Jumat, 27 April 2007

Cerita Kaki Bukit

Di kaki bukit, ditengah derasnya hujan kau berkata : "Gie lihatlah pemandangan di bawah sana. Begitu hijau, damai, menyejukkan mata. Aku suka disini, aku ingin tinggal lebih lama."

Dalam diam, hatiku pun berkata : "Bagiku, bening bola matamu lebih indah dari apa yang sedang kau lihat. Aku pun ingin lebih lama disini, menikmati keindahan ini, bersamamu. Tidak dengan yang lain"




Di kaki bukit, dalam pekatnya malam, seiring lampu motor yang mulai redup kau mengeluh : "Gie, aku takut. Bagaimana denganmu..?"

Dalam bisu ku timpali :" Ya, aku juga. Aku takut saat-saat ini akan berakhir. Aku takut berpisah denganmu. Aku tak ingin sendiri lagi seperti dulu. Aku takut..., pada ketakutanku."





Di kaki bukit, disergap hawa dingin kau bertanya : "Gie, kenapa kau tidak berusaha untuk memperbaiki diri. Tidur larut malam, mulai merokok, tidak pernah bersikap tegas.

Ck, sebenarnya ingin kujawab : "Aku memang tidak se-sempurna yang kau harapkan. kau memang bisa melihat berbagai kekurangan yang kumiliki. tapi itu semua sengaja kutunjukkan padamu. agar kau dapat lebih mengenalku, apa adanya. Tanpa ditutup-tutupi. Tapi percayalah, bukan berarti aku berhenti berusaha untuk menjadi lebih baik."





Di kaki bukit, saat hujan berubah menjadi butiran gerimis kau berkata : " Gie, aku sudah punya pacar"

Bah.., ingin rasanya kau tahu bahwa : "Mencintaimu atau tidak, itu urusanku. Mencintai orang lain atau tidak, itu urusanmu. Tapi ingat satu hal, sebelum janur kuning dipasang, sebelum akad nikah dilaksanakan, aku masih boleh berjuang untuk mendapatkanmu. Kau tidak bisa melarangku jatuh cinta, seperti halnya aku tidak bisa melarangmu.





Dan di kaki bukit, dalam sepi, di saat-saat terakhir kau memprotesku : " Gie, kalau kau menyukaiku kenapa tidak diperlihatkan pada teman-teman yang lain...?

Sungguh saat itu hatiku berkata : "Bukan.., bukan itu. Aku suka kamu, cuma kamu. Tapi aku ingin mendapatkanmu dengan caraku sendiri, dengan usaha sendiri. Agar cinta yang tumbuh di hatimu, berasal dari tetes keringat yang ku keluarkan, bukan dari bujuk rayu teman-teman."





Sebuah lamunan dalam perjalanan pulang
Di kaki bukit

Lemahjaya, Maret 07
Selepas mengajar PBA tuk terakhir kali

 

18 komentar:

  1. apa semua lelaki berpikir bgitu, Gie?
    jadi trenyuh!

    BalasHapus
  2. ckckckkckck....
    kamu kenapa Gie..
    lagi patah hati beneran, ya?

    BalasHapus
  3. Gludhak...... jatuh tersungkur ke belakang... kepala duluan (Hieta Haposai version).... wah ada apa dengan Togie ???

    BalasHapus
  4. Nggak semua mbak.., mungkin cuma daku doang

    *Halah

    BalasHapus
  5. Tulisan ini tertanggal 7 maret ndu, pas daku KKN
    Pas kehujanan waktu pulang ngajar buta aksara
    Ngelewatin tempat-tempat gelap di kaki bukit lemahjaya, usai maghrib tiba
    Jadi mungkin saat ada jin patah hati yang merasuki daku
    Hingga akhirnya daku nulis kayak gini

    *togie : patah hati itu sih seperti apa ya..?

    BalasHapus
  6. Ck, Hieta Haposai..? Si kepala besar..? Wakaka
    Lebih kerenan kirimaru mbak, bisa menghasilkan duit dimanapun dia berada
    Punya intuisi bisnis yang tajamnya tak terkira
    Pokoknya berbakat banget jadi orang kaya

    Zuniiii............., kalo pulang bawain daku gantungan kunci lagiiiiiii.....................

    BalasHapus
  7. Iya sih Gie... kerenan kirimaru... tp perasaan dia smpe tamat episode terakhir kok ga kaya2 ya... cmn bakat bisnisnya emang OK banget. tp lebih keren lagi guru doi, penyabar n penyayang (idaman smua wanita)

    Iya katanya kamu nagih ke zuni gantungan kunci ya... hehehe....

    BalasHapus
  8. Guru doi terlalu penyabar, tipe manusia yang gak cocok dijadiin suami atau bapak
    Daku yakin, andai si penulis komik berani ngelanjutin ke seri 150
    Pasti di seri 149 guru doi udah mati kena serangan jantung gara-gara ngadepin tingkah polahnya rantaro cs

    Hikmah :
    Guru Yamada = Tipe suami ideal

    BalasHapus
  9. ideal gmn??? kadang dia mengerikan bgitu...aku aja ga bs bayangin kalo misal suamiku kayak pak yamada... tiba2 aja nongol dengan dandanan wanita... mending sih kalo cantik.... lha dia... wah merusak citra wanita... moso kumisan dikit n kakinya berbulu... penyamaran yg mengerikan... hehehe....

    BalasHapus
  10. tapi biarpun begitu, kepribadiannya menarik mbak
    bahkan terkadang dapat menyederhanakan masalah yang awalnya rumit (walau sering pula merumitkan masalah sederhana)

    dan soal penyamaran sebagai wanita, kenapa bentuknya seperti itu...?
    karena dia sangat cinta pada istrinya
    dia tidak mau istrinya merasa terhina kalau ternyata guru yamada yang berdandan kok lebih cantik dari dirinya
    makanya beliau rela berkorban dengan berdandan kacau begitu mbak,,

    nah, gimana gak hebat tuh

    BalasHapus
  11. iya sih... hebat2... percaya deh.. soalnya anaknya kayak Kak rikichi... untung aja anaknya ga ancur

    BalasHapus
  12. sendu : Lah...yang patah hati kan dikau Gie.. kok tanya aku...mana ku tahu...

    BalasHapus
  13. hihihi togie klo sendu lucu yaak..mana ngiler gitu dibantall.....*maap ya gie aku cokan geget nek weruh edsotmu..mbayangna kowe maring endi bae ujug2 ngiler..ngleker nang bantal...dog-dog bluk turu!!!..kikikikikiki

    BalasHapus
  14. sedih amat kisahmu ya...mudah-mudahan tetes keringat yang dikau keluarkan untuk tumbuhnya cinta dari sepotong hati gak sia-sia...
    beneran deh...saya dukung perjuanganmu,he..he...

    BalasHapus
  15. Lah, siapa bilang daku lagi patah hati ndu...?
    Makanya daku bertanya pada dirimu..?

    BalasHapus
  16. Setujuh...

    Tapi, cinta dari sepotong hatinya siapa gie..?

    Mm, gimana kalo tante-tante gendut berpakaian seksi yang kecentilan di pojok sana..?

    Ck, jangan macem-macem lah. Itu bukan tante, tapi patung buaya

    #Gubrak

    BalasHapus
  17. Sebenernya cerita dibalik headshot ini cukup panjang mbak
    Berkaitan dengan masa-masa indah saat masih sering kumpul bareng mahasiswa-mahasiswa teknik lain
    tapi berhubung sekarang daku jarang ikut ngumpul lagi
    jadi headshot ini daku pasang

    BalasHapus
  18. Iya, bener, si rikichi malah cakep
    Kalo bapaknya saja seperti guru yamada, berarti ibunya harus secantik apa ya...?
    kenapa dia mau diperistri guru yamada..?

    hikmah : wajah tidak terlalu berperan dalam mencari pasangan

    BalasHapus