Sabtu, 21 April 2007

Surat Perjanjian Hutang Mahasiswa Teknik unsoed'02




Berhutang adalah seni, mahasiswa yang baik harus tahu itu. Terutama mereka yang pada akhir bulan terancam kekurangan gizi karena menipisnya isi dompet. Akan tetapi, karena "seni" itulah maka terkadang hutang jadi suatu hobi. Yang dilakukan sekedar untuk menjalin rasa persaudaraan dan semangat membantu sesama. Kenapa..? Karena membantu sahabat dapat menimbulkan "kebahagiaan" tersendiri bagi kita.

 

Dan kita harus membagi kebahagiaan tersebut pada orang lain.

Dalam seni berhutang, hal yang paling sering dilupakan adalah perlunya membuat Surat Perjanjian Hutang (SPH) dimana surat ini mempunyai banyak fungsi. Diantaranya adalah sebagai pengingat, sebagai bukti, sebagai pemberi rasa aman, atau sebagai kenang-kenangan saat tua nanti.

Mungkin bagi sebagian orang, Surat Perjanjian ini dianggap sebagai surat biasa. Namun sebenarnya, kelak saat kita sudah berumur, jenggot memutih, rambut membotak, surat yang sepele ini dapat mengingatkan kita tentang betapa berartinya seorang sahabat. Yang rela berbagi sedikit uang, rela berbagi waktu, rela berpeluh keringat, dan rela melakukan segala sesuatunya untuk meringankan beban kita.  

Dibawah ini adalah salah satu contoh surat perjanjian yang baru saja saya buat saat meminjam uang pada seorang teman :







Surat Perjanjian Hutang

Dengan ini, Togie, mahasiswa teknik elektro yang sampai sekarang tidak lulus-lulus menyatakan bahwa dia telah meminjam uang sebesar Rp. 20.000,00 (duapuluh ribu rupiah) kepada saudara Lipeng, sesama mahasiswa teknik juga. Sedianya uang tersebut akan digunakan untuk membeli bensin, makan gado-gado, minum es teh dan online dari warnet teknik yang tarifnya seribu perak per jam.

Dan dengan semangat 45 serta dilandasi jiwa pancasila dan UUD yang telah diamandemen, maka saudara Togie berjanji untuk mengembalikan uang tersebut dalam jangka waktu yang tidak ditentukan waktunya, entah kapan.

Oleh karena itu, dengan menjunjung tinggi prinsip untuk membahagiakan kaum hawa, menolong sesama, dan menciptakan suasana romantis, maka surat perjanjian ini dibuat dengan sebenar-benarnya, sesadar-sadarnya dan seindah-indahnya.

Jika terjadi keterlambatan maka saudara Togie berkewajiban untuk membayar denda sebesar pantat kerbau yang menderita penyakit bisul berumur tujuh bulanan.

Demikian surat perjanjian ini dibuat di Purwokerto saat kuliah dasar instalasi.




Tertanda




Peminjam                                                       Pemberi Pinjaman


Togie                                                                    Lipeng




Saksi


Gareng



Jadi kalau anda masih berstatus mahasiswa yang terkadang harus menutupi biaya hidup dengan meminjam alakadarnya dari teman, anda dapat mencoba untuk membuat surat semacam ini. Simpanlah, laminating, jaga baik-baik atau pasang di dinding, agar anda ingat betapa berartinya rasa solidaritas dan persaudaraan.

14 komentar:

  1. hihihi klo aku seringnya dipinjamin gie...alu hoobbi dagang jadi byk uang......^_^

    BalasHapus
  2. Kalo disini sih imbang mbak...
    Kadang minjem, kadang meminjamkan...
    Soalnya yang namanya "uang bekal" itu gak mesti sih
    Kadang melimpah ruah, kadang seret banget

    *Dagang apa mbak...? buat referensi

    BalasHapus
  3. wah, kebetulan dompet lagi tipis nih bang
    kegiles truk gandengan
    ada pemasukan dikit, tapi mo dibagi 2 sama si absen32
    plus buat bayar utang juga

    BalasHapus
  4. dagang jilbab sm kaos kaki muslimah sm jubah muslimah..

    eh gie dijalan unsud udah ada toko busana muslimah belum gie.dijalan yg lurusnya kampus bio sm inggris jalan apa sih namanya duuh lupa nih aku....

    BalasHapus
  5. Oohh, itu sih jalan...
    Mmm
    lupa juga
    Tapi yang pasti disitu belum ada toko busana muslimah
    Paling2 ya toko buku islam

    BalasHapus
  6. lipeng ama gareng itu bukan fiksi kan Gie...?
    kalo bukan kok namanya aneh ya...

    BalasHapus
  7. bukan mbak.., itu nama orang...
    teman-teman yang saling tumpu menumpu saat akhir bulan
    nama aslinya sih bagus, tapi lalu dirubah
    biar manggilnya gampang, gak susah

    *untuk kesekian kali, haedshotnya mbak ganti lagi ya mbak..
    *pingin ganti juga

    BalasHapus
  8. iya...
    karena kalo wajahnya jelas ada yang keberatan...
    jadi disamarkan.

    BalasHapus
  9. bung....
    klo dulu, aku bikin perjanjiannya ama warung....
    prinsipnya: kenyang dulu..bayar kemudian......
    he..he.he

    BalasHapus
  10. Kalau di warung mie jalan madrani, udah ada buku hutang bang
    jadi gak perlu surat perjanjian lagi
    isinya "kenyang gak kenyang kudu bayar"

    salam kenal

    BalasHapus
  11. utang kok jadi hoby, ky gua nehhh, minta, yg penting HALLAL, he he

    BalasHapus