Sabtu, 14 April 2007

Pisau Mata Dua



Kata-kata adalah pisau bermata dua. Bisa digunakan untuk memotong lombok, bisa juga melukai diri. Semua tergantung niat, situasi dan kondisi.

Contoh paling sederhana baru saya alami pagi tadi. Menurut jadwal yang sudah ditetapkan, seharusnya ada kuliah jam tujuh. Tapi tanpa diduga, disangka dan dikira-kira, tiba-tiba pak dosen meng-sms salah satu mahasiswa, memberitahukan bahwa beliau akan datang "sedikit" terlambat.

Akhirnya kami pun menunggu. Melewati detik, menghayati lusinan menit, sambil menatap lantai ubin yang sudah lama tidak di pel. Tik.. tok.. tik.. tok..

Sayangnya, saat itu kami belum sadar bahwa kata "sedikit" mempunyai sifat sangat relatif. Bisa dipersepsikan seenak kita. Maka tidak aneh bahwa pak dosen baru bisa datang jam delapan lebih, telat satu jam. Tapi ya tidak apa-apa, namanya juga relatif.

Tapi ibarat ketiban uang setrilyun banyaknya, selanjutnya saya kaget bukan kepalang, lha wong begitu masuk kelas kok tiba-tiba dengan ringkas, padat dan jelas beliau berkata :

"Maaf saya telat, tadi ada SEDIKIT trouble"

Nah, kata-kata SEDIKIT itulah yang jadi masalah. Jadi kartu mati. Begini, sekarang di logika saja. Apa pantas jika seorang dosen kok butuh waktu selama satu jam hanya untuk menyelesaikan masalah yang terhitung SEDIKIT. Apalagi bukankah SEDIKIT itu bersifat relatif, bisa diartikan "tidak banyak", bisa pula "tidak begitu sulit" atau "sepele"...?

Lalu, kalau waktu beliau habis untuk menyelesaikan masalah-masalah yang "sedikit" itu, bagaimana beliau bisa fokus mengajar...? Bagaimana kalau tiba-tiba datang masalah yang lebih besar..? Beliau bakal telat berapa lama..?

Tapi untunglah, saya tidak benar-benar berpikir kesitu. Lha wong itu cuma pikiran selintas yang terbit gara-gara kelamaan nunggu. Apalagi saya juga tadi datangnya jam tujuh lebih, hampir  setengah delapan. 
Jadi sama-sama telat lah.., impas

Hi.. hi.. Hi..

Tapi ngomong-ngomong, serius lho, kalo telat ngajar jangan sekali-kali kasih alasan "tadi ada sedikit masalah". Bilang aja "tadi ada masalah yang harus diselesaikan dulu".

Bener lho. Serius lho. Mbok nanti dikira mencueki kepentingan mahasiswa gara-gara lebih mempedulikan masalah sepele.

Bener lho pak.., bu.., Serius lho..

8 komentar:

  1. togie anak pinter yaa...dulu klo ada dosen telat atau kosong aku malah seneng lgs pulang kekos tidurr...kekeke

    BalasHapus
  2. Tentu saja ndu..., super duper seriuuss...
    Eh, dikau kan ngajar juga ya...?
    Apa pernah telat gara-gara harus menyelesaikan urusan yang cuma sedikit...?

    BalasHapus
  3. Sebenernya sih gara-garanya ada tugas yang harus dikumpulin
    Jadi kalo pulang duluan, nanti gak dapat nilai
    Lha wong pas jam delapan lebih kami udah siap-siap nyalain motor kok
    Terus tau-tau pak dosen dateng sambil mesam-mesem
    Terus kuliah pun tidak jadi kami batalkan

    BalasHapus
  4. bener jg tuh
    so be impeccable with ur word .....
    hehehe....

    BalasHapus
  5. Yup emang...
    Secara satu kata, satu kalimat bisa diartikan bermacam-macam
    Tergantung siapa, dan bagaimana kita mengartikan

    BalasHapus
  6. he....he....
    pernah telat masuk ke ruangan...
    tapi bukan karena urusan yang sedikit.
    :)

    BalasHapus
  7. Mm, syukurlah ndu...

    *tapi jangan-jangan urusan itu terlalu sedikit untuk dapat dikategorikan sebagai urusan yang sedikit...?

    BalasHapus