, mangsa yang tadinya begitu banyak seakan-akan menghilang. Sepertinya mereka telah mempersiapkan tempat persembunyian atau markas rahasia dan menunggu kesempatan untuk melawan kami. Ah, ini tak boleh terjadi. Mereka harus dibinasakan sebelum sempat mempersiapkan perlawanan. Akupun berjalan dengan tergesa-gesa, menyeruak lumpur sedalam lutut sambil mengamati keadaan sekeliling. Hingga kulihat sosok itu, sosok yang hampir membuatku berteriak terkejut.

Kulihat satu mangsa yang akan kembali meregang nyawa. dan dia sedang bersembunyi, Membenamkan dirinya dalam lumpur, berhadap agar tak pernah ditemukan oleh kami. Tapi harapan itu sia-sia belaka. Pelan-pelan kudekati dia, kugenggam golok dengan erat, kuangkat tinggi-tinggi lalu kuayunkan sekuat-kuatnya, seakan-akan baju zirahpun pasti akan terbelah oleh ayunan ini. Ya, dia pasti mati, hingga kemudian :

“HAII, SEDANG APA KAMU...?"

Sial, pak tani. Aku kaget, ayunanku melenceng. Mangsa yang tadi bersembunyi pun tersadar, dan lari menyelamatkan diri. Sialnya lagi, pak tani berjalan menghampiri lalu bertanya :

"Kamu sedang apa malam-malam begini, pake bawa golok segala. Mau macam-macam hah..? Punya niatan tidak baik..?”

GRRHHH, gawat dia mulai curiga. jangan-jangan perbuatan kami diketahui.

Golok pun kugenggam semakin erat. Jarak kami hanya satu langkah. Dengan satu ayunan saja, golok ini pasti mengenai tubuhnya. Tapi, ah.. bukankah seorang pembunuh profesional hanya boleh menghabisi sasarannya, tanpa melibatkan pihak yang tak berdosa.

"Ma.. maaf pak.. tadi anu.., itu.. mm.."

"Ya sudah. pergi sana. besok sawah ini mau saya tanami, jadi jangan diinjak-injak"

Akupun pergi. Untung para korban sudah kami amankan, kami masukkan kedalam kantung-kantung yang telah disiapkan. kalau tidak...?

Menjelang subuh, kami, para pembunuh ini beranjak pulang. Melangkah lunglai, badan penuh lumpur, tangan berlumuran darah. Kami berjalan melewati rute yang tadi dilalui. Sesampainya dirumah, kuletakkan golok di tepi sumur, golok yang sudah berwarna merah. Besok saja aku cuci, aku capek, ingin istirahat. Tapi sebenarnya jiwaku lebih capek. Aku merasa berdosa.

Beberapa menit kemudian, saat masih merenung sambil menatap langit-langit dapur bapak datang menemui, menepuk bahu, menatapku dengan pandangan berwibawa. Ah, seorang bapak memang selalu mengerti apa yang dirasakan anak lelakinya. Dan tampaknya dugaan itu tepat. Terlebih lagi saat beliau bertanya :

“Istirahat dulu nak. mungkin kamu capek. Gimana ngobornya..? Dapat..? Seharusnya di musim seperti ini belut lagi banyak-banyaknya. Bapak denger di sawah deket terminal ada banyak.”

“Iya pak, tadi juga saya ngobor disana. Tuh dapet satu kantong kain. Ada dua kilo kali ya? Harusnya sih dapat lebih banyak lagi pak. Sayang tadi dimarahi pak tani. Katanya sawahnya mau ditanami jadi tidak boleh diinjak-injak.”

“Haha.., gak ada hubungannya gie. Sawah disitu memang banyak belutnya, kali aja pak tani pingin ngobor juga.”


Ah.., iya. Tapi tak apalah, cuekin saja. Apalagi sudah terbayang harumnya aroma belut goreng yang akan kusantap besok pagi. Gurihnya, renyahnya, KRIUUKKK... Hmm.., SEDAAAPPP...!!! Seorang pembunuh pun pasti pernah ingin makan belut goreng. Betul kan..?



*Cerita ini hanya fiksi belaka, sama sekali tidak bisa dipercaya

Purwokerto, 18 Desember 2006
Togie de Lonelie





Senin, 18 Desember 2006

Pring Pethuk (Bambu Silang)

Category:   Furniture

Dicari bambu dengan ranting yang menyilang (di ruas yang satu mengarah ke atas dan ruas satunya lagi kebawah). Bagi yang punya silahkan hubungi saya, ada yang bersedia membeli dengan harga lumayan.

Terimakasih


Minggu, 17 Desember 2006

Kuliah yang Aneh - VIRGIN DETECTOR



 

Bumi selalu berotasi sehingga siang dan malam datang silih berganti. Bumi pun mengalami revolusi, senantiasa berputar mengelilingi matahari. Bumi kan selalu bergerak dari satu titik, menuju ke titik itu lagi. Sebuah siklus yang tak pernah berhenti hingga nanti, saat kiamat terjadi. Seperti halnya bumi, siklus ini pun terjadi pula pada apa yang akan kita bicarakan nanti, yaitu penilaian kita terhadap “virginitas”


Seperti yang telah diketahui bahwa pada jaman dahulu keperawanan mempunyai arti yang sangat penting. Kehormatan seorang wanita dapat dilihat dari utuh tidaknya mahkota yang harus dia jaga. Jadi tidaklah aneh jika seorang gadis kehilangan keperawanannya sebelum menikah, dia akan dikucilkan dan dianggap rendah.


Bangsa yang pertama kali melanggar nilai ini adalah Amerika dan Eropa (Ameropa). Dengan mengacu pada azas kebebasan hakiki, secara perlahan mereka mulai meremehkan nilai keperawanan. Memang pada mulanya “hubungan” diluar nikah dilakukan secara sembunyi-sembunyi namun lama-kelamaan hal ini dilakukan secara terang-terangan, tanpa perlu merasa malu lagi. Akhirnya seks bebas bisa begitu mudah dilakukan, begitu gampang ditemui. Tak ada lagi tabu, persetan dengan harga diri.


Saat bangsa Asia masih menjunjung tinggi nilai keperawanan, Ameropa sudah tak lagi ambil peduli. Dan berkat kerjasama internasional yang begitu erat, serta infiltrasi kebudayaan yang berlangsung secara terus menerus, akhirnya bangsa Asia pun ikut tertular juga. Sekarang seks bebas sudah jadi hobi yang amat digandrungi oleh masyarakat kita. Tua, muda, miskin, kaya, remaja, mahasiswa, anak SD atau SMA. Mereka sudah tak asing lagi dengan freeseks.


Namun seperti halnya bumi yang selalu berotasi dan berevolusi, Ameropa pun mulai kembali pada tradisi lama. Sekarang nilai virginitas mulai diungkit-ungkit lagi. Perlahan-lahan anak-anak muda disana mulai menghormati arti dari keperawanan. Para wanita mulai belajar untuk menjaga diri. Dan hebatnya hal ini ditularkan pada anak gadis mereka sehingga makin banyaklah wanita yang menjunjung tinggi nilai keperawanan.


Purwokerto, entah bulan apa, entah tanggal berapa. Yang pasti saat itu hari jumat sekitar pukul delapan pagi.


“Nah anak-anak, sebagai calon manager yang baik kalian punya ide apa untuk memanfaatkan situasi seperti ini?”


Para mahasiswa (begitu pula mahasiswinya) tampak bingung. Mereka kuliah di teknik elektro, bukan di jurusan manajemen. Jadi wajar kalau mereka tidak terbiasa untuk mengambil ide dari hal semacam ini.


“Ayo dong, masa kalian tidak tahu sih..? Coba kalian lihat diagram yang bapak gambar di whiteboard ini. Yang di kanan itu Ameropa, dari sana ditarik garis lengkung kekiri yang disebut Asia. Nah, lalu dari sini ditarik garis lengkung kembali ke Ameropa. Yang namanya revolusi berarti dari Ameropa paham virginitas akan melanda Asia lagi, tapi entah kapan. Sebagai mahasiswa elektro sekaligus juga sebagai calon manajer, seharusnya kalian melihat peluang emas yang bisa kita manfaatkan. Peluang apa coba..?”


Mahasiswa pun berpikir keras. Hm, membuat kondom..? Ah, itu kan tidak ada hubungannya dengan virginitas. Operasi..? Sekarang itu sudah ada, bukan hal baru lagi. Lalu, yang dimaksud bapak dosen sih apa ya..?


“Ah, kalian ini bagaimana..? Masa tidak bisa..? Baiklah akan bapak beritahukan. Sebagai mahasiswa elektro seharusnya kalian berpikir untuk membuat alat. Alat apa..? Ya alat yang ada hubungannya dengan keperawanan. Yang bisa dipastikan akan laku keras di pasaran. Ya.., kita bisa membuat alat pendeteksi keperawanan. “VIRGIN DETECTOR..!!”


GUBRAK…!! Benar juga ya…?


“Nah, cara kerja alat ini bisa bervariasi, tergantung pada kreativitas kita. Misalkan di bandara, kan ada tuh scanner yang bisa digunakan untuk mendeteksi senjata tajam, senjata api, narkoba, atau benda berbahaya lainnya. Alat ini bisa kita desain seperti itu. Misalkan ada wanita yang lewat tapi alat ini tidak bereaksi apa-apa, maka sebaiknya kita juga diam saja. Tapi kalau alat ini berbunyi tulit.. tulit.. tulit…” maka kita harus curiga. Jangan-jangan sudah tidak virgin lagi nih…, Ha.. ha.. ha..!!!


“Alat ini juga bisa kita desain menyerupai kacamata. Kalau scanner di bandara kan gede, tidak praktis, tidak bisa dijual secara massal, tidak bagus untuk bisnis. Nanti sistem kerjanya kita gunakan metode pelacak aura. Kita teliti aura wanita yang masih virgin itu seperti apa, yang tidak virgin itu seperti apa. Kemudian kita aplikasikan ke alat ini, kita patenkan, dan kita jual ke Ameropa, pasti laku keras.”


“Kalau fenomena virginitas sudah kembali merambah Asia, alat ini kita jual juga kesana. Memang, nantinya pasti banyak perusahaan yang berusaha untuk meniru dan membuat alat yang lebih baik dan lebih canggih, tapi jangan kuatir alat ini kan sudah kita patenkan. Jadi sebagus apapun alat buatan mereka, kita masih bisa mendapat uang lisensinya. Gimana..? Hebat kan..?”


“Begitulah nak, sebagai mahasiswa kalian harus pandai menangkap peluang. Apalagi tujuan kalian kuliah disini kan agar bisa menjadi manajer, bukan bawahan. Manajer itu harus jeli, harus kreatif, harus berani, jangan cuma ingin terima jadi. Yang bapak berikan ini cuma satu contoh kecil lho, peluang yang akan kalian hadapi nanti pasti lebih banyak lagi. Itu yang harus kalian manfaatkan dengan baik saat lulus nanti.”


Kuliah pun berlanjut, sebagian mahasiswa bingung, sebagian lagi mengerti.




togie de lonelie



Selasa, 12 Desember 2006

Saat Ini Aku Sedang Jatuh Cinta



Saat ini aku sedang jatuh cinta
Cinta yang begitu panas menggelora
Jantung ini berdegup kencang padahal tidak sedang berolahraga
Ah, inikah yang namanya badai asmara…?


Pagi ini aku kembali mengingatmu
Mencium harum tubuhmu, halus kulitmu, yang penuh dengan warna biru
Bahkan masih kurasakan sensasi semalam
Saat dengan ganas kau kucium, kupeluk, lalu kudekap erat di dadaku
Ya, begitu erat hingga seakan jantungku menyatu dengan jantungmu
Jiwaku menyatu dengan jiwamu
Hingga aku mabuk dan jadi gila karenamu

Sayangnya banyak orang yang berkata bahwa yang kita lakukan ini adalah dosa. Mereka bilang yang namanya cinta itu tidak boleh berlebihan, harus bisa dikendalikan. Tapi, bukankah cinta memang membuat kita kehilangan kendali..? Ah, masa bodo dengan perkataan mereka, aku tak pernah peduli. Atau lebih tepatnya, sengaja untuk tidak ambil peduli. Biarkan saja mereka berkutat dengan cinta suci agar mereka juga membiarkanku mencintaimu dengan caraku sendiri. Mencintaimu dengan penuh nafsu, itulah keinginanku. Lagipula, cinta semacam ini hanya kutujukan padamu, tidak pada yang lain.

“Benarkah..? “
“Tentu”
“Jadi, saat mencintai kita harus selalu melibatkan hawa nafsu..?”
“Lho, Siapa yang berkata seperti itu…?”
“Kamu”
“Aduh.., nanti dulu. Biar kujelaskan maksud dari perkataanku”

Saat ini aku sedang jatuh cinta. Cinta yang begitu panas menggelora
Angan ini terseret oleh putaran waktu dan kembali ke masa lalu


Memang, dulu aku pernah jatuh cinta pada seorang wanita. Dia begitu anggun dan amat mempesona. Begitu anggunnya dia hingga laki-laki manapun pasti akan merasa bahwa lebih baik mereka tidak menyentuhnya. Kilau mutiara membuat kita tidak ingin menempelkan kotoran secuilpun padanya. Agar mutiara tersebut tetap putih bersinar, tanpa cela. Begitu juga dengan dia, sang wanita, sang mutiara. Yang membuatku merasa segan dan tak pernah berani mendekatinya.

Tapi kamu kan bukan dia.., kamu sungguh-sungguh berbeda.

Ah sudahlah, cukuplah aku bercerita tentang dia. Sekarang aku ingin berbagi angan denganmu, berkhayal tentang kita. Aku ingin bebas berimajinasi tentang apa yang akan kulakukan padamu malam nanti. Memeluk, bergumul dan berguling-guling ditempat tidur, bahkan lebih. Ya, sama seperti yang kita lakukan semalam.

Saat ini aku sedang jatuh cinta. Cinta yang begitu panas menggelora
Cinta yang membuatku memikirkannya, dia.., dia.., selalu dia


“Ah, memangnya siapa sih yang membuatmu jadi seperti ini Gie..?”
“Lho.., kamu ingin tahu..?”
“Tentu. Aku ingin tahu siapa yang membuatmu segila ini. Seperti apa rupanya, se-seksi apa bodynya, sekacau apa orangnya.”
“Ha.. ha.. ha..!! Dasar. Pikiranmu selalu saja kotor tentangku. Dia tidak cantik, tidak seksi, juga tidak kacau. Dia menarik, itu sudah diakui. Dia harum, itu tak bisa dibantah lagi. Tapi dia sama sekali tidak seperti yang kau bayangkan.”
“Lalu seperti apa Gie..?”
“Lho, masih ingin tahu..?”
“Iya dong.”
“Lalu menurutmu, aku jatuh cinta pada siapa..?”
“Tak tahulah. Tapi yang pasti dia seorang wanita.”
“Ha.., ha.., lagi-lagi kamu salah”
“Lho, kok bisa...?”

Saat ini aku sedang jatuh cinta. Cinta yang begitu panas menggelora
Ya.., cinta harta. Gila pada dunia.


Karena itulah, walau jumlahmu di dompet hanya tiga ribu rupiah saja tapi aku masih tetap mencintaimu. Bau kertasmu yang harum begitu membiusku. Warnamu yang biru begitu menggelitik dan menggugah kalbu. Wajar jika aku selalu ingin tuk memeluk, menimang dan mendekapmu.

Duhai uang tiga ribu rupiahku. Saat ini engkaulah jantung hatiku. Yang begitu aku sayangi, yang membuatku jadi irit sekali. Hingga untuk membelanjakanmu pun, perlu dipikirkan dulu berkali-kali.

Oh uang tiga ribu rupiahku. Ijinkan aku tuk slalu menyayangimu
Ijinkan aku mengajukan satu permintaan tulus padamu
Tolonglah, ajak teman-temanmu mendekat padaku, agar mau jadi milikku
Agar mereka juga bisa aku cintai, aku sayangi
Hingga jumlahmu di dompet ini bukan hanya tiga ribu rupiah saja
Tapi bertambah jadi sepuluh ribu, seratus ribu, sejuta, semilyar, atau malah setrilyun banyaknya

Saat ini aku sedang jatuh cinta. Cinta yang begitu panas menggelora
Cinta harta, menginginkan dunia




Purwokerto, 2 Des 2006
Togie de Lonelie


#Sebuah keluh kesah yang muncul saat ingin ke warnet untuk mendownload software Motorolla, tapi uang yang dipunyai hanya tiga ribu rupiah saja.

Selasa, 28 November 2006

Reuni dan silaturahmi yang berkesan




Reuni yang penuh warna
Hitam, putih, merah jambu serta abu-abu
Silaturahmi yang penuh rasa
Suka, duka, kangen, tawa, bahkan sebal yang menggelegak di dada
Piknik yang tak bisa di lupa
Senang-senang, hura-hura, lapar, dan capek saat mendorong mobil sebegitu jauhnya

Sabtu, 25 November 2006

Jangan tanya pendapat saya




Dulu saat masih bersekolah di SMP dan SMA saya sering disuruh mengerjakan soal dengan format seperti ini :


a. Menurut anda bagaimanakah Bla.. Bla.. Bla..?
b. Blah.. Bleh.. Blah.. Bleh.., jelaskan pendapat anda..?


Dan akibatnya jawaban yang saya berikan harus disesuaikan terlebih dahulu dengan konteks pertanyaan tersebut, yaitu mencoba untuk mengemukakan "pendapat saya", yang terkadang jauh berbeda dengan teori yang diajarkan oleh bapak atau ibu guru. Akhirnya seringkali pendapat saya dianggap kurang tepat dan diberi nilai enam, delapan bahkan nilai nol.


Padahal jika dilihat dari soal yang diajukan, jawaban tersebut seharusnya tidak boleh disalahkan. Kenapa? karena yang ditanyakan oleh soal tersebut adalah bagaimana pendapat saya, bukan pendapat bapak/ibu guru. Jadi seharusnya jawaban yang diberikan mengacu pada apa yang "saya pikirkan" bukan apa yang "pak guru inginkan". Begitu teorinya.


Contohnya saja bila kita ingin bertanya tentang perlu tidaknya beribadah kepada Tuhan. Bila diajukan dalam format "Menurut anda, Bla bla bla.." maka jawaban yang diperoleh pasti sangat bervariasi, tergantung kepada siapa kita bertanya. Seorang agamawan pasti akan menjawab bahwa beribadah itu perlu, disertai dengan dalil-dalil dari kitab suci yang mendukung pernyataannya. Mungkin begitu pula dengan pendapat orang biasa. Akan tetapi lain halnya bila pertanyaan tersebut diajukan pada seorang atheis, niscaya dia akan berkata bahwa ibadah itu tidak ada gunanya. Lha wong Tuhannya saja tidak ada kok, lalu untuk apa diibadahi..?


Nah sekarang bagaimana jika anda tidak setuju dengan pendapat tersebut, bisakah anda menyalahkan mereka? Tentu tidak, karena mereka bisa mengelak sembari berkata "Lha kalau pendapat anda lebih benar dan pendapat saya salah, lalu kenapa? Bukankah yang ditanyakan oleh soal tersebut adalah pendapat saya, bukan pendapat anda..? Jadi terserah saya dong mau menjawab apa".


Begitulah masalahnya. Pendapat seseorang sangatlah subyektif. Bila kita meminta pendapat seribu orang tentang sesuatu hal, mungkin saja akan kita dapatkan seribu pendapat yang berbeda.


Jadi kesimpulannya, jika kita hanya ingin mengetahui pendapat seseorang maka tidak ada salahnya kalau kita bertanya dengan format seperti diatas. Namun jika pertanyaan tersebut digunakan dalam ujian nasional misalnya, lebih baik formatnya dirubah saja. Tapi dirubah seperti apa...? Nah, itu yang belum sempat saya pikirkan.

Kamis, 16 November 2006

...

Bagi sebagian orang pantat adalah bagian tubuh yang menjijikkan
Karena pantat itu tempat keluarnya kotoran
Juga tempat membuang gas sisa-sisa pencernaan
Sehingga di muka bumi ini, hal-hal jelek sering dikaitkan dengan pantat
Contohnya saja, orang yang tak tahu malu disebut sebagai si muka pantat
Dan di Amerika sana, salah satu ejekan yang populer adalah KISS MY ASS
yang artinya CIUM PANTAT SAYA
itulah joroknya pantat bagi kita


Tapi anehnya, di Indonesia terkadang pantat dianggap sebagai sumber kesejahteraan
Menjadi benda berharga yang jadi bahan rebutan
Di negeri ini pantat tidak hanya dicium, tapi juga di elus dan di jilat-jilat
Semakin tingi status dan harta yang dimiliki, semakin enaklah pantat yang dipunyai
Sehingga semakin banyak pula orang yang ingin menjilati
Ah, entahlah. Mungkin pantat itu rasanya lebih manis dari es krim atau gulali


Untungnya, mungkin karena pantat termasuk barang berharga
Maka hanya orang-orang tertentu yang bisa menikmatinya
Sedangkan bagi saya dan orang biasa lainnya
Pantat itu ya tetap menjijikkan, yang tak pantas dijilat-jilat
Mungkin karena saya ini orang udik yang ketinggalan mode dan tidak trendi
Tapi tak apalah, toh bagi saya pantat yang paling berharga
Adalah pantat saya sendiri, bukan pantat orang lain
Dan itupun, masih saya anggap sebagai bagian tubuh kotor
Yang tak pantas untuk sering-sering dilihat, apalagi dijilat-jilat


Dipersembahkan bagi
Mereka yang berebut untuk menjilat pantat orang nomor satu di Amerika sana

Negeri kita, ternyata...

Di tengah maraknya unjuk rasa menentang kedatangan selebritis nomor satu dunia, akhirnya pemerintah memaparkan alasan kenapa Bush harus tetap disambut dengan ramah. "Indonesia dapat mengambil banyak manfaat dari kunjungan ini, kita bisa mendapatkan bantuan ekonomi, pendidikan, militer ataupun menjalin kerjasama lain yang menguntungkan". Itulah yang dikatakan oleh menlu Hasan Wirayuda, yang secara tidak langsung mewakili aspirasi rakyat indonesia. Namun, apakah keputusan pemerintah ini benar-benar menyuarakan aspirasi kita..? Mari kita lihat.


1. Dalam pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa "penjajahan diatas muka bumi harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan". Sedangkan Bush seperti yang sudah kita ketahui, telah menginvasi serta menjajah Afghanistan dan Irak, tanpa alasan yang bisa dipertanggung jawabkan. Nah, pertanyaannya adalah, apakah menyambut dan menerima kedatangan Bush dengan imbalan sejumlah dollar itu menyiratkan penolakan kita terhadap penjajahan...?


Jawab : Iya


Kenapa..? Karena yang diserang itu negara lain, bukan kita. Apalagi Bush bukan melakukan penjajahan, tapi sekedar memberantas terorisme global serta membasmi senjata pemusnah massal yang kebetulan di dalangi oleh pemimpin negara lain. Hanya itu kok, bukan menjajah kok. Jadi semeriah apapun sambutan kita terhadap Bush ya oke-oke saja, tidak melanggar kode etik yang tersirat dalam UUD 1945.


2. Sila kedua pancasila menegaskan bahwa bangsa indonesia berdasarkan pada "kemanusiaan yang adil dan beradab". Apakah pembantaian yang dilakukan Bush terhadap ratusan ribu rakyat sipil yang tak berdosa sudah sesuai dengan dasar negara kita..?
 
Jawab : Mungkin saja iya


Kenapa..? Karena :
- Definisi "kemanusiaan" itu masih relatif
- Keadilan bisa dibeli dengan uang (apalagi dalam bentuk dollar)
- Beradab..? Peradaban yang paling maju bisa ditemukan di Amerika
Jadi, mananya yang tidak sesuai..?


3. Islam mengajarkan bahwa sesama muslim adalah bersaudara, tidak dibatasi oleh perbedaan bangsa dan negara. Islam juga mengajarkan bahwa umat muslim itu ibarat satu tubuh, jika yang satu disakiti maka yang lain pun akan sakit pula. Apakah sikap pemerintah ini sudah mencerminkan rasa sakit yang dirasakan warga negara indonesia yang mayoritas muslim..?


Jawab : Memang tidak


Tapi..? Negara kita kan bukan negara agama. Jadi sesakit apapun perasaan rakyat indonesia, tidak boleh mempengaruhi kebijakan yang diambil pemerintah. Entah menerima Bush atau tidak itu tidak boleh di sangkut-pautkan dengan agama. Nanti PAMALI namanya.


4. Keputusan pemerintah adalah simbol aspirasi rakyat. Saat Hitler menginvasi negara tetangga, rakyat jerman (ras arya) dianggap sebagai NAZI juga. Gara-gara Bush bertindak semena-mena maka rakyat Amerika pun banyak yang kena getahnya. Maka apakah sikap pemerintah ini juga menyiratkan jati diri bangsa kita..?


Jawab : Sepertinya sih iya


Kenapa..? Saat ini tenggang rasa dan tepo seliro yang konon menjadi ciri khas bangsa indonesia sudah mulai luntur. Rakyat lebih mementingkan dirinya sendiri. Entah tetangga sedang sakit atau bahkan mati, itu bukan urusan kita lagi. Yang penting sudah mengucapkan bela sungkawa dan berdoa sekedarnya, maka cukuplah bagi kita. Itupun kalau kita punya waktu untuk sekedar berduka cita. Karena itu biarpun Afghan, Irak, Iran, atau Malaysia diserang dan diinjak-injak, tidak ada hubungannya dengan Indonesia. Asal sudah mengecam tanpa berbuat apa-apa ya sudah cukup lah.


Jadi kesimpulannya, biarpun nanti Bush (atau siapa pun juga) meluluh lantakkan muka bumi ini, asal dia bersedia memberi sogokan dana pada Indonesia, maka kita harus tetap beramah tamah dalam menerima kedatangannya. Paling tidak itulah yang dicerminkan oleh pemerintah kita. Yang mau tidak mau mewakili sikap kita sebagai rakyat Indonesia.

Sabtu, 11 November 2006

Dimana Kunci Pintu Rumahku..?




Sebenarnya aku ingin pulang, ingin tidur dan istirahat di rumah
Tapi kunci pintu yang kutaruh disaku celana, jatuh entah dimana
Jadi, sudah beberapa tahun ini aku tidur di teras
Karena hotel, losmen dan emper toko, terasa tak nyaman ditinggali
Ternyata aku memang tak pernah bisa nyenyak berbaring, selain di rumah sendiri
Bagiku, tempat yang paling pas untuk ngorok ya tetap disini


"Sudah, dobrak saja Gie...", kata tetanggaku
"Gunakan tubuh gagah perkasa yang kau miliki", tetangga lain menimpali
Lalu Prak... Dug... Gedubrak..., AHAAA!!! Akhirnya Patah, Remuk,
Dan hancur seluruh tulangku
Si pintu besi tetap kokoh berdiri
"Kalau ingin masuk, kamu harus punya kunci"
Itu katanya kepadaku, via telepati


OK, kalau begitu aku turuti saja nasehat Pak Sardi
Coba membuka pintu rumah dengan kunci lemari, kunci mobil, kunci motor
Bahkan kunci kombinasi yang amat rumit, hingga jadi semakin sulit
Tapi tetap saja percuma, si pintu besi tak kunjung terbuka
Hingga akhirnya karena putus asa, minggatlah aku ke tukang kunci
Juga pergi ke kantor polisi
Lapor bahwa kunci rumah sudah hilang beberapa tahun ini
Membuatku layaknya seorang raja yang tak bisa kembali ke istana sendiri


Tapi merekapun tak banyak membantu. Tak bisa berbuat banyak
Mereka berkata bahwa pintu ini bukan sembarang pintu,

Butuh kunci yang bukan sembarang kunci
Yang tak bisa diduplikasi, atau diperbanyak demi kepentingan sendiri
Di seluruh pelosok negeri ini mungkin hanya ada satu yang cocok,
Diantara ratusan juta kunci lain
Jadi kalau tidak aku cari, maka pintu rumah ini kan tetap tertutup rapat
Untuk bertahun, berwindu, bahkan berabad-abad lagi


Ya, begitulah ceritanya
Sekarang aku berprofesi sebagai pencari kunci
Yang bahkan sering mencuri kunci pintu orang lain

Untuk dicoba dirumah sendiri

Lama sudah aku menjadi gelandangan berdasi
Hingga kemarin, saat pintu rumahku tiba-tiba terbuka dengan sendirinya
Dan ku temukan sebuah benda kecil menempel erat disana
Tunggu, ini kan bukan kunci yang hilang itu. Ini kunci yang lain
Tapi sebentar, rasanya pernah kulihat kunci ini
Dulu, ya dulu sekali


Purwokerto, 29 okt 2006


togie de lonelie

Cerita si sakit

Pada dasarnya kita lebih mudah mengingat Allah jika sedang ditimpa kesusahan, daripada saat diberi kemudahan. Saya rasa mungkin sebab itulah Allah sering memberikan berbagai cobaan pada kita, agar kita selalu "tergoda" untuk mengingat-Nya, untuk beristighfar kepada-Nya, atau untuk melaksanakan segala kewajiban kita sebagai umat-Nya. Ya, bisa kita anggap bahwa semua cobaan itu adalah salah satu bentuk cinta-Nya kepada kita.


Salah satu contoh yang mudah ditemui adalah apa yang dirasakan oleh mereka yang sakit, atau keluarganya, atau teman dekatnya. Untuk lebih mudahnya, mari kita umpamakan kedalam sebuah cerita. Alkisah ada beberapa remaja gaul, funky, dan trendi, yang sering lupa untuk mengingat sang pencipta. Apalagi untuk bersedekah, shalat dan puasa. Ah, mungkin itu hanya dilakukan setahun sekali saja, pada saat hari raya tiba. Namun suatu hari salah seorang dari mereka jatuh sakit dan harus di opname. Nah disinilah perilaku mereka terlihat berbeda.


Si sakit yang senang berhura-hura lambat laun tersadar bahwa sikapnya tersebut tidak bermanfaat sedikitpun jika sakitnya ini ternyata berakibat kematian. Dia merasa menyesal karena waktu yang dihabiskan untuk berfoya-foya tidak dipergunakan untuk beribadah dan memenuhi kewajibannya. Dia juga merasa iri pada teman-temannya yang diberi kesehatan, yang bisa dimanfaatkan untuk beribadah sebelum mereka ditimpa rasa sakit seperti yang dia alami. Nah sejak itulah si sakit mengisi hari-harinya dengan dzikir dan doa, dengan shalat yang khusyu yang bahkan jarang dia lakukan sewaktu sehat. Dia berjanji bahwa kelak jika sembuh, dia akan mengabdikan hidupnya untuk selalu beribadah, untuk menebus dosa dan kelalaian yang diperbuat. Agar kelak jika ajal menjemput, dia tidak mati dengan perasaan menyesal.


Begitu pula dengan teman-temannya. Mereka merasa begitu kehilangan. Si sakit adalah orang yang ceria, yang selalu dapat menghidupkan suasana. Yang dapat membuat situasi biasa menjadi meriah laksana pesta pora. Karena itu sejak dia ditimpa sakit, teman-temannya selalu rajin menjenguk. mereka jadi lebih sering berdoa, berharap agar si sakit dapat kembali ceria. Sekaligus bersyukur bahwa mereka masih diberi kesehatan, sehingga dapat beraktifitas secara biasa.


Hari berganti dan minggu berlalu. Si sakitpun kembali sehat seperti sediakala. Seperti janjinya, perilakunyapun lambat laun berubah. Dari seorang yang gemar berhura-hura menjadi seorang yang suka menyendiri. Menghabiskan waktunya untuk berdoa dan mengaji. Si sakit seakan telah menjadi sosok yang berbeda. Dari seorang remaja biasa, menjadi sosok yang istimewa. Yang menjadikan rasa sakit sebagai pengingat akan segala karunia-Nya. Menjadikan kesehatan yang dimiliki sebagai tambang subur untuk selalu bersyukur.


Ya.., namun seiring berlalunya waktu saat dia kembali dikaruniai nikmat yang berlimpah mungkin dia akan kembali seperti dulu. Lalai dan seenaknya sendiri. Sampai suatu hari Allah kembali mengkaruniakan anugerahNya pada hamba yang Ia sayangi, yang Ia beri petunjuk agar mengingat-Nya kembali. Ya, barangkali Allah akan memberinya kesempatan untuk sakit lagi. Agar bisa khusyu berdoa dan beribadah secara intens lagi.

Rabu, 08 November 2006

Cerita tentang pohon mangga milik saya


Pagi ini, saya lihat lagi buah mangga yang tergantung rimbun pada pohonnya. Jumlahnya sekitar 80 buah. Ya, cukup banyak memang. Sehingga saat panen tiba diperlukan tiga karung besar untuk menampung semuanya.

Ah, saya jadi teringat peristiwa sebulan lalu dimana saya melihat pohon-pohon ini juga, dengan perasaan gembira. Ada tiga buah pohon mangga ditempat saya yang alhamdulillah sudah berbuah semuanya. Masing-masing mempunyai buah lebih dari 50 butir. Saat itu saya membayangkan bahwa kelak buah ini akan saya petik semuanya, saya simpan hingga matang dan sebagian akan saya bagikan pada teman-teman di kampus. Mereka pasti senang. Maklum saja, namanya juga anak kost. Jadi lebih baik buah mangga itu saya barter kan dengan catatan statistika yang mereka punya. Hm, lagipula kalau hanya diberikan pada empat atau lima anak pasti cukuplah, dirumah pasti masih ada sisa.


Sayangnya, peristiwa itu terjadi sebulan yang lalu. Sekarang buah mangga yang tersisa paling tinggal separuhnya. Ya, di kampung saya memang banyak superhero musiman, banyak BATMAN (Manusia Kelelawar) yang doyan mangga. Yang kalau siang sekolah atau bekerja tapi malamnya suka nangkring entah dipohon mana. Jadi wajar saja kalau saya pun jadi salah satu korbannya,


Apalagi bulan ramadhan kemarin beberapa anak kecil yang suka nongkrong di masjid secara baik-baik meminta buah mangga pada saya, dan dengan bijaksana saya jawab dengan berkata "Nanti ya, kalau sudah matang saja". Mereka pun menurut walaupun ada sebagian anak yang menunjukkan wajah cemberut.


Kemudian ada lagi, ternyata banyak juga laporan yang masuk pada saya. Katanya si A suka mencuri mangga. Jadi dengan garang saya labrak dia. Tapi coba bayangkan apa yang terjadi..? Dia berkata seperti ini : "Lho mas, wong si B aja juga ikut ngambil kok...!". OK, jadi selanjutnya saya temui si B tapi dia pun mengadukan perbuatan si C. Saat saya marahi si C dia melaporkan aksi kriminalnya si D. Dan saat saya ancam si D dia malah memberikan informasi tentang si E. AARRGGHHH...!!!!


Pada akhirnya saya menggunakan opsi terakhir yang saya punya. Buah mangga yang hilang itu saya ikhlaskan saja, toh musim depan insya Allah saya masih bisa menikmati mangga ini lagi. Dan yang pasti, saat itu pohon mangga milik saya pasti sudah lebih besar, buahnya lebih banyak, rasanya lebih manis dan enak.


Lagi pula mungkin saja para superhero itu, para BATMAN, BATCHILD dan BATADULT itu memang tidak berniat untuk mencuri mangga. Mungkin mereka malu kalau harus berbicara secara langsung dengan pria setampan saya. Jadi wajar kalau mereka minta ijin secara diam-diam, dari hati ke hati, lewat telepati. Walaupun pasti permintaan tersebut tidak sampai pada saya. Lha wong saya ini bukan orang sakti. Tapi berpikir positif saja lah. Yang baik-baik saja.


Tapi apakah tindakan saya ini bijaksana..? Saya rasa sih iya. Coba kalau saya bersikeras untuk tidak memaafkan mereka, hati ini pasti dongkol jadinya. Marah, mangkel, kesuh dan misuh-misuh yang tak tentu rimbanya. Benar-benar mengganggu kegiatan saya. Jangankan saat sedang kuliah di kampus, lha wong saat shalat saja terkadang yang saya ingat cuma buah mangga kok..., kurang khusyu rasanya.


Jadi ya itu tadi, semoga saja mereka tahu bahwa kalau masing-masing orang hanya mengambil satu atau dua buah saja sih tidak apa-apa. Saya ijinkan. Agar nanti mereka tidak dikategorikan berbuat dosa soalnya kalau sudah dapat ijin ya bukan mencuri lagi namanya.



Purwokerto, 07 nov 2006


Togie de Lonelie


 

Tribute to Tarmo : Pertengkaran Kita Saat Itu


Seperti yang sudah diketahui oleh sebagian besar penduduk kampung ini bahwa saya dan Tarmo adalah sepasang sahabat yang tak terpisahkan. Semenjak SMP, SMA bahkan hingga hari kelulusan tiba kami selalu berbagi suka dan duka. Main, nongkrong, ngopi atau merokok bersama. Latihan silatpun berangkatnya berdua. Bahkan pernah suatu kali di Stadion Mini, di depan bioskop Rajawali kami sama-sama dikejar waria, yang mungkin merasa marah dan tidak terima karena Tarmo berbuat usil sambil memperlihatkan giginya. Ya, seperti itulah kami, selalu bersahabat tanpa pernah bertengkar sekalipun.

Tunggu Gie.., tidak pernah sekalipun..? Eh, sebenarnya pernah ding, tapi cuma satu kali. Itu pun hanya seminggu lamanya. Dengan alasan yang sama sekali tak bisa dicerna Logika. Tapi biarpun begitu, pertengkaran tersebut tidak bisa dianggap remeh. Sebab saking marahnya kami jadi saling menghina. Tak lagi bertegur sapa, selalu menghindar jika bertatap muka.


Sebenarnya penyebab pertengkaran itu amatlah sederhana. Dulu kami pernah berjanji untuk berkelahi. Saling baku hantam dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki. Kegiatan yang sudah beberapa kali dilakukan namun hasilnya tetap saja seri. Tak ada yang menang, tak ada yang kalah. Nah, tetapi secara sepihak saya batalkan rencana itu. Jadi wajar kalau dia marah.


Begitulah. Singkat cerita, pertengkaran itu kami isi dengan saling mencaci maki secara sembunyi-sembunyi. Entah kenapa saya merasa amat bahagia melihat dia menderita, dan akan bermuram durja jika melihat dia sedang puas tertawa. Kami berlomba untuk saling membeberkan aib lawan. Saya mengadukan perbuatan dia yang dulu saat SMP selalu mengajak membolos les komputer dan latihan pramuka. Dia juga balik bercerita tentang kelakuan saya yang hanya mau ditraktir tanpa pernah membalasnya. Disaat sibukpun terkadang kami masih menyempatkan diri untuk saling membenci, memikirkan cara untuk saling menjatuhkan. Terkadang saya berdoa agar dia ditimpa kemalangan. Entah itu salah potong rambut, salah makan, ban kempes di jalan, atau kemalangan yang lain. Intinya, penderitaan dia adalah kebahagiaan buat saya.


Lho, benarkah segawat itu..? Saya kira iya. Sebab para penduduk kampung pun dibuat heran oleh kami. Mereka seakan tak percaya pada apa yang sedang terjadi. Sepasang sahabat yang berjenis kelamin laki-laki, yang dari dulu telihat akrab sekali, hingga ada yang berkata bahwa andai saja kami ini berlawanan jenis pasti sudah dijodohkan menjadi suami istri tiba-tiba saja terlibat dalam perang dingin yang hebat. Dua RT yang bertetangga, yaitu RT saya dan RT nya dia diliputi suasana mencekam, seakan sedang menghadapi teror dalam pekatnya malam.


Untunglah seminggu kemudian perang dingin tersebut mencair dengan mudahnya. Mas Tarsan, seorang ustadz sekaligus pengurus mushalla berusaha untuk mendamaikan kami. "Seorang laki-laki tidak boleh bermusuhan dengan saudaranya selama lebih tiga hari" begitu kata beliau. Lalu...


DEG..!!!!!


Tiba-tiba saya tersadar bahwa ternyata kami terlalu kekanak-kanakan. Menghabiskan begitu banyak waktu untuk saling bermusuhan, yang bahkan penyebabnya pun sudah hampir kami lupakan. Duh Gusti..., betapa khilafnya diri ini.


Akhirnya dengan sedikit canggung dan jaga gengsi kami saling mengulurkan tangan, saling memaafkan, berbaikan dan mengakhiri segala pertengkaran. Rasa kesal yang selama beberapa hari terakumulasi dalam hati pun seakan sirna dengan sendirinya. Rasa was-was berganti dengan ketenangan yang amat menentramkan. Rasanya plong, damai, bebas, lepas, dan.. Ah, entah kata apa lagi yang pas untuk menggambarkan perasaan yang saya alami.


Sebenarnya sampai sekarang pun saya masih menyesali pertengkaran tersebut. Tapi saya juga bersyukur, karena ternyata cukup dengan membuka hati untuk saling memaafkan maka rasa permusuhan yang ada dapat sirna dengan mudahnya.


Purwokerto, 7 Nop 2006


Togie de Lonelie

Alasan untuk tidak meminta maaf


1. Dia lebih muda dari saya. Dia harus menghormati saya. Karena itu seharusnya dialah yang meminta maaf pada saya.

Saya rasa yang paling tepat justru sebaliknya. Anda sebagai pihak yang lebih tua harus memberi contoh pada mereka yang lebih muda. Sebab kalau yang tua saja tidak bisa dijadikan teladan, tidak mau meminta maaf, siapa nanti yang jadi panutan anak-anak kita.


2. Dia kan lebih tua, jadi seharusnya dia mau memberi contoh, mau berbesar hati meminta maaf pada saya.



Lho bukankah sudah jadi tradisi bahwa kita harus menghormati orang yang lebih tua. Tidak pantas rasanya jika mereka yang terlebih dahulu meminta maaf pada kita. Pamali namanya. Buktinya saat lebaran tiba para anak mudalah yang sungkem pada orang tuanya. Bukan malah sebaliknya.


3. Dia yang salah, karena itu dia yang harus meminta maaf


Nah itulah masalahnya. Karena sudah berbuat salah dia pasti merasa canggung dan gengsi kalau disuruh meminta maaf. Pasti malu kalau harus terang-terangan mengaku. Karena itu pula sebaiknya kita lah yang terlebih dahulu memulai untuk meminta maaf. Agar kelak kecanggungan itu berkurang hingga dia bisa berkata "Maafkan aku juga ya.., sebenarnya aku yang salah.."


4. Yang salah itu saya, karena itu saya malu mengakuinya


Wah kalau begitu anda bersiap-siap saja masuk neraka. Tuhan maha pengampun, mau memaafkan dosa kita. Tapi kesalahan yang dilakukan pada orang lain, harus terlebih dahulu mendapat maaf darinya. Kalau tidak ya tanggung saja resikonya.


5. Dia kan pria sedangkan saya wanita. Sudah sepantasnya dia meminta maaf pada saya.



Oo, begitu. Asal tahu saja ya bahwa dalam hidup berumah tangga seringkali istri menjadi pihak yang harus terus mengalah. Harus mau mengurus rumah, membimbing anak, memasak, tanpa punya banyak kesempatan untuk protes pada suami. Jadi lebih baik sekarang minta maaf saja sana. Hitung-hitung latihan melapangkan dada agar saat nanti berumah tangga tidak kaget.


6. Saya ini laki-laki. Jantan, tampan, rupawan. Masa harus meminta maaf pada wanita..? Gengsi lah ya...


Bah kalau begitu anda ini laki-laki tak tahu diri namanya. Anda ini kan laki-laki, kelak akan jadi suami yang memimpin anak istri. Kalau tidak bisa berbesar hati, lebih mementingkan ego dan gengsi, bagaimana bisa anda menjadi suami yang baik..? Yang dapat mengayomi keluarga..?

Senin, 06 November 2006

Love at the first sight, Hm...?

Love at the first sight atau cinta pada pandangan pertama sangatlah tidak masuk akal, itu yang sering saya dengar dari orang dewasa. Di berbagai ceramah, selebaran, mading, surat kabar, mailling-lits maupun blog, banyak dibahas teori dan alasan yang mendasari mustahilnya cinta jenis ini. Ada alasan yang masuk akal & realistis ada pula alasan yang jauh dari logika dan akal sehat. Semuanya ada, lengkap dengan pro dan kontranya. Namun sayang, berhubung daya ingat yang mengenaskan karena malas menghafal maka kalau disuruh menyebutkan teorinya satu-persatu saya menyerah saja. Lebih baik angkat tangan sambil menundukkan kepala daripada harus mengobrak-abrik memori yang bertumpuk tak beraturan diotak saya.


Salah satu alasan yang ajaibnya masih bisa saya ingat adalah bahwa love at the first sight itu merupakan cintanya anak ABG yang sama sekali tidak dewasa. Yang belum bisa membedakan antara cinta, nafsu, kagum, ataupun sekedar rasa suka. Yang bahkan akan bingung tak karuan jika ditanya tentang komitmen, tanggung jawab, toleransi, cara menghargai, sikap saling mengerti, dan hal rumit lain yang terkandung dalam cinta. Sehingga bisa disimpulkan bahwa kalau ditanya hal mendasar saja dia tidak bisa, maka bagaimana mungkin dia mengaplikasikan cinta pada kehidupan selanjutnya. Bagaimana mungkin cintanya anak ABG itu bisa tahan terhadap berbagai gelombang dan kemelut yang dihadapi orang dewasa. Bagaimana bisa disebut cinta jika tidak bisa diaplikasikan dalam kehidupan berumah tangga.


Adapula yang berkata bahwa love at the first sight itu hanyalah segumpal nafsu, yang timbul karena ketertarikan fisik semata. Cinta tanpa memandang sifat, sikap dan kepribadian kita. Sebuah cinta ilusi yang sebenarnya hanya berupa keinginan untuk memiliki.  Contohnya saja, Rasa suka terhadap HP bagus membuat kita ingin memiliki HP tersebut. Rasa cinta terhadap harta membuat kita ingin menjadi orang kaya. Begitu pula cinta terhadap bentuk fisik, yang ternyata hanya berupa nafsu untuk menguasai. Jika suatu saat tubuh rusak karena kecelakaan, penyakit atau usia maka kita sudah tidak perlu lagi untuk mencintai. Begitu teorinya. Lain halnya jika cinta tersebut didasari ketertarikan pada sifat, sikap dan pribadi. Itu lebih tertuju pada keinginan untuk saling memberi, bukan sekedar memiliki. Separah apapun fisik kita, jika sifat dan kepribadian yang dimiliki tetap sama, mungkin cinta itu akan tetap ada.


Namun ternyata ada sebagian orang tetap kukuh berpendapat bahwa love at the first sight itu nyata. Biasanya manusia jenis ini  telah mengalami sendiri apa yang dinamakan cinta pd pandangan pertama. Mereka tipe orang yang dalam waktu sekilas, bisa langsung berucap bahwa dia sedang jatuh cinta. Yang walaupun tanpa ribut-ribut mendiskusikan masalah komitmen dan tanggung jawab tapi bisa berumah tangga dengan bahagia. Hingga mempunyai beberapa anak serta cucu yang berjumlah dua puluh tiga. Jadi walaupun sulit untuk dijelaskan secara teori, namun mereka sudah memiliki bukti. Tak perlulah kita berteori panjang lebar untuk memberi bukti bahwa mata memang berfungsi untuk melihat. Begitu pula manusia dalam kelompok ini, mereka tak perlu lagi memikirkan hal-hal rumit hanya untuk membuktikan apa yang mereka alami.


Untuk mengkompromikan dua pendapat yang berbeda ini, saya punya sebuah solusi. Kalau memang anda berpendapat bahwa love at the first sight itu hanya omong kosong belaka ya silahkan saja. Asal jangan menghina perasaan yang dimiliki oleh kakek-kakek tua, yang enam dasawarsa lalu jatuh cinta pada pandangan pertama, terhadap seorang wanita, yang sampai sekarang masih tetap menjadi istrinya. Tapi kalau anda adalah cowok SMA yang kurus, berjerawat, kumal namun rupawan, yang secara spontan langsung mengklaim telah jatuh cinta pada adik kelas berbadan besar, bermata tajam, ber-aura sangar, serta menjadi anggota perguruan beladiri yang tak pernah kalah melawan seniornya, anda jangan nekat menyimpulkan bahwa itu hanya nafsu fisik semata. Karena siapa tahu saja si do'i marah, sehingga hanya dengan sekali pukul nyawa anda bisa diantar dengan selamat ke alam baka.


Purwokerto, 30-Oktober-2006


Togie de Lonelie

Jumat, 03 November 2006

Puisi : Sebuah Pencarian






Pernah daku bimbang dalam melangkah, layaknya musafir yang kehilangan arah
Kaki ini hanya bisa berjalan mengikuti laju angin
Yang setelah berputar-putar entah kemana, akhirnya kembali lagi ketempat semula
Hh, tak ada kemajuan sama sekali
Tak ada perubahan yang berarti


Pernah pula daku berdoa
Berharap akan datangnya angkutan kota
Yang membawa daku ke kantor polisi, atau kementerian informasi
Hingga bisa bertanya kemana sebenarnya diri harus pergi
Kemana harus pinjam uang untuk beli air minum dan sikat gigi
Dimana bisa numpang mandi, sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan lagi


Yang lebih sering adalah, daku menyerah dan putus asa
Marah, protes dan mengeluh tidak terima
Karena tampaknya Tuhan begitu tega, tak mau mengabulkan doa hambanya
Padahal apa sih susahnya bagi Tuhan untuk berkata Kun...
Fayakun
Agar diri ini tak lagi tersesat diruang hampa?


Tapi ternyata daku salah
Tuhan tak memberikan burger atau pizza langsung dari langit saat kita lapar
Tak pula memberi contekan saat kita kalut karena tak bisa mengerjakan soal ujian
Dia memberi pertolongan dengan cara-Nya sendiri, bukan dengan cara kita
Agar kita tidak menjadi manja, agar kita mau berusaha
Untuk meraih keinginan yang terucap dalam setiap doa
Setelah ditunjuki-Nya jalan yang tersedia bagi kita


Ternyata daku lupa
Bahwa Dia selalu memberi petunjuk menurut kemampuan hamba-Nya
Tukang batu, pemulung dan pengemis, profesor, bahkan gembong kriminal sekalipun
Tidak diberi petunjuk dengan cara yang sama
Ada yang rumit, ada pula yang serba sederhana
Pokoknya semua serba berbeda


Ah, tapi terkadang Dia menjawab doa yang sama
Oleh orang yang sama, dengan cara yang sama pula
Seakan ada papan yang bertuliskan rambu-rambu diotak kita
Hingga dengan jelas bisa kita baca tulisan yang ada
"Kamu seharusnya seperti ini lho..., seperti yang dulu itu"
"Ayo.., sekarang berusaha sana"
"Agar tercapai segala doamu..."


Alhamdulillah ...
Akhirnya kegalauan yang selama ini melanda
Bimbang, resah, putus asa, kalut, bingung, tangis, akan satu hal yang sama
Ternyata terjawab dengan cara yang teramat sangat sederhana
Hanya perlu waktu tak lebih dari satu detik, serta beberapa menit sesudahnya
Agar daku tersenyum seketika, dilanjutkan dengan nyengir bahagia
Dan selanjutnya berucap "Ah, ini dia"


Purwokerto, Sabtu 28 Okt 2006


Togie de Lonelie


Keterangan Gambar : Dinding, lukisan, eternit, lampu dan pintu kamar saya. Hihi, bagus ya...?

Senin, 30 Oktober 2006

Survey Dadakan : Kriteria Pasangan Ideal Yang Diinginkan Oleh Pria dan Wanita, Dimana Perbedaannya...?

Selepas hari raya idul fitri, saya dan teman-teman SMA mengadakan silaturahmi sekaligus reuni di Purwokerto. Namun berbeda dengan reuni sebelumnya, sembari berbagi informasi tentang beberapa teman kami yang sudah menikah, para peserta yang masih melajang semuanya ini sepakat untuk mendiskusikan satu topik lagi. Yaitu tentang kriteria suami/istri yang ideal. Diskusipun dimulai dengan sebuah pertanyaan yang ditujukan pada kaum hawa.


"Menurut anda, suami yang ideal itu seperti apa...?"


Dan hasilnya dari empat orang wanita, tiga diantaranya memberikan jawaban yang hampir sama. Wanita pertama ingin mempunyai suami yang sudah mapan dalam bekerja. Wanita kedua menginginkan suami yang sudah memiliki penghasilan tetap. Sedangkan wanita ketiga malah ingin bersuamikan seorang ekportir/importir, entah apa alasannya.


Hanya satu orang yang memberi jawaban berbeda. Dia berkata bahwa yang harus dilihat dari seorang pria adalah dien-nya, sedangkan materi, status dan pekerjaan itu nomor dua. Menurutnya jika seorang pria sudah berani untuk membina rumahtangga, berarti dia sudah mempunyai persiapan yang matang dalam bekerja. Atau paling tidak dia sudah merencanakan dengan baik bagaimana cara untuk menafkahi keluarga. Lagipula bukankah Allah sudah menjanjikan bahwa Dia akan mencukupi rizki umat-Nya yang sudah menikah...?


Dari keempat jawaban diatas perkenankanlah saya menyimpulkan bahwa pada umumnya yang wanita lihat dari seorang pria adalah materinya. Soal tampang, pendidikan dan lain-lain itu nomor dua. Para pria tahu itu. Karena itulah kaum Adam hobi memamerkan harta yang dia punya. Contoh kecil yang bisa kita lihat adalah betapa sukanya mereka memakai mobil mewah, motor bagus, HP keren, dan barang mahal lainnya. Agar para wanita dapat melihat materi yang mereka punya. Maka tidak heran jika istilah cewe matre begitu familiar ditelinga kita, karena memang begitulah kenyataannya. Bagi sebagian besar wanita.


Lain halnya dengan laki-laki. Berawal dari hobi bertanya tidak jelas kesana-sini saya berhasil mengorek jawaban tentang kriteria istri ideal bagi kaum pria. Secara naluri, hal pertama yang dilihat pria dari seorang wanita adalah fisiknya. Berkisar tentang seberapa cantik wajahnya, seberapa langsing tubuhnya atau seberapa manis senyumnya. Setelah itu baru dilihat sifat dan kepribadiannya. Para wanita tahu itu. Karena itulah mereka rela menghabiskan waktu sekian lama untuk berdandan, mengeluarkan begitu banyak uang untuk membeli kosmetik atau melakukan diet habis-habisan. Agar para pria bisa melihat bahwa mereka itu istimewa.


Mungkin pendapat saya terkesan ngawur, lha wong cuma mengambil sample dari empat orang saja kok sudah berani menyimpulkan macam-macam. Anda pasti berpikir seperti itu kan..? Tapi percayalah, bukan saat reuni saja saya mengajukan pertanyaan ini. Di kampus, di MIRC, di YM atau dimanapun juga saya selalu menyempatkan diri untuk bertanya. Dan hasilnya tidak jauh berbeda. Walaupun memang saya akui ada beberapa wanita/pria istimewa yang memberikan jawaban istimewa pula. Misalnya saja saat via YM ada teman yang berkata "Kalau kamu suka daku tapi belum punya persiapan apa-apa, berarti dikau harus sering-sering berpuasa" GUBRAK...!!!. Juga saat Tarmo dengan garang membentak saya "Keterlaluan, penampilan itu bukan yang nomor satu Gie...!!!". Tapi jujur saja, hanya sedikit yang seperti itu. 


Jadi kesimpulannya : Janganlah tersinggung kalau anda dicap sebagai wanita yang matre, karena memang begitulah kenyataannya. Jangan pula marah bila anda dicap sebagai pria mata keranjang, karena itu sesuatu yang normal-normal saja. Namun harap dicatat pula bahwa semua ada aturannya. Matre boleh saja, asal jangan berlebihan. Lirik sana-sini juga sah asal tidak melanggar batas yang ada.


Note : Sayang ada seorang MP-er beserta beberapa temannya yang datang terlambat, jadi tidak sempat mengikusi diskusi aneh ini. Tapi ada untungnya juga ding, soalnya kalau peserta wanitanya bertambah bisa-bisa kesimpulan yang saya ambil nanti berbeda. Dan tulisan inipun tidak akan pernah tercipta.


Gambar diambil dari sini


Purwokerto, 29 Oktober 2006

Togie de Lonelie

Minggu, 29 Oktober 2006

Sepenggal Perjalanan


Togie, adalah seorang mahasiswa yang waktu kecil bercita-cita menjadi seorang petani Saat beranjak dewasa dia mulai gemar membaca berbagai jenis karya sastra. Begitu lulus SMU sangat ingin kuliah di teknik sipil namun ternyata malah diterima di jurusan teknik elektro. Dengan latar belakang yang tidak jelas itulah maka bisa dimaklumi jika tanpa alasan logis mahasiswa yang satu ini tiba-tiba saja jatuh cinta pada dunia blog.

Maka, sambil cengar-cengir dan garuk-garuk kepala dia mulai belajar menulis di multiply. Bukan membuat tulisan indah dan ilmiah, bukan pula mencipta karya sastra yang menggugah jiwa. Ibarat anak kecil yang baru belajar membaca, disini dia layaknya balita yang baru bisa belajar mengeja "ini bapak saya" ataupun baru belajar menulis alif, ba dan ta.

Karena itulah hingga saat ini disamping sibuk membuat berbagai alasan tak masuk akal tentang kenapa setelah kuliah selama empat tahun lebih mahasiswa ini kok belum lulus-lulus juga, dia juga sedang berusaha untuk mencari pembenaran terhadap tulisan-tulisannya yang terkesan amburadul dan tak bertanggung jawab. Rupanya dia tidak tahan terhadap celaan teman-temannya yang ternyata tak satupun suka membaca novel, cerpen maupun karya sastra lainnya.

Dan akhirnya, setelah mengalami berbagai macam peristiwa manusia yang satu ini berhasil menyimpulkan bahwa :

Sehancur apapun tulisan kita, janganlah berhenti untuk terus menorehkan pena. Agar kita bisa terus belajar dan memperbaiki diri. Kalaupun memang nantinya apa yang kita hasilkan tetap begitu-begitu saja, anda jangan putus asa. Toh tulisan kita masih tetap bermanfaat. Karena siapa tahu setelah membaca dengan setengah depresi, akan ada orang yang berkata

"saya harus lebih giat belajar biar nanti tulisan saya tidak sehancur ini. Hii, ngeri...!!!"

Jadi, keep writing & keep learning…!!!

Purwokerto, 26-okt-2006
Ditulis setelah menghadiri silaturahmi/reuni SMA yang membingungkan


Gambar diambil dari sini

Puisi : Maaf




Saat coba kucatat kesalahan yang daku perbuat
Dua lusin buku tulis jadi penuh seketika
Tembok kamar & eternit terasa sesak oleh kata
Tak mungkin rasanya jika harus kusebut dosaku satu per satu
Lalu meminta maaf sambil bersimpuh padamu


Ah.., tapi peduli amat
Karena kurasa kau sudah tahu
Bahwa sekacau apapun diriku
Aku selalu serius jika sedang mengharap maaf darimu


Purwokerto, 29 nop 2006
togie de lonelie


Minal aidin wal faidzin
Mohon maaf lahir dan batin

Minggu, 15 Oktober 2006

Menelpon GRATIS untuk Mentari, IM3 & Starone


Date: Sunday, August 27, 2006 Hits:
22632


By: Geloy & Sintoy





Dikutip dari sini


Artikel part II ada disini



Mengingat banyaknya e-mail masuk ke mailbox IndoHack, akhirnya kami
dengan besar hati membuka sebuah rahasia yang selama ini belum
terungkap, yakni Menelepon dengan Pulsa Gratis khusus vendor Indosat
(Mentari, IM3, dan Starone). Kami telah 6 bulan ke belakang, menelepon
ke semua no. tanpa batas dan unlimited seperti halnya kami berlanganan
kartu amodemen.



Tutorial ini semata-mata hanya untuk ilmu pengetahuan dan teknologi
belaka. Dan kami atas nama IndoHack, meminta maaf sebesar-besarnya
kepada Indosat (Mentari, IM3, dan Starone), jika karena terbukanya
rahasia ini, pihak anda dirugikan. Tapi kami mengharapkan patching
untuk server Indosat, agar kedepannya jauh lebih baik.



Awalnya bermula dari FREE TALK INDOSAT, dimana kartu Mentari (master)
dapat menelepon GRATIS ke Mentari, IM3, mapun Starone dari pukul 00:00
– 05:00, tapi itupun tidak bertahan lama 5 menit putus dan kembali 5
menit putus, akhirnya jengkel pula, apalagi saat-saat romantis dengan
si doi, kalau harus putus, putus, and putus bisa2 beneran PUTUS CINTA,
lebih membahayakan bisa bunuh diri.



Lupakanlah soal FREE TALK, kita ubah menjadi UNLIMITED TALK dengan
menelepon tanpa batas ke semua operator, dengan memanfaatkan kelemahan
jaringan Indosat. Untuk staff Indosat, dengan level Manager ke atas,
ada cara-cara khusus menekan *505*(kode rahasia)*(no. telepon)#, dan
mereka dapat menelepon dengan seenak jidat mereka.



Tapi apakah anda tahu kode rahasianya, kami mengetahuinya!! Tapi kami
tidak akan memberitahukan kepada Anda, karena kami terkait dengan norma
dan etika hacking, bukan perusak atau penyebar tapi kami penyelamat.
Jadi kami minta maaf, kalau kami tidak dapat memberitahukan kepada
Anda, meski penuh mailbox kami dengan topik seperti itu, hingga
mencapai 1028 email.



Persiapan awal untuk ber-UNLIMITED TALK :



  • Tutorial / Artikel ini, jangan lupa kalau bisa di PRINT!

  • Kartu Perdana BARU Mentari, IM3, atau Starone, kalo belum ada beli di konter HP murah kok.

  • Kartu Simcard lama yang biasa digunain, harus Mentari, IM3 atau Starone.

  • Daftar Nomor telepon yang mau di GRATISIN, siapin aja 4 dulu, atau lebih juga boleh karena bisa di update.

  • Handphone segala tipe, asal jangan yang tua, agak ribet ditekennya, kalo bisa N73 lebih OK!

  • Kopi Tubruk tanpa gula pake jahe, enak eoy! & Rokok Secukupnya, kalo bisa GG.

  • Fungsi mata, tangan, dll masih baik untuk melakukan proses selanjutnya. Lets GO!!!




Langsung diracik menjadi satu UNLIMITED TALK!!



  • Buka segel kartu Mentari, IM3 atau Starone yang baru,
    masukin di HP dan tekan 555 / 388 lalu OK, setelah ada tanda : SELAMAT
    DATANG... langsung anda matikan dan tekan *555* untuk Mentari/Starone,
    *388# untuk IM3, disana akan terlihat SALDO Anda, seperti : Pulsa Anda
    saat ini... Kartu anda telah aktif, kemudian tekan *202*(no . hp .
    kartu . perdana . yg . baru)#, misalnya *202*085823443861# lalu OK,
    maka akan Requesting / Meminta, lalu akan keluar Request Not Complete /
    Permintaan tidak lengkap, abaikan tidak menjadi masalah. Anda sudah
    tepat dan telah masuk kedalam jaringan UNLIMITED TALK karena kesalahan
    Indosat.

  • Kirim SMS dengan tulisan : ACT JKB02077 lalu kirim ke 202. Anda
    seakan-akan harus mengunakan Frontliner indosat yang sudah ada, di
    internet banyak sekali, salah satunya JKB02077 anda dapat
    mengunakannya, hal ini hanya untuk menandakan bahwa anda Frontliner
    yang dapat masuk ke jaringan yang lebih dalam.

  • Abaikan
    semua SMS yang masuk, ketik SMS kembali dengan menuliskan
    REG (no.hp.yg.mau.gratis.I) (no.hp.yg.lain.II) (no.hp.yg.lain.lagi.III)
    (no.hp.yg.lainya.lain.lagi.IV), misalnya saya ingin gratis telepon ke
    no. HP- 081538762991,
    081537627651, 085683671652, 085827616751. Maka tulis SMS : REG
    08153876299 081537627651 085683671652 085827616751




  • Lalu kirim ke 6060, seketika anda akan mendapatkan SMS dimana sedang dalam PROSES, abaikan saja.

  • Silahkan anda mencoba telepon, sebelumnya catat pulsa anda dan
    cek kembali, apakah berkurang. Cara menelepon mengunakan
    #31#(no.telepon) Ã OK!

  • Untuk lebih baiknya, no. mentari, im3, dan starone Anda yang lama
    anda daftarkan pula menjadi frontliner dengan cara ketik SMS : ACT
    JKB02077 lalu kirim ke 202, setelah anda kirim, kemudian ketik SMS
    kembali, ketik : REG (no.hp.kartu.yg.baru) lalu kirim ke 6060. Dan
    nikmati kemudahannya, tapi anda harus meregistrasi mengunakan kartu
    Mentari, IM3, dan Starone yang baru sebagai MASTER!




Mengapa dapat menelepon tanpa mengurangi pulsa? Dari langkah2 yang kita
lakukan, adanya kesalahan saat kartu perdana baru di aktifkan, belum
masuk ke dalam database, dan akses sebagai frontliner masih terbuka
lebar, dengan memanfaatkan service bug dari 202, kita dapat masuk tanpa
sengaja ke webserver database dan menelepon dengan private number
#31#(no.telepon) dengan gratis karena hide number masih terbuka dengan
lebar dan bug 202 dikaitkan dengan private number akhirnya, kita dapat
menelepon dengan GRATIS!



Jangan pernah takut untuk menghubungi siapapun, karena system Indosat
tidak sebaik yang kita kira, belum ada logging, karena budget belum
mencukupi, kemarin2 rencananya mau beli webserver dan memasang logging,
tapi ternyata Cuma omong belaka, dipending sampai juni 2007, inilah
yang membuat kami beberapa dari kami adalah supplier tetap dari
indosat, tapi gagal tanpa alasan yang jelas, kami mengharapkan indosat
dapat memperbaiki hal ini.



=========\\============//===============\\===============//



Hmm, benarkah...? Saya belum sempat mencoba. Tapi saya rasa ini hanya
kabar bohong belaka. Apalagi setelah setelah saya membaca tulisan ini, saya jadi berani menyimpulkan bahwa tebakan saya benar. Ini cuma akal-akalannya orang iseng.



Kenapa cuma nebak Gie, kenapa gak nyoba sekalian biar yakin...? Toh kemaren kan kamu dapat karu perdana mentari gratis...?



Ogah..., saya adalah mahasiswa yang menentang keras aktivitas 'pembajakan',
pencurian pulsa, dan tindakan kriminal lainnya (tulisan dalam tanda
kutip diragukan keshahihannya). Jadi, lebih baik saya beli voucher
saja.



Bah...!!!



Jumat, 13 Oktober 2006

Saya Adalah Mahasiswa Yang Anti Pembajakan, HAHAHA!!! Eh, Benarkah....???



Jogjakarta

Minggu, 09 april 2006



Alkisah saya sedang berada di kompleks pertokoan yang menjual berbagai
macam buku di Yogyakarta. Saya dan beberapa mahasiswa teknik lainnya
sengaja datang jauh-jauh dari Purwokerto untuk mencari berbagai jenis
buku yang tidak mungkin bisa didapat di kota asal saya. Karena tidak
ingin mensia-siakan kesempatan yang ada, maka sayapun mengirim sms pada
seorang teman lama
yang berada di yogya, ingin memberitahukan kedatangan saya sekaligus
memamerkan beberapa buku yang saya beli. Namun tanpa diduga dia
membalas sms tersebut dengan kalimat yang menggetarkan isi kepala :



"Togie, disitu kan tempatnya buku bajakan, makanya bisa lebih murah. Masa kamu tidak tahu sih...?"



Hah...? Apa...? Bajakan...?



Ah, tiba-tiba saja saya teringat peristiwa yang terjadi beberapa minggu sebelumnya di kampus. Saat itu ada salah seorang teman
yang bertanya via YM tentang dimana dia bisa mendownload nasyid.
Kemudian dengan anggunnya saya berkata bahwa mendownload lagu di
internet tanpa ijin adalah pembajakan. Saya nasehati pula agar dia
membeli kaset atau cd originalnya saja, sebagai penghargaan pada si
pemusik atas kreativitasnya dalam berkarya



Setelah memberi nasehat panjang lebar sayapun pulang ke rumah.
Menyalakan komputer dengan OS Microsoft Windows 98 bajakan, kemudian
mengextract e-books (buku bajakan elektronik) menggunakan winzip09
bajakan. Tidak lupa, sayapun mendengarkan lagu bajakan dengan
menggunakan winamp5.1 bajakan yang telah saya modifikasi dengan winamp
skin maker bajakan. Hmm, dengan penuh konsentrasi saya membaca e-book
yang dibuat dengan program vchm42 bajakan. Materinya menarik, karena
sebagian besar merupakan bajakan dari buku best seller yang harganya
tak terjangkau oleh kantong saya.



Hari berikutnya terasa begitu berat karena saya harus mengikuti kuliah
Teknologi Sistem Kontrol dan Elektronika, dua mata kuliah yang paling
tidak saya kuasai. Untunglah, demi membantu para mahasiswa yang
mengalami kesulitan seperti saya ini, bapak dosen mempersilahkan kami
untuk memfotocopy keseluruhan textbook (ini pembajakan). Bahkan pak
dosen bersedia meminjamkan buku bajakan beliau untuk difotocopy oleh
para mahasiswa. Bagaimana biayanya..? Tenang. Dengan berkata "Buram,
diperkecil, tidak usah dijilid"
maka kita bisa mendapatkan sebuah buku
berbobot hanya dengan seperempat(atau kurang) dari harga seharusnya.
Yah tetapi kami harus antri karena tempat fotocopy selalu penuh dengan
mahasiswa ataupun dosen yang ingin membajak buku bajakan.



Singkat Cerita setelah kembali ke Purwokerto dari Yogya, akhirnya saya
berchatting ria lagi dengan teman saya itu, dan tampaknya dia tidak
jadi mendownload lagu. Ah, sayapun tersenyum puas. Ternyata nasehat
saya dituruti juga. Saat itu pula saya membaca salah satu artikel di
multiply yang berisi tentang keprihatinan si penulis seputar maraknya
pembajakan di indonesia, dan di akhir artikel tidak lupa disisipkan
imbauan dan kecaman terhadap para pelaku pembajakan.



Yah, artikel yang bagus. kelak saya akan minta ijin kepada si penulis
untuk menyimpan artikel tersebut, kemudian akan saya edit di microsoft
word bajakan, dan saya print menggunakan canon BJC1000 SP yang
menggunakan driver bajakan. Selanjutnya akan saya sebarluaskan artikel
tersebut, karena dengan begitu berarti saya telah ikut serta dalam
kampanye "Anti Pembajakan".














Arjuna Mencari Mati

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Science Fiction & Fantasy
Author:Redi Panuju
Diambil dari :
Kata pengantar Penerbit
Pustaka Pelajar Yogya




Jika Buta Cakil atau Gendir Penjalin diceritakan sebagai tokoh yang jahat keliwat batas sampai publik muak mendengarnya, itu sudah biasa. Tapi bagi Redi Panuju, Cakil adalah sosok yang luas biasa. Redi menceritakan cakil sebagai sosok yang sangat altruisme, lebih dahsyat ketimbang Yudhistira yang dianggap sementara orang sebagai individu yang sangat ikhlas dalam hidup sampai darahnya digambarkan berwarna putih. Tapi bagi Redi Panuju, Cakil menjadi sosok pahlawan sejati. Cakil adalah sosok yang rela tampil dalam kekalahan demi menyenangkan dalang dan penonton. Cakil adalah sosok yang lugu sepenuh jiwa sampai wajahnya yang buruk dibiarkan menganga. Sementara pada peradaban modern muka kita selalu menyembunyikan apa adanya; disapu dengan bedak, didempul dengan salep bahkan bila perlu dioperasi plastik biar keren. Sulit ditemukan dalam realitasnya orang mau dicakilkan seperti itu.

Bukan hanya cakil yang dibuat irono oleh Redi dalam novel ini. Arjuna yang selama ini diyakini sebagai tokoh bajik yang membuat mabuk para dara cantik, di tangan Redi, Arjuna dibuat frustasi karena kelaminnya dihabisi Banowati. Sampai akhirnya bersama dengan hilangnya kelamin yang dibanggakan, hilang pula rasa hidupnya. Arjuna mencari mati dengan bunuh diri. Perjalanan arjuna mencari mati ini menjadi parodi yang lucu sekaligus pilu.

Dan ternyata Duryudana yang dianggap sebagai simbol kejahatan, justru diteropong Redi sebagai sosok yang penuh welas asih. Duryudana menyerahkan tahta hastina secara ikhlas karena keinginannya untuk menjadi pertapa. Tetapi Yudhistira yang memperoleh limpahan itu tetap mencurigai dan membuat ulah terhadapnya.

Dalam novel ini juga muncul sosok manusia bumi bernama Tegar, yang tersesat dalam rimba pewayangan hingga sembilan bulan lamanya. Ketika kembali lagi ke bumi pacarnya hampir melahirkan. Anak Tegar atas hubungan gelapnya dengan gadis bernama Ratna ternyata dilahirkan dengan sosok mengerikan. Bertaring dan cerdas bukan kepalang. Begitu lahir si bayi sudah mampu berkata, "Papa, I love you, Papa!". Kenyataan tersebut membuat Tegar pingsan kembali untuk kedua kalinya, entah untuk berapa lama. Novel ini meskipun ceritanya terkesan absurd, tetapi banyak pemikiran-pemikiran baru yang dilesakkan Redi melalui dialog maupun cerita.

Boleh dibilang inilah novel yang membongkar keyakinan yang oleh masyarakat dianggap pakem. Redi mendekonstruksi bangunan nilai itu dengan berani sekaligus nyentrik.

Selamat menikmati

Soto Sufi dari Madura

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Religion & Spirituality
Author:D. Zamawi Imron
Prolog :
Oleh, K.H.A. Mustofa Bisri


Meski punya rumah yang apik dan teduh, D. Zamawi Imron adalah seorang yang suka - atau dipaksa - berkelana. Karenanya dia banyak bertemu dan berkenalan dengan orang dengan berbagai ragam perilakunya. Dia bertemu dan berkenalan dengan berbagai kalangan dan lapisan; mulai dari kyai, seniman, penyanyi, artis, pengusaha, hingga tukang ngarit dan pemetik daun tembakau. Kelebihan dan sekaligus keuntungan penyair alam ini ialah: dia dianugerahi Tuhan tabiat suka bergaul dan semangat untuk belajar kepada dan dari siapa dan apa saja. Itulah barangkali sebabnya dia tidak pernah merasa rendah diri atau sebaliknya sombong dan tinggi hati. Maka diapun 'kaya' tanpa orang mengetahui darimana dia 'memperoleh' kekayaannya. Min haitsu la yahtasib istilah santrinya.

Kebiasaan lain penyair pemegang rekor pencipta puisi termahal ini, ialah membagi kekayaannya kepada orang lain. Salah satu kekayaannya yang dibagikan kepada kita sekarang ini adalah hasil 'pengelanaannya'. Cerita-cerita sangat pendek tentang manusia, tentang kita.

Dari yang sederhana, Zamawi pun menyuguhkan secara sederhana, nilai-nilai yang tidak sederhana. Misalnya harga diri yang disuguhkan melalui kisah Lurah Sukma (kehormatan semu) dan tukang becak (Jam Bersejarah); keikhlasan yang disuguhkan lewat cerita orang sederhana macam Cong Mat (Memudahkan Jalan). Meskipun ada juga yang boleh disebut tidak sederhana seperti dalam Hakikat Bunga dan Tabligh.

Seperti diketahui, D. Zamawi Imron aslinya adalah penyair. Penyair alam yang hidup dan akrab - kalau tidak menyatu - dengan alam. Rata-rata puisinya, jika lukisan, ibarat lukisan-lukisan Picasso. Terlalu dalam untuk orang awam. Namun seperti diketahui pula, Zamawi sangat akrab - kalau tidak menyatu - dengan orang-orang awam. Maka saya menduga, dia ingin membagi 'kekayaan'nya tidak hanya kepada dirinya sendiri dan orang-orang khas semisalnya, tapi juga 'orang-orang awam'. Maka sebagai penyair, dia hanya bersyair. Selebihnya, dia adalah da'i; baik secara lisan maupun tulisan seperti melalui buku soto sufi-nya ini. Hematnya dalam kata, tidak terlepas dari pengaruh kebiasaannya bersyair. Dan ini tentu menguntungkan para pembaca zaman akhir yang 'sibuk' dan hampir tak mempunyai waktu untuk membaca.

Mengingat kebiasaan Zamawi berkelana dan bergaul serta keahliannya menulis dan bertutur, saya menduga buku soto sufi dari madura ini akan terus disusul dengan buku soto sufi dari madura II, II, IV, dan seterusnya. Semogalah demikian.

Kamis, 12 Oktober 2006

Rabu, 11 Oktober 2006

Sudahlah terima saja parsel itu, tapi...

Sekali lagi, pemerintah mengeluarkan statement yang sebegitu anehnya. Entah karena mendapat wangsit atau entah karena apa, tiba-tiba saja pemerintah menghimbau kepada para pejabat untuk tidak menerima parsel dari para pengusaha maupun dari bawahannya. Hal tersebut dimaksudkan untuk memperkecil peluang terjadinya KKN di negara kita. Begitulah kata berita di televisi swasta.

Dan seperti yang sudah saya duga, gelombang protes pun akhirnya datang dari para pebisnis parsel di ibukota. Wajar saja, karena mereka adalah pihak yang merasa dirugikan oleh kebijakan ini. Kabarnya jumlah pesanan parsel yang mereka terima turun hingga beberapa puluh persen dari biasanya. Jadi wajar kalau mereka kecewa.

Ya, dilematis memang. Bila para pejabat masih saja menerima parsel, maka kolusi antara pengusaha hitam dan pejabat yang biasanya berkedok silaturahmi akan tetap lestari. Namun jika dilarang, pebisnis parsel akan rugi. Para bawahan pun begitu. Karena saya yakin bahwa diantara beribu pejabat di ibukota, pasti ada beberapa yang mempunyai akhlak mulia sehingga dihormati bawahannya. Jadi wajar saja jika di hari lebaran, para bawahan ingin mengekspresikan rasa cinta, sayang dan hormat pada atasan mereka lewat parsel.

Lalu tak adakah solusi yang tepat untuk mengatasi masalah ini...? Hm, sebenarnya ada. Dan itupun sangatlah sederhana. Namun untuk melaksanakannya diperlukan kelapangan dada dari para pejabat, pengusaha maupun para bawahannya.

Solusinya mungkin seperti ini, bagaimana kalau para pejabat itu membuat pengumuman bahwa mereka bersedia menerima bingkisan parsel, uang, perhiasan, dan barang mewah lainnya. Namun mohon diumumkan juga bahwa bingkisan tersebut harus dialamatkan ke panti asuhan, panti jompo, kampung pemulung, atau ke tempat lain yang sebelumnya telah ditentukan oleh pemerintah. Intinya, salurkan parsel tersebut pada mereka yang membutuhkan.

Kalau para pengusaha memang ingin mengirim bingkisan, silahkan dikirim saja. Kalau para bawahan ingin memberi tanda mata pada atasannya, silahkan berikan saja. Para pejabatpun tidak akan dituduh KKN, lha wong mereka tidak menerima apa-apa kok. Kalaupun nanti ternyata jumlah pesanan parsel tetap berkurang, ya tinggal salahkan saja para pengusaha. Kenapa mereka rela mengirim parsel pada pejabat tapi tak mau mengirim parsel pada kaum dhuafa. Bukankah secara tidak langsung ini membuktikan bahwa parsel yang mereka kirimkan pada para pejabat itu memang disertai dengan maksud-maksud tertentu. Memang, boleh jadi para pembuat parsel akan rugi tapi mereka pasti takkan terlalu kecewa karena telah mengetahui bahwa selama ini parsel yang mereka buat dengan sepenuh hati hanya dijadikan kedok untuk menutupi kegiatan busuk pengusaha, pejabat dan bawahannya.

Simple kan...? Jadi tidak usahlah berdebat kusir lagi tentang masalah parsel.

Tetapi, efektifkah solusi ini? Saya kira ya. Sekarang bayangkan saja, Misalnya jumlah pejabat di ibukota adalah seribu orang dan seorang pejabat biasa dikirimi tiga buah parsel. Maka total parsel diterima sebanyak 3 x 1000 = 3000 buah. Jumlah yang cukup banyak untuk dibagikan kepada anak-anak yatim yang menghuni 30 panti asuhan berkapasitas seratus orang. Ah padahal jumlah pejabat di Jakarta pasti lebih dari seribu orang.

Link :
http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2006/10/061009_lebarangifts.shtml
http://www.antara.co.id/seenws/?id=44083

NB : Catatan dari mahasiswa yang belum pernah sekalipun mendapat kiriman parsel

Sabtu, 07 Oktober 2006

linux.or.id | Media Online Komunitas Linux Indonesia

http://www.linux.or.id/
Linux merupakan OS yang lumayan handal, namun juga lumayan sulit untuk dipelajari. Sayangnya, informasi tentang OS ini sebagian besar ditulis dalam bahasa inggris yang bagi orang awam terasa lebih menyeramkan bila dibandingkan dengan tampang garang anggota "Komisi Disiplin" di Ospek kampus

Nah, website ini menyediakan informasi bagi kita yang ingin tahu lebih banyak tentang linux tanpa harus bersusah payah membuka kamus atau mengaktifkan transtool.

Jadi, selamat belajar

Thriller : Misteri dibalik hilangnya pulsa saya

Hari jumat tanggal 29 september 2006
pukul setengah enam sore saya membeli voucher mentari senilai sepuluh
ribu rupiah. Bila ditambah dengan sisa isi ulang bulan kemarin maka
total pulsa yang saya punyai adalah Rp. 10.950,00. Nah, pulsa sebanyak
itu kemudian saya gunakan untuk menelpon bapak dan mengirim dua buah
sms pada teman saya. Salah satunya kepada saudari Zuni
yang isinya tidak lain adalah "Memamerkan" banyaknya pulsa yang saya
miliki. Saat itu pulsa yang tersisa seharusnya sekitar sembilan ribu
rupiah lebih sedikit.



Nah, pukul satu dini saya kembali memeriksa sisa pulsa karena
rencananya saya ingin pamer-pamer lagi dan saya butuh data pulsa yang
akurat. Tapi celakanya, tanpa disangka dan diduga-duga ternyata pulsa
yang dideteksi hanya sebesar Rp. 3.215,00. Tidak lebih.



Lah kok bisa...?



Ya mana saya tahu, pokoknya tiba-tiba sisa segitu lah.



Awalnya saya mengira bahwa saya sedang mengalami mimpi buruk. Lebih
buruk dari rona muka George W Bush saat harus menahan buang air besar
di sidang umum PBB. Namun ternyata perkiraan saya salah. Kehilangan ini
adalah sebuah realita, yang harus saya terima dengan lapang dada.



Karena itu pula pada saat makan sahur, saya menginterogasi seluruh
anggota keluarga. Baik yang berusia tua, muda, pria ataupun wanita.
Mereka saya tanya perihal kehilangan ini. Namun jawaban yang mereka
berikan ternyata sama.



"HP kamu kan di password Gie, mana bisa kami pakai..? Huh, sukurin"



Duh, akhirnya dengan rasa putus asa saya mencoba menghubungi operator
di nomor 222. Tapi seperti yang sudah saya duga, mbak operator yang
suaranya merdu itu tak kunjung menjawab panggilan saya. Number Busy
katanya.



Ah, jangan-jangan dia telah melupakan saya...



Dan akhirnya sampai sekarang inipun, saya belum mengetahui kemana pulsa
saya pergi. Dia hilang tanpa jejak, tanpa pamit, maupun tanpa permisi.
Andai saat itu saya sempat mengucapkan salam perpisahan padanya. Salam
perpisahan paling indah yang belum pernah tertulis di buku-buku sastra.
Perpisahan indah yang penuh kata-kata manis, gelak tawa, dan juga
airmata. Perpisahan indah yang.............



Ah.., andai saja kutahu kemana dirimu pergi. Pastilah kan slalu kucari.
Segunung harta kan kudaki, lautan wanita cantik kan kusebrangi. Demi
untuk mendapatkanmu lagi.



Selamat tinggal pulsaku, semoga kau temukan kebahagiaan disetiap jejak langkahmu.