Kamis, 26 Juli 2007

Mencontek, amatir vs profesional

 

Sebagai mahasiswa, mau tidak mau kita tetap harus mau untuk ikut ujian. Dimana ujian tersebut mempunyai dua cabang yaitu : Bisa dikerjakan atau tidak bisa dikerjakan.

Jika kita bisa mengerjakan ujian, tentu tidak masalah. Kita tinggal bersyukur sambil berpuas diri untuk melihat IP yang tinggi sekali. Namun jika ternyata saat itu kita tidak bisa mengerjakan soal ujian yang terpampang di depan mata, maka beribu beban pikiran akan memenuhi batok kepala. Dan biasanya, ada satu solusi praktis untuk menghilangkan beban tersebut, yaitu dengan mencontek.

Sebenarnya pada kasus ini, bisa kita lihat layak-tidaknya mahasiswa tersebut dalam menyandang statusnya sebagai mahasiswa. Seseorang pantas disebut mahasiswa jika cara yang digunakan dalam mencontek adalah cara profesional yang kehandalannya tidak diragukan. Sedangkan mahasiswa yang tidak pantas disebut sebagai mahasiswa adalah mereka yang mencontek menggunakan cara amatir yang biasa dilakukan oleh anak SMA.

Cara seperti apa..? Diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Amatir : Menyembunyikan contekan di kantong/saku dimana saat ingin mencontek kita harus mengeluarkan contekan tersebut lalu mencari tulisan yang ditanyakan oleh soal dan berhubung tulisan di contekan tersebut kecil-kecil maka kita perlu waktu lama untuk mencarinya yang berakibat resiko ketahuan pun semakin besar.

Profesional : Menyembunyikan contekan di kantong/sakucelana/kalkulator/HP yang telah disobek dan di bagi-bagi per pokok bahasan sehingga saat mencontek kita hanya perlu mengeluarkan contekan yang jelas-jelas tercantum apa yang ditanyakan oleh soal. Saat ditanyakan tentang bab A, maka kita perlu berpikir bahwa Bab A disembunyikan di saku celana sedangkan bab B di balik kemeja jadi kita hanya perlu merogoh saku celana dan melihat contekan yang akurasinya tidak diragukan sehingga waktu yang diperlukan semakin singkat dan resiko ketahuan bisa ditekan seminimal mungkin.

b. Amatir : Bertanya pada teman dan melihat apa yang dia tulis di lembar jawaban secara kata per kata dan kalimat per kalimat sehingga beresiko besar untuk ketahuan

Profesional : Melihat jawaban teman secara sekilas lalu memperkirakan apa yang dia tulis lalu perkiraan tersebut kita tuliskan secara sedikit demi sedikit di kertas buram. Dan setelah melihat berkali-kali, sekilas demi sekilas, tulisan teman tersebut bisa kita salin secara keseluruhan

c. Amatir : Membuka buku catatan didalam kelas

Profesional : Menyembunyikan buku/catatan di kamar kecil atau menaruhnya di kantong celana/di balik kemeja dimana saat ujian berlangsung dan soal sudah dibagikan kita tinggal mencari tahu soal mana yang bisa kita kerjakan dan mana yang tidak sehingga setelah diketahui soal-soal yang menyulitkan kita tinggal minta ijin untuk pergi ke WC, melihat jawabannya, menghilangkan barang bukti, lalu kembali ke kelas dan mengerjakan soal dengan hati puas

Itu adalah tiga teknik mencontek yang sering dilakukan dan sayangnya juga sering berhasil. Sebenarnya untuk teknik pertama dan kedua resiko ketahuannya lumayan besar, tapi untuk yang terakhir, jarang sekali ketahuan. Karena itulah, bagi para pengawas ujian, sebaiknya perhatikanlah para peserta secara cermat. Apalagi untuk mereka yang pergi ke kamar kecil. Sedangkan bagi mahasiswa, kreatiflah sedikit, jangan menggunakan tekniknya anak SMA yang menurut aturan yang berlaku kemampuan menconteknya seharusnya dibawah kita

 

Note : Dari analisa berbagai kasus mencontek

8 komentar:

  1. waduh, lengkap banget. Pengalaman pribadi ya?

    BalasHapus
  2. Iya, pernah
    Makanya daku tulis disini
    Soalnya sudah daku rasakan sendiri kelebihan dan kekurangannya
    Biar bapak dan ibu dosen bisa lebih waspada

    BalasHapus
  3. Wah, sayangnya udah ga kuliah, jd ga bisa dipraktekin, hi hi hi...
    Kl aku dulu termasuk malas mencontek. Pas ujian ga bisa ya udah pasrah aja, cuma nunggu waktu sp selesai sambil coret2 ga jelas he he he. HAbis itu pasrah lagi nunggu nilai apakah yg keluar itu D apa E, sambil berharap tahun depan bisa ngulang lg. Dan hasilnya pun IP ku pas-pasan. Ngomong2 kamu canggih banget conteknya, berarti bisa lulus cepat dong...

    BalasHapus
  4. Nah itu dia...
    Biarpun pernah, tapi daku jarang nyontek
    Paling2 dulu, pas semester awal
    Itu pun masih amatir
    Nah, dari keamatiran itulah, daku bisa tahu
    Bahwa ada cara2 lain yang lebih keren
    Yang sebenere bisa digunakan

    BalasHapus
  5. Oalaaaah ngono to? Kalo gitu mendingan cari cara nyontek yg paling cocok buat ujian pendadaran, kan masih jarang tuh. Pasti banyak yg cari he he he

    BalasHapus
  6. Sayang, daku belum tau ujian pendadaran tuh situasinya seperti apa mbak
    Padahal untuk membuat teknik tinggat tinggi sub spesialis contek mencontek
    Pengenalan situasi amatlah penting

    BalasHapus
  7. Berarti sekarang udah harus memulai pengenalan situasi. Dimulai dengan tanya-tanya pendadarannya kakak angkatan. kalo info udah cukup baru deh diatur strateginya. Kalo aku dulu suka bikin coretan kecil2 di draft skripsiku tapi ga berhasil soalnya yg ditanyain di ujian ga ada yg nyambung ama catetanku

    BalasHapus
  8. Wakakaka..., saran yang bagus..
    Tapi..,
    Kayaknya nggak deh
    Daku sedang berusaha semaksimal mungkin untuk tidak mencontek
    Lagipula, sehancur apapun ujian pendadaran daku
    Asalkan lulus ya nggak papa
    Sebab biarpun kuliah di teknik elektro
    Tapi daku bercita-cita jadi petani

    BalasHapus