- Berawal dari ke-tidakpercayaan terhadap cerita seorang teman sehingga saya harus memaksa dia untuk bersumpah bahwa dia berkata jujur dimana paksaan tersebut ditanggapi dengan entengnya : "Sumpah Gie, emang bener kok..!!!"
- Dan karena setelah bertanya : "Sumpah..? Kalau kamu bohong berani kena impoten seumur hidup..?". Ternyata dia tidak berani menjawab dengan alasan bahwa dia belum menikah.
- Ditambah lagi dengan fakta bahwa setelah diselidiki bisa diketahui bahwa apa yang dia katakan adalah BOHONG
Maka bisa disimpulkan bahwa bagi teman saya itu, bersumpah dengan resiko berdosa dan masuk neraka tidaklah berarti apa-apa. Lain halnya dengan bersumpah-berdosa-masukneraka-plus impoten di dunia. Dan agar lebih singkat kita ambil kata sepakat bahwa yang dia takuti bukanlah siksa neraka, tapi impoten. Dengan kata lain, kena impoten lebih menyeramkan daripada masuk neraka.
Kenapa bisa begitu..? Mungkin karena dia telah melihat sendiri betapa menderitanya laki-laki yang mengidap impoten. Sedangkan di lain pihak, dia belum pernah sekalipun melihat penderitaan laki-laki yang disiksa di neraka. Dan berhubung "Apa yang kita lihat dengan mata kepala sendiri akan memberikan pengaruh lebih besar bila dibandingkan dengan apa yang hanya kita dengar dari orang lain atau dari buku", maka seperti itulah akibatnya.
Bagaimana kalau kita bandingkan dengan para pelanggar sumpah lainnya. Siapa..? Hm, kita cari yang mudah saja. Para pejabat di negara kita
Saat sumpah jabatan, mereka mengucapkan kata-kata yang terdengar begitu sangar. Menyangkut tanggung jawab dan resikonya jika melanggar. Resiko apa..? Dengan melanggar sumpah berarti mereka telah berbuat dosa dan bisa masuk neraka. Hanya itu..? Tidak. Mereka juga akan dikenai sanksi dunia. Baik dipecat, membayar denda, maupun hukuman penjara.
Tapi faktanya adalah, kenapa sumpah yang se-sangar itu tidak begitu berpengaruh bagi mereka. Padahal kalau kita lihat, kasus mereka hampir sama dengan teman saya. Mereka bersumpah dengan resiko masuk neraka, dan mereka sama-sama melanggar. Tapi kenapa para pejabat tetap berani bersumpah dengan diiming-imingi resiko dunia sedangkan teman saya tidak berani..? Mungkin hal ini berhubungan langsung dengan imbalan atau akal-akalan hukuman.
Begini, sumpah teman saya hanya didasari oleh keinginan agar kata-katanya dipercaya. Hanya itulah keuntungan yang dia dapat. Berbeda dengan pejabat yang bersumpah demi mendapat harta berlimpah, kedudukan tinggi dan berbagai keuntungan lainnya. Begitu pula dengan hukuman. Teman saya itu, tidak berani bersumpah dengan resiko terkena impoten seumur hidup. Kenapa..? Karena teman saya hanyalah orang biasa yang belum menikah dan tidak punya banyak harta, sama seperti saya. Dan jika kena impoten, dia pasti mengalami kesulitan untuk berobat, sebab tidak ada biayanya. Apalagi sumpah tersebut diembel-embeli dengan kata-kata "SEUMUR HIDUP". Betapa menyeramkan.
Sedangkan pejabat..? Mereka memang dikenai resiko dunia juga. Namun bedanya, resiko tersebut bisa diakal-akali. Mereka hanya dikenai hukuman jika kesalahan mereka bisa diketahui oleh pihak berwenang. Dan biasanya, walaupun kesalahan atau pelanggaran tersebut bisa dibuktikan, hukuman yang mereka terima pun bisa di utak-atik. Berbekal harta, koneksi dan lobi, hukuman seumur hidup bisa berubah menjadi hanya beberapa tahun, itupun dipotong lagi dengan remisi. Dan kalau dihitung-hitung, keuntungan yang mereka dapat dari berbuat salah tetap lebih besar daripada resikonya
Nah, karena itu kemudian saya berpikir, kenapa sumpah jabatan yang mereka ucapkan tidak dirubah saja. Bukan hanya menyangkut resiko akhirat dan hukuman dunia yang biasa. Bagaimana kalau di sumpah tersebut tercantum juga kata-kata bahwa mereka rela menerima resiko terkena impoten seumur hidup. Kalau perlu, dibuat undang-undang khusus agar pemerintah mengalokasikan dana untuk membuat RAMUAN IMPOTEN SEKETIKA. Jadi nantinya, begitu diputuskan bersalah, mereka langsung disuruh (atau dipaksa) meminum ramuan tersebut dan langsung impoten. Dengan catatan, ramuan ini haruslah betul-betul ampuh. Artinya impoten tersebut tidak bisa disembuhkan. Dan rasanya, departemen kesehatan di negara kita bisa mewujudkannya, asal pemerintah bersikap serius.
Dengan ini, efek jera yang ditimbulkan bisa benar-benar terasa. Kaum pria sudah mengetahui betapa beratnya terkena impoten, terkadang lebih berat daripada masuk penjara. Mereka bisa melihat langsung akibat dari melanggar sumpah sehingga pengaruhnya membekas di dalam hati. Apalagi, dengan membuat ramuan IMPOTEN SEKETIKA-TAK TERSEMBUHKAN, mereka sudah tak bisa lagi mengakal-akali hukuman yang diterima. Diharapkan, jika ini dapat terealisasi, jumlah pejabat yang berlaku menyimpang bisa ditekan seminimal mungkin dan negara kita bisa bebas korupsi secara drastis.
Bukankah itu terlalu kejam Gie..? Memang. Karena itulah, untuk pelanggaran yang ringan-ringan, tidak perlu dijatuhi hukuman impoten, cukup ejakulasi dini saja. Nanti ramuannya minta dibuatkan oleh DepKes.
togie sadissssssssssssssssssssssssssss......hehe
BalasHapusooo ini to ... " ilmiah, logis, interpretatif "
BalasHapusxixixi.... berarti nexttime sumpahny para pejabat hrs dtmbhin beneran nih ya..... he7x
Kalo impotensi massal terjadi di indonesia, berarti profesi a la mak erot bakal jadi prospek yang menggirukan tuh....
BalasHapusWeiiddd, tunggu dulu mbak
BalasHapusPara pejabat korup keparat itu lebih sadis lagi
Kalau metode yang daku punya, hanya menimbulkan penderitaan bagi setiap pejabat yang bersalah
Sedangkankan mereka itu, pejabat-pejabat korup itu, menimbulkan penderitaan tak terperi pada ribuan rakyat yang tidak diketahui benar atau salahnya
Jadi, mana yang lebih kejam...?
Mari bertanya pada mobil mercy yang bergoyang
Yaa, itu tergantung mbak
BalasHapusApakah pemerintah kita berani mengambil resiko di cap sebagai negara penentang demokrasi
Lalu diperangi oleh amerika
Atau tidak
Yaahh, mak erot itu kan kalau organnya "bisa digunakan" bang
BalasHapusLha, kalau nyatanya bener-bener macet total, buat apa di mak erotkan..?
Mau dibikin jadi pajangan..?
Atau cuma buat pameran doang..?
lah...istrinya ikut menderita juga tho mas....hahaha
BalasHapuswah...idenya brilian juga,
BalasHapusboleh juga tuh diterapkan....^_^
Hm, kalau begitu, mari sama-sama kita sempurnakan metode ini
BalasHapusAgar si suami tetap bisa diimpotenkan
Tapi si istri juga tidak menderita
Agar negeri tercinta ini
Bisa bebas dari korupsi
*togie = berpikir lebih keras lagi
Ide brilian yang keluar dari otak brilian mahasiswa tampan
BalasHapus^_^
ck.. ck.. ck...
BalasHapusbegitu kejamnya negara, jika ada hukun seperti ituuuu....
Daripada jadi negara ter korup terus bang
BalasHapusBagi rakyat, itu lebih kejam
bang, punya solusi buat nyelesaiin yang ini gak..?
mr_toogie: http://togie.multiply.com/journal/item/145/Sajak_Melamar_Gadis?replies_read=56
hahaha
BalasHapussayangnya bro, yang korupsi itu kebanyakan uda impoten duluan*
nhaaa. takutnya kalo dia dikasi obat impten malah bisa sembuh lagi
kan negatif kali negatif bisa jadi positif
*dari hasil survey asal nielsen :
90% orang korupsi karena sudah impoten sehingga ga ada "kerjaan" jadi mendingan korupsi ajah
Yang 10% wanita
Anu, maksudnya..?
BalasHapusSurvei nya yang asal
ato asalnya dari nielsen..?
*butuh penjelasan