Take I
Malam itu sehabis tarawih aku ke rumahmu, ada perlu. Tapi keperluan apa..? Entahlah, aku lupa. Yang pasti saat itu kau terlihat begitu bahagia, seperti sedang memegang uang berjuta-juta banyaknya. Tapi sayang, walaupun begitu sikapmu masih saja jutek seperti biasa.
Yang membuatku gembira adalah kau langsung menawariku teh hangat. Bukan air putih dalam kemasan sisa katering, seperti yang dulu-dulu. Ah senangnya. Aku suka minum teh, apalagi teh manis buatanmu.
"Gie, nih minum teh hangatnya. Kalau aku minum yang ini saja"
"Thanks. Tapi tunggu sebentar, itu apa..? Es teh ya..? Katanya kamu gak kuat minum es..? Takut kena flu..? Gimana sih..? Sini tukeran saja, aku kan tamu. Seharusnya minumanku lebih istimewa"
"Udah diem, jangan protes. Kalau gak mau, teh hangatnya tak ambil lagi, kamu biar minum air putih saja. Gimana..? Ha.. Ha.."
ARRGGHHH...!!!
Take II
Gie, aku sakit. Kemarin baru periksa ke dokter
Malam ini aku datang lagi. Katanya kamu sakit. dan ternyata benar. Sudah kuduga, kau memang tidak kuat minum es.
"Gie, dokter bilang penyakitku parah, tidak bisa disembuhkan, hanya bisa diobati. Itu pun hanya untuk mengurangi. Aku takkan pernah bisa sembuh gie. Hiks.."
Hah..? Kok bisa..? Mana ada orang yang sakit parah gara-gara minum segelas es teh..? Memangnya film drama..? Tapi tunggu sebentar. Sakit parah..? Bukankah dulu kamu pernah dioperasi, perutnya dibedah berkali-kali..? Jangan-jangan..?
"Gie, kamu bawa oleh-oleh..? Itu apa..? Apel ya..? Terimakasih gie. Aku harus banyak makan buah, aku ingin sembuh. Walaupun mungkin..."
Sudah, cukup. Jangan teruskan lagi. Ya, aku membawa apel, buah kesukaanmu. Tapi sayang, aku hanya membawa dua kilo, harganya delapan ribu. Sesuai dengan isi dompetku. Tapi tak apalah, yang penting kau senang. Aku tak ingin melihatmu bersedih.
"Gie, dokter bilang penyakitku berbeda dengan yang lainnya. Semakin hari, makin bertambah parah. Tanpa bisa dihentikan. Walaupun indikasinya bisa dikurangi tapi tetap percuma. Lambat laun pengobatan pun takkan berguna."
Tolonglah. Jangan berhenti berharap, teruslah berdoa. Mari kita hadapi sama-sama. Sekecil apapun harapan yang ada, kita tidak boleh menyerah. Aku yakin kamu pasti sembuh. Banyak dokter di kota ini, banyak rumah sakit, banyak pengobatan alternatif. Katakan saja kau ingin pergi kemana, pasti aku antar dengan sukarela. Memangnya, kamu sakit apa..?
"Kata dokter aku kena pe.."
Ya..?
"Kata dokter.."
Kenapa..?
"Kata.."
Ayolah.., katakan saja
"Kata dokter aku kena penyakit cantik Gie, makanya aku bingung. Kalo tambah hari tambah cantik, aku kan bisa repot. Lha wong sekarang ini saja aku sudah banyak yang suka kok, apalagi nanti. Aku bingung Gie. Untunglah penyakit ini tidak menular, jadi kamu tenang saja. Biarpun sering main kesini, kamu gak bakal ketularan ganteng kok."
GUBRAK..!!! APA..? Ja.., Jadi..?
"Tapi bener kok, aku emang sakit kok, kena flu. Kemaren udah ke dokter. Kalau gak percaya, tanya saja ibuku. Buuu..., aku mbok lagi sakit ya...? Tuh kan...?"
AARRRGGGHHH...!!!
Take III
Selepas lebaran aku datang lagi. Berharap agar kamu meminta maaf, sambil menangis tersedu. Tapi seperti yang sudah di duga, harapan itu sia-sia belaka. Berlindung dibalik tingginya gengsi, kau hanya meminta maaf dengan cara biasa. Tapi tak apalah, yang penting lebur segala dosa.
Tak kusangka, malam itu wajahmu masih terlihat pucat. Bukankah tragedi sakit itu sudah lama berlalu..? Kenapa sampai sekarang belum sembuh juga..?
"Aku masih sakit Gie. Sebenarnya sudah pernah sembuh, tapi kambuh lagi"
"Lho, kok bisa..? Padahal sudah ke dokter kan..? Obatnya diminum sampai habis kan..? Apelku pun juga ludes kan..? Kok kambuh..?"
"Iya Gie.., soalnya kemarin aku minum sirup banyak banget. Disini minum, disana minum, dimana-mana aku minum. Eh, ditambah es juga ding. Makanya kambuh Gie. Kan lagi lebaran.., Hi.. Hi.."
"Uhuk.. Uhuk.. Tuuh kan.., sakit lagi. Kamu sih, kenapa malam-malam kok main kesini..?"
AARRRGGGHHH...!!!
Malam itu sehabis tarawih aku ke rumahmu, ada perlu. Tapi keperluan apa..? Entahlah, aku lupa. Yang pasti saat itu kau terlihat begitu bahagia, seperti sedang memegang uang berjuta-juta banyaknya. Tapi sayang, walaupun begitu sikapmu masih saja jutek seperti biasa.
Yang membuatku gembira adalah kau langsung menawariku teh hangat. Bukan air putih dalam kemasan sisa katering, seperti yang dulu-dulu. Ah senangnya. Aku suka minum teh, apalagi teh manis buatanmu.
"Gie, nih minum teh hangatnya. Kalau aku minum yang ini saja"
"Thanks. Tapi tunggu sebentar, itu apa..? Es teh ya..? Katanya kamu gak kuat minum es..? Takut kena flu..? Gimana sih..? Sini tukeran saja, aku kan tamu. Seharusnya minumanku lebih istimewa"
"Udah diem, jangan protes. Kalau gak mau, teh hangatnya tak ambil lagi, kamu biar minum air putih saja. Gimana..? Ha.. Ha.."
ARRGGHHH...!!!
Take II
Gie, aku sakit. Kemarin baru periksa ke dokter
Malam ini aku datang lagi. Katanya kamu sakit. dan ternyata benar. Sudah kuduga, kau memang tidak kuat minum es.
"Gie, dokter bilang penyakitku parah, tidak bisa disembuhkan, hanya bisa diobati. Itu pun hanya untuk mengurangi. Aku takkan pernah bisa sembuh gie. Hiks.."
Hah..? Kok bisa..? Mana ada orang yang sakit parah gara-gara minum segelas es teh..? Memangnya film drama..? Tapi tunggu sebentar. Sakit parah..? Bukankah dulu kamu pernah dioperasi, perutnya dibedah berkali-kali..? Jangan-jangan..?
"Gie, kamu bawa oleh-oleh..? Itu apa..? Apel ya..? Terimakasih gie. Aku harus banyak makan buah, aku ingin sembuh. Walaupun mungkin..."
Sudah, cukup. Jangan teruskan lagi. Ya, aku membawa apel, buah kesukaanmu. Tapi sayang, aku hanya membawa dua kilo, harganya delapan ribu. Sesuai dengan isi dompetku. Tapi tak apalah, yang penting kau senang. Aku tak ingin melihatmu bersedih.
"Gie, dokter bilang penyakitku berbeda dengan yang lainnya. Semakin hari, makin bertambah parah. Tanpa bisa dihentikan. Walaupun indikasinya bisa dikurangi tapi tetap percuma. Lambat laun pengobatan pun takkan berguna."
Tolonglah. Jangan berhenti berharap, teruslah berdoa. Mari kita hadapi sama-sama. Sekecil apapun harapan yang ada, kita tidak boleh menyerah. Aku yakin kamu pasti sembuh. Banyak dokter di kota ini, banyak rumah sakit, banyak pengobatan alternatif. Katakan saja kau ingin pergi kemana, pasti aku antar dengan sukarela. Memangnya, kamu sakit apa..?
"Kata dokter aku kena pe.."
Ya..?
"Kata dokter.."
Kenapa..?
"Kata.."
Ayolah.., katakan saja
"Kata dokter aku kena penyakit cantik Gie, makanya aku bingung. Kalo tambah hari tambah cantik, aku kan bisa repot. Lha wong sekarang ini saja aku sudah banyak yang suka kok, apalagi nanti. Aku bingung Gie. Untunglah penyakit ini tidak menular, jadi kamu tenang saja. Biarpun sering main kesini, kamu gak bakal ketularan ganteng kok."
GUBRAK..!!! APA..? Ja.., Jadi..?
"Tapi bener kok, aku emang sakit kok, kena flu. Kemaren udah ke dokter. Kalau gak percaya, tanya saja ibuku. Buuu..., aku mbok lagi sakit ya...? Tuh kan...?"
AARRRGGGHHH...!!!
Take III
Selepas lebaran aku datang lagi. Berharap agar kamu meminta maaf, sambil menangis tersedu. Tapi seperti yang sudah di duga, harapan itu sia-sia belaka. Berlindung dibalik tingginya gengsi, kau hanya meminta maaf dengan cara biasa. Tapi tak apalah, yang penting lebur segala dosa.
Tak kusangka, malam itu wajahmu masih terlihat pucat. Bukankah tragedi sakit itu sudah lama berlalu..? Kenapa sampai sekarang belum sembuh juga..?
"Aku masih sakit Gie. Sebenarnya sudah pernah sembuh, tapi kambuh lagi"
"Lho, kok bisa..? Padahal sudah ke dokter kan..? Obatnya diminum sampai habis kan..? Apelku pun juga ludes kan..? Kok kambuh..?"
"Iya Gie.., soalnya kemarin aku minum sirup banyak banget. Disini minum, disana minum, dimana-mana aku minum. Eh, ditambah es juga ding. Makanya kambuh Gie. Kan lagi lebaran.., Hi.. Hi.."
"Uhuk.. Uhuk.. Tuuh kan.., sakit lagi. Kamu sih, kenapa malam-malam kok main kesini..?"
AARRRGGGHHH...!!!
deeuuuh...hua ha ha...^_^
BalasHapusxixixixixixixix...
BalasHapuskasihan banget sih kamu Gie...
:P
gak doyan teh walaupun pake es...:p
BalasHapusasli...
BalasHapusngga ngerti, Gie..
^-^
BalasHapus
BalasHapusSiapa bilang pnyakit cantik ga nular??
pasti cewekmu pernah kenal ama aku
karena dia bisa kena penyakit cantik
tanya aja siapa yang nularin dia? pasti d ronitoxid
pengalaman pribadi yah ke ke ke
BalasHapusLah, daku udah janji gak bakal pacaran, gak bakal nyari pacar bang
BalasHapuskarena semakin tampan fisik kita, semakin kuatlah kemampuan untuk memegang teguh janji
Jadi, lebih tepat jika dikatakan bahwa dia adalah "sohib dekat" daku
*daku cari2 artikel lewat om google, tapi belum nemu ada yang membahas ttg "penularan kegantengan/kecantikan tuh bang..?
Yo'i
BalasHapusBang, aktifin lagi bedah karya dong..
tulisan yang ini masih acakadut
lha wong mbak amarilys aja gak maksud
banyak yang perlu dibenahi
Lah, kalo sahabatan tapi gak pernah sinis-sinisan ya gak ada rasanya ndu..
BalasHapuskali ini daku yang jadi korban
tapi kali yang lain giliran dia
pokoknya sama rasa, sama rata lah
Kenapa mbak..? Apa mbak mona alergi teh...?
BalasHapusPadahal minum teh anget kala hujan itu rasanya nikmat banget loch..
Apalagi kalo yang bikin itu jago
Rasanya.., wuiihhh..., sedape poolll
Mm, maaf mbak
BalasHapustulisan daku yang ini emang acakadut
soalnya dibuat pas lagi mangkel-mangkelnya
dan udah janji gak bakal diedit..
soalnya pas minta ijin ke yang bersangkutan, daku ngasihnya tulisan yang belum diedit
*Kenapa harus minta ijin..? biar gak termauk ghibah, atau gak menimbulkan prahara kalo pihak yang terlibat itu protes
Mas Togie....
BalasHapuswanita yang dimaksud suka mie juga nggak...???
lah, dia kan ibu guru
BalasHapusjadi gak suka nongkrong di warung mie
tapi kalo mie bikinan sendiri sih, daku gak tau tuh suka apa nggak