Senin, 06 November 2006

Love at the first sight, Hm...?

Love at the first sight atau cinta pada pandangan pertama sangatlah tidak masuk akal, itu yang sering saya dengar dari orang dewasa. Di berbagai ceramah, selebaran, mading, surat kabar, mailling-lits maupun blog, banyak dibahas teori dan alasan yang mendasari mustahilnya cinta jenis ini. Ada alasan yang masuk akal & realistis ada pula alasan yang jauh dari logika dan akal sehat. Semuanya ada, lengkap dengan pro dan kontranya. Namun sayang, berhubung daya ingat yang mengenaskan karena malas menghafal maka kalau disuruh menyebutkan teorinya satu-persatu saya menyerah saja. Lebih baik angkat tangan sambil menundukkan kepala daripada harus mengobrak-abrik memori yang bertumpuk tak beraturan diotak saya.


Salah satu alasan yang ajaibnya masih bisa saya ingat adalah bahwa love at the first sight itu merupakan cintanya anak ABG yang sama sekali tidak dewasa. Yang belum bisa membedakan antara cinta, nafsu, kagum, ataupun sekedar rasa suka. Yang bahkan akan bingung tak karuan jika ditanya tentang komitmen, tanggung jawab, toleransi, cara menghargai, sikap saling mengerti, dan hal rumit lain yang terkandung dalam cinta. Sehingga bisa disimpulkan bahwa kalau ditanya hal mendasar saja dia tidak bisa, maka bagaimana mungkin dia mengaplikasikan cinta pada kehidupan selanjutnya. Bagaimana mungkin cintanya anak ABG itu bisa tahan terhadap berbagai gelombang dan kemelut yang dihadapi orang dewasa. Bagaimana bisa disebut cinta jika tidak bisa diaplikasikan dalam kehidupan berumah tangga.


Adapula yang berkata bahwa love at the first sight itu hanyalah segumpal nafsu, yang timbul karena ketertarikan fisik semata. Cinta tanpa memandang sifat, sikap dan kepribadian kita. Sebuah cinta ilusi yang sebenarnya hanya berupa keinginan untuk memiliki.  Contohnya saja, Rasa suka terhadap HP bagus membuat kita ingin memiliki HP tersebut. Rasa cinta terhadap harta membuat kita ingin menjadi orang kaya. Begitu pula cinta terhadap bentuk fisik, yang ternyata hanya berupa nafsu untuk menguasai. Jika suatu saat tubuh rusak karena kecelakaan, penyakit atau usia maka kita sudah tidak perlu lagi untuk mencintai. Begitu teorinya. Lain halnya jika cinta tersebut didasari ketertarikan pada sifat, sikap dan pribadi. Itu lebih tertuju pada keinginan untuk saling memberi, bukan sekedar memiliki. Separah apapun fisik kita, jika sifat dan kepribadian yang dimiliki tetap sama, mungkin cinta itu akan tetap ada.


Namun ternyata ada sebagian orang tetap kukuh berpendapat bahwa love at the first sight itu nyata. Biasanya manusia jenis ini  telah mengalami sendiri apa yang dinamakan cinta pd pandangan pertama. Mereka tipe orang yang dalam waktu sekilas, bisa langsung berucap bahwa dia sedang jatuh cinta. Yang walaupun tanpa ribut-ribut mendiskusikan masalah komitmen dan tanggung jawab tapi bisa berumah tangga dengan bahagia. Hingga mempunyai beberapa anak serta cucu yang berjumlah dua puluh tiga. Jadi walaupun sulit untuk dijelaskan secara teori, namun mereka sudah memiliki bukti. Tak perlulah kita berteori panjang lebar untuk memberi bukti bahwa mata memang berfungsi untuk melihat. Begitu pula manusia dalam kelompok ini, mereka tak perlu lagi memikirkan hal-hal rumit hanya untuk membuktikan apa yang mereka alami.


Untuk mengkompromikan dua pendapat yang berbeda ini, saya punya sebuah solusi. Kalau memang anda berpendapat bahwa love at the first sight itu hanya omong kosong belaka ya silahkan saja. Asal jangan menghina perasaan yang dimiliki oleh kakek-kakek tua, yang enam dasawarsa lalu jatuh cinta pada pandangan pertama, terhadap seorang wanita, yang sampai sekarang masih tetap menjadi istrinya. Tapi kalau anda adalah cowok SMA yang kurus, berjerawat, kumal namun rupawan, yang secara spontan langsung mengklaim telah jatuh cinta pada adik kelas berbadan besar, bermata tajam, ber-aura sangar, serta menjadi anggota perguruan beladiri yang tak pernah kalah melawan seniornya, anda jangan nekat menyimpulkan bahwa itu hanya nafsu fisik semata. Karena siapa tahu saja si do'i marah, sehingga hanya dengan sekali pukul nyawa anda bisa diantar dengan selamat ke alam baka.


Purwokerto, 30-Oktober-2006


Togie de Lonelie

16 komentar:

  1. upps ada yang jatuh cintrong niy..xixixi
    aku termasuk orang yang percaya bahwa cinta pada pandangan pertama emang ada kok..:o)

    BalasHapus
  2. Ha.. Ha.., tentu..
    Yang nulis juga imut. Klop kan bang...

    BalasHapus
  3. Lah..., kok kejam ndah...?
    Yang kejam itu dimananya...?

    BalasHapus
  4. Sebenarnya saya juga mbak..., tapi ya itu tadi
    Bingung kalo disuruh ngejelasinnya

    BalasHapus
  5. aku percaya ada jatuh cinta pada pandangan pertama,
    dan itu bukan napsu,
    atau sekedar phisically semata,
    tapi soal chemistry... ;)

    BalasHapus
  6. waks....ada yang lagi fol in lope nih ....heheheheh

    BalasHapus
  7. Hihi, kalau cinta tahta atau gila harta sih mungkin iya...
    :p

    BalasHapus
  8. Oh iya..., harusnya kan daku nulis seperti itu ya...
    terimakasih atas koreksinya

    #menyebalkan

    BalasHapus
  9. hmm...love at the first sight yah?aku lom pernah,
    tapi ada juga yg ngalamin,...mungkin km juga yah????
    cihuyyy.....akhirnya togie jatuh cinta....:)

    BalasHapus
  10. Yaaaahhhh, bukan itu rum
    Daku mah prnah, dulu...

    BalasHapus