Selasa, 03 April 2007

Ghibah-kah Daku..?




Setelah membaca postingannya sendu, lalu dibandingkan dengan tulisan yang ini, saya kemudian berpikir : Apakah saya telah melakukan ghibah...?

Padahal sebenarnya saya hanya ingin menuliskan betapa santernya isu-isu negatif yang sering muncul menjelang pemilihan kepala desa. Dan tampaknya tiap desa punya isu-isu tersendiri. Di Lemahjaya ada racun, di desa saya ada "tumbal" dan "bintang jatuh", dan entah isu apa yang ada di desa lain.

Bahkan saya sempat berpikir apakah nanti teman-teman yang membaca tulisan saya akan menganggap bahwa saya menuduh para penduduk benar-benar menaruh racun. Tapi kemudian pikiran itu saya tepis karena di akhir tulisan saya berkata bahwa "tidak ada tanda-tanda bahwa saya diracun", lagipula kalimat-kalimat yang daku ucapkan dengan nada bercanda sama sekali tidak menyiratkan bahwa saya menganggap serius isu tersebut. Kenapa harus dalam bentuk dialog..? Karena yang kami alami memang seperti itu. Kalau toh harus ditulis, harus dengan apa adanya. Dengan meminimalkan pendapat pribadi.

Tapi biarpun begitu.., saya belum tahu pasti apakah tulisan saya tersebut termasuk Ghibah atau bukan. Terus terang, saya butuh masukan dari teman-teman menyangkut seperti apakah kritik yang termasuk ghibah dan mana yang bukan. Agar hati ini tenang. Karena saya masih punya tulisan serupa berkaitan dengan problem beras murah, logika kacau pemerintah, dan dongeng-dongeng aneh dari pejabat teras (apalagi dalam kasus Iran).

Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih

18 komentar:

  1. Definisi "ghibah" itu sendiri gimana sih oom?
    Ga tanya sama temennya tuh oom? Mbak Indah?
    Jangan sampai kita salah mendefinisikan sehingga malah tidak konsisten terhadap hal itu (wah orang yg seperti ini dalam bahasa Arab disebut apa ya?)
    Apa lagi dalam hal politik, jangan sampai deh ada anggota2/simpatisan2 partai yang menamakan dirinya partai Islam, di satu sisi men"dakwah"kan bahwa ghibah itu haram, tapi di sisi lain malah melakukannya dengan sistematis.

    BalasHapus
  2. Mm, setahu daku ghibah itu menceritakan kejelekan orang lain lho bang. Paling tidak itulah yang diajarkan oleh guru waktu daku SMA.
    Masalahnya adalah, kalo daku mengkritik seseorang, organisasi, atau pemerintah, kadang-kadang kan harus "menceritakan" kejelekan/kekurangan juga. Nah, apakah ini termasuk ghibah...?
    Kalo tulisan daku yang ini termasuk ghibah juga bukan...?

    BalasHapus
  3. perlu juga didefinisikan apa yg dimaksud kejelekan orang lain.
    Apakah kejelekan itu maksudnya "bibirnya sumbing", "kakinya pincang" atau "mukanya jerawatan" atau yg sejenis itu ?

    Kalau korupsi dan lain2 itu khan termasuk kejahatan.
    Kalau kejahatan orang lain nggak boleh diomongin, gimana ada maling bisa ketangkep ? lah wong nggak ada yg mau jadi saksi

    BalasHapus
  4. menceritakan kejelekan org secara jujur tanpa d lebih"kan ato di buat"
    menurut saya sah" aja asal untuk kebaikan aja ..
    :)
    jelek ( buruk ) dan baik ( bagus ) tuh beda" tipis tergantung batas berpikir kita mendefinisakan nya ...

    BalasHapus
  5. tulisan togie yang saya kenal
    narasi2 nya lucu.....
    puisi2nya sederhana, jujur dan apa adanya....

    hihi... idungnya jangan terbang ya... ^_^

    BalasHapus
  6. Itulah mas.., daku takut melakukan ghibah
    padahal daku sendiri masih bingung, ghibah itu apa

    *siap-siap buka google

    BalasHapus
  7. terimakasih mas.., masukan yang sangat bagus
    patut direnungkan

    BalasHapus
  8. hidung daku sih gak kemana-mana
    tapi hati daku yang ngeluyur gak tentu rimbanya
    konon katanya sih mo pesiar sebentar di bulan
    ato diving di kedalaman lautan
    bantu cariin dong mbak...

    *puisinya sederhana : sebab kalo bikin yang rumit2, daku jelas gak bisa :P

    BalasHapus
  9. ayo..ayo..
    jagalah hati
    jangan sampai lari
    :)

    BalasHapus
  10. trus Togie memeriksa ...
    hemmmmm...ternyata hatinya dah hilang
    :))

    BalasHapus
  11. ya..., tapi hilangnya kan dengan cara yang keren ndu..
    fenomenal..

    BalasHapus
  12. Hm.., jadi inget
    Pro kontra yang berlangsung saat kasus inul dulu
    itu termasuk ghibah bukan..?
    soalnya banyak pula ulama/ustadz yang memberi statement lumayan keras

    BalasHapus
  13. Saya pikir2, jelek dan jahat sebenarnya dari satu sisi, adalah sama ya? Korupsi adalah perbuatan jahat, juga bisa dikatakan perbuatan jelek yang tidak patut dikerjakan apalagi ditiru.

    Orang banyak memilah soal kejelekan fisik (pincang) dgn sifat/moral (korupsi), itu bisa benar koq, karena sebenarnya adalah secara umum kejelekan fisik biasanya tidak menimbulkan kerugian kepada orang lain dibandingkan dgn kejelekan sifat/moral.

    Nah kalau kekurangan fisik pada suatu ketika berpeluang merugikan orang lain? ( Bukan kah ini sebab kenapa calon penerbang tidak boleh buta warna, tingginya harus di atas batas sekian, dll ya? ).

    Surah Abasa itu sepertinya bukan ghibah kan oom?

    Kayak2nya sih masalah ghibah yang dilarang itu adalah mengritik atau memperbincangkan sesuatu yang jelek hanya untuk kesenangan saja, bukan untuk dicarikan jalan keluar atau dijadikan pelajaran berharga.

    Gitu ga ya oom?
    Oh ya, tulisannya oom yg itu bagi saya pribadi bukan ghibah tuh.

    BalasHapus
  14. terimakasih masukannya bang. berarti bisa disimpulkan bahwa ghibah tidaknya tergantung dari niat kita ya...? dari latar belakang apa yang dibicarakan..?

    BalasHapus
  15. Kayaknya sih, di dunia ini banyak yg netral, seperti pisau, tergantung penggunaannya, mau baik (membantu koki & ibu rumah tangga menyiapkan makanan) atau buruk/jelek/jahat.

    Saya belum tahu secara detail arti kata ghibah ini (belum belajar banyak bahasa Arab nih oom). Nah saya melihat bahwa omongan/obrolan/tulisan2 itu kan informasi, dan sepertinya netral, kan? Nah kemudian menjadi baik atau buruk itu ditentukan oleh the man behind the gun, gitu ga sih oom?

    Dan sepertinya walau oom Togie membicarakan sesuatu dengan tujuan yang baik, tetapi si pendengar/pembaca belum tentu punya respons yang sama. Maka bisa jadi walau oom Togie menganggap bukan ghibah, bisa jadi si pendengar/pembaca menganggap itu ghibah.

    Niat yang baik, tetapi caranya kurang baik, bisa jadi hasilnya kurang baik, tapi tentu saja niat baik tetap harus ada lho oom. Tapi bisa jadi oom Togie dianggap tidak baik oleh pendengar/pembaca/pemirsa karena mereka memang tidak sepaham/sepikiran (bedanya sefikroh dgn sefikiran/sepikiran/sepemikiran itu apa sih oom?). Atau bahkan salah tafsir?

    BalasHapus
  16. Karena itulah, sekarang daku lebih suka nentuin niat dulu
    Kalo perlu bahkan minta ijin ke pihak yang bersangkutan (seperti tulisan ttg obrolan warung mie). Kalo mereka ngasih ACC ya tak tulis
    Tapi ada perkecualian untuk "PEMERINTAH" negeri ini
    lha wong daku mau minta ijin ke pemerintah kok ya bingung
    "pemerintah itu sih siapa...?"
    harus minta ijin kemana..?

    BalasHapus