Suatu hari, di warung mie, duduklah dua orang pemuda. Mereka adalah sang pemilik warung yang walaupun sudah menikah namun tampangnya masih mirip mahasiswa, dan mahasiswa beneran dari teknik elektro unsoed yang sedang bingung memilih menu sarapan. Kupat dua biji plus satu gorengan (seribu limaratus) ataukah kupat satu biji tapi gorengannya dua (tetep seribu limaratus). Akhirnya setelah melakukan analisis ekonomis kritis, si mahasiswa memutuskan untuk memesan gado-gado saja. Yang ada sayur, remah-remah gorengan, kupat, plus ada telornya (duaribu perak)
Berbeda dengan hari-hari yang lain, hari ini warung mie sudah punya televisi. Berasal dari monitor milik sang mahasiswa teknik, ditambah TV Tuner milik mahasiswa lain yang nge-kost di warung mie. Saat itulah, saat sedang meracik gado-gado, abang pemilik warung tertarik dengan tayangan kriminal yang menampilkan seorang ibu-ibu yang ditahan gara-gara menghajar suaminya sendiri. Dan setelah infomasi tersebut diolah menggunakan logika entah apa namanya, terjadilah obrolan serius yang tidak ada hubungannya dengan peristiwa kriminal manapun.
"Gie, sebenarnya saya heran sama anak muda jaman sekarang. Kalau ibu atau bapaknya meninggal, terus mereka disuruh menempati kamar milik orang tuanya, mereka tidak pada mau, takut mbok diganggu hantu. Padahal ya Gie, saat orang tuanya masih hidup, mereka tidak ada takut-takutnya. Disuruh melawan orang tua, mereka berani, disuruh berantem ya ayo saja. Tapi kenapa begitu bapak atau ibunya meninggal, mereka malah takut? Gimana menurutmu Gie..?"
"Ah, gak tahulah bang. Ilmu daku gak nyampe situ"
"Yee, kamu ini kan mahasiswa Gie, harus bisa berpikir kritis. Masak ditanya segitu aja gak bisa jawab..?"
"Kan sudah daku bilang bang, daku tidak tahu. Daku ini mahasiswa teknik elektro unsoed yang untuk lulus aja susahnya minta ampun, bukan mahasiswa psikologi atau mahasiswa program studi teknik perhantuan. Jadi wajar dong kalo daku jarang mikir sampe situ"
"Ya sudah, sekarang dijawab sekenanya saja deh. Gak perlu analisa-analisaan. Pokoknya jawab saja menurut kapasitas otak kamu. Biar keheranan saya bisa berkurang"
Lalu setelah dipikirkan dengan setengah mateng, dikasih garam dikit, kecapnya jangan kebanyakan, akhirnya daku memberi jawaban seperti ini :
Dalam islam (Berhubung sebagian besar penakut tersebut beragama islam), mahluk yang ber-spesies hantu itu tidak ada. Dalam AlQuran hanya disebutkan tiga mahluk utama di dunia ini : manusia, jin dan malaikat. Dan kalau dirunut, tidaklah mungkin bahwa hantu adalah manusia, karena setelah meninggal, manusia langsung pergi ke alam barzakh, menanti kiamat tiba. Kalaupun ada manusia yang jadi hantu, berarti manusianya masih hidup, dan itu dinamakan hantu jadi-jadian, bukan hantu betulan. Tidak pula hantu tersebut malaikat karena dia sudah diberi tugas khusus oleh Tuhan. Malaikat selalu taat menjalankan tugasnya. Dan setahu saya, tidak ada malaikat yang bertugas menakut-nakuti manusia. Jadi hanya tinggal satu kemungkinan yang tersisa, bahwa hantu adalah jin.
OK, kalau begitu mari membahas masalah jin saja. Setahu saya, jin dapat berubah-ubah bentuk. Mau jadi ular kek, macan kek, pocong kek, gondoruwo kek, orang mati kek, satria baja hitam kek, itu terserah dia. Yang pasti apapun makanannya, eh salah ding, apapun bentuknya, dia tetaplah jin.
Masalahnya adalah, kerapkali jin tersebut tampil sebagai sosok manusia yang telah mati. Dan kita, manusia yang kerap lupa terhadap hakekat jin sering menganggap bahwa dia adalah arwah orang mati tersebut. Yang matinya tidak tenang, atau ingin menuntut balas agar dendamnya terpuaskan. Jadi wajar saja kalau akhirnya hantu jadi ditakuti. Tapi anehnya, kok pendapat manusia selalu menjurus ke arah situ, padahal masih banyak kemungkinan lain. Misalnya, di dunia sana ternyata arwah tersebut menang lotere dan ingin bagi-bagi rejeki pada keluarga yang ditinggalkan. Atau arwah tersebut baru saja potong rambut dan ingin mejeng di dunia manusia. Nah, kenapa tidak ada yang berpikir ke arah situ..?
Adalagi yang berpikir bahwa hantu (atau jin) patut ditakuti karena tampangnya menyeramkan dan suaranya bikin berdiri bulu kuduk. Pendapat ini pun bisa dimentalkan dengan mudah. Seperti yang telah saya katakan, jin dapat berubah bentuk. Dia bisa menjadi apa saja yang dia suka, yang dia bisa. Dan kalau kebetulan dia tampil dalam sosok menyeramkan lalu kita ini, manusia-manusia ini merasa terganggu, kenapa tidak protes saja..? Suruh dia jadi wanita cantik, pria tampan atau artis ternama agar kita tidak takut lagi..? Kalau dia mau ya syukur, kalau tidak mau ya tidak apa-apa, cuekin saja.
Dan kalau anda berpikir bahwa jin dapat menyakiti kita tanpa alasan yang dibenarkan, rasanya itu juga sulit. Saya belum menemukan dalil yang menyebutkan bahwa jin dapat menyakiti kita secara langsung, kecuali beberapa hadits tentang jin berbentuk ular di kota madinah pada jaman nabi. Bagaimana dengan jin yang bekerja sama dengan manusia seperti di ilmu santet, pesugihan, pengasihan, dan lain-lain..? Memang mereka dapat mengganggu serta menyakiti manusia, karena ada ayat yang menyebutkan tentang golongan manusia yang meminta tolong pada jin dan karenanya manusia tersebut bertambah sesat. Tapi bukan berarti kita boleh merasa takut. Kalau ada yang seperti itu, hadapi saja. Kalau dia melawan dan terbunuh, itu resiko dia. Tapi kalau ternyata kita yang mati, ya pasrah saja. Siapa tahu tergolong mati syahid, lumayan, dijamin masuk syurga. Daripada sudah takut, tidak melawan, mati, eh malah masuk neraka. Mending mana coba..?
Sebenarnya saat itu saya tidak memberi jawaban sebanyak apa yang ditulis disini, selain karena si abang pemilik warung lagi sibuk menyiapkan gado-gado, saya juga sibuk menyiapkan alasan logis agar sarapan ini dimasukkan kedalam buku hutang. Namun sayang, sekarang warung mie sudah bangkrut. Mungkin gara-gara pembelinya sedikit. Apalagi saya, salah satu dari pembeli yang sedikit tersebut seringnya cuma pesen makanan yang harganya seribu limaratus atau dua ribu perak, itupun berhutang pula.
tolong ada hantu................
BalasHapusIntine, nek ana demit, aja wedi pin
BalasHapusDitantang gelut bae
Sapa ngerti demite nggawa duit akeh
lumayan, bisa dipalak
alasan yg cukup logis ttg Hantu Gie...tapi agak susah mengajak si hantu berpikir logis :D
BalasHapuswalah..togie salah satu orng yang bkn warung itu bangkrut..ngutangnya kebanyakan ya :P
BalasHapusMaksudnya...?
BalasHapusMungkin si hantu perlu diajak pergi makan di warung mie kali ya..?
Biar otaknya bisa berpikir njlimet-bundhet
Tapi, asal jangan ikut berhutang sajalah
Tidak terlalu banyak mbak...
BalasHapusRekor daku di buku hutang adalah lima belas baris
Itu pun cuma delapan ribu perak
Masih kalah banyak bila dibandingkan salah satu pe-ngekost
Yang bisa mencapai dua puluh lima baris lebih
*Togie, selalu kalah dalam adu banyak-banyakan hutang di warung mie
meski sedikit memberikan sumbangan untuk kebangkrutan warung itu
BalasHapus*maksa.com :)
Yaah, mungkin memang sudah diatur sama yang diatas
BalasHapusAgar warung mie nya tutup
Karena keuntungannya tidak mencukupi
Lalu abang pemilik warung, mencari nafkah di bidang yang lain
Dimana di bidang tersebut beliau mengalami sukses besar
Dengan keuntungan yang juga besar
Amiin
*togie, memberikan andil dalam kesuksesan beliau kelak
gue biasanya meminta mereka untuk menyerupai wajah orang-orang yang gue kangenin. jadi gue akan merasa senang dan bahagia.
BalasHapuswah...togie suka ngutang yaaa...
BalasHapussegera dibayar loh daripada selalu dihantui rasa cemas
Iya, terus mereka menyerupai orang tersebut dengan seenaknya sendiri
BalasHapus1. Menyerupai si X versi sebulan tidak mandi
2. Versi si Y yang setahun tidak gosok gigi
3. Atau versi si Z yang kok dibikin hobi beternak jerawat
Bukan kangen yang terlampiaskan, kita malah marah dan kepala pun senut2an
Masalahnya adalah, pernah daku mau bayar hutang tapi malah tidak boleh ama abang pemilik warung
BalasHapusPadahal daku udah bawa duit 20.000
20.000 - 8.000 = 12.000 perak
Kembaliannya masih bisa buat macem2
*kalo sekarang sih, utang daku sudah lunas
hmm...ilmu analisis ekonomis kritis,
BalasHapuskepake juga ya sampe di warung mie...^_^
Haha, yupp
BalasHapusIni adalah analisis yang hanya bisa dipelajari oleh mereka yang sering kekurangan duit
Seperti para penghuni warung mie
Kalo golongan yang selalu hidup berkecukupan
Gak bakalan mudeng deh
Gie... itu foto penjual mie-nya ya??? kok mirip temenku sih... hahaha....
BalasHapusIya, itu foto dia, pas HP kamera daku belum ilang
BalasHapusMirip..? Temen dikau orang mana..? Kuningan bukan..?
hehe.... aku lupa temenku orang mana....
BalasHapus(duh orang mana ya ???)
*lupaemangbikinmenderita
Hm...
BalasHapusKalau cara ngobrolnya cerdas walau jauh dari kewajaran
Berarti yang kita maksud adalah orang yang sama
^_^
beda kayake Gie...soalnya temenku baru mo nikah....hehe...
BalasHapuswalau sama2 kalo ngobrol obrolannya cerdas... (sampe2 aku ga donk maksude... hehe... )
Hm.., berarti memang berbeda ya..
BalasHapusHm,..
Hm...
Baru mau menikah..? Pingiiinn...!!!!
^_^