Tak terhitung berapa liter keringat yang ibumu keluarkan agar kamu bisa kuliah. Ibu telah bekerja keras nak, hingga siang dan malam sudah tak bisa lagi dibedakan. Ibu hanya bisa beristirahat jika tubuh ini tertidur, dan jika mata ibu terbuka, ibu sudah harus kembali bekerja. Berat memang, tapi mau apalagi. Ibumu ini hanya seorang TKI yang tenaganya diperas di pabrik sang majikan. Kuliah yang rajin ya nak, jangan malas. Agar kerja keras ibu tidak terbuang sia-sia.
Kemarin ibu dengar berita, katanya kampusmu ditimpa masalah lagi. Kamu jangan bertanya darimana ibu tahu cerita ini. Ibumu adalah seorang perempuan nak, yang bekerja dan berkumpul dengan puluhan perempuan lain. Kamu tahu sendiri kan..? Sistem intelejen via ngerumpi yang terjalin diantara sesama kaum hawa bisa terjalin dengan lebih bermutu dibanding sistemnya CIA Amerika. Apalagi dulu ibumu juga pernah menjadi mahasiswa, walaupun tidak sampai lulus dan jadi sarjana.
Nak, katanya kampusmu sekarang sudah berganti nama ya..? Kampus..., mmm, kalau tidak salah, KAMPUS SAINS dan TEKNOLOGI kan..? Waah, nama yang hebat. Walaupun konon pergantian nama itu penuh dengan kontropersi.
Kata teman ibu, kalian tidak setuju digabung dengan kampus MIPA. Katanya karena penggabungannya tidak dipikirkan dengan masak. Apa benar nak..? Kenapa..? Bukankah para petinggi di unipersitas tidak mungkin tidak berpikir matang..?
Ah, ibu ingat. Di suratmu yang dulu, kamu berkata bahwa mereka menggabungkan kampusmu agar perkuliahan berjalan dengan lebih mudah. Agar bisa mengirit dana. Sebab laboratnya bisa barengan, praktikumnya gantian. Benar begitu nak..? Tapi teman-teman ibu disini pada bingung. Nanti barengan seperti apa..? Bukankah peralatan praktikum kalian berbeda satu sama lain? Kok bisa barengan..? Kok aneh..?
Katamu lagi, kampusmu digabung biar kaum birokratnya bisa ditekan seminimal mungkin. Biar dana yang sedianya digunakan untuk menggaji mereka bisa dialihkan kepada hal lain. Tapi yang ini kok aneh juga. Padahal dulu, dengan tenaga kerja yang banyak pun, kampusmu tidak bisa berjalan optimal. Padahal mereka bisa kerja bareng, rame-rame, saling bantu. Katanya sih karena pekerjaannya terlalu banyak dan terlalu rumit. Maka dari itu nak, nanti bagaimana kalau mereka yang disedikitkan itu disuruh menyelesaikan pekerjaan yang lebih banyak dan lebih rumit lagi..? Hasilnya bakal sekacau apa..?
Ah, tentang dana. Dulu kan kamu pernah mengadakan diskusi dengan pihak berkuasa ya..? Lalu kamu bertanya tentang ruang kuliah yang tidak cukup, alat praktikum yang minim, sistem penggunaan uang SPP yang antara Teknik dan Mipa jumlahnya jauh berbeda, dan lainnya. Terus apa kata mereka..? Bahwa mereka sudah memikirkan semuanya dengan matang..? Bahwa mereka tidak mungkin berniat menggabungkan kalian jika mereka tidak merencanakannya dengan matang..? Ah, tapi ibu bingung nak. Kenapa saat kamu bertanya bagaimana nanti sistem penggunaan uang per-program studi, mereka bilang itu dipikirkan nanti. Dan saat kamu bertanya yang lain lagi, jawaban mereka tetap nanti, nanti dan nanti..? Apa yang mereka maksud dengan perencanaan yang matang itu adalah dengan tidak membuat perencanaan sama sekali..?
Lalu kabarnya kampusmu bakal dipindah ke Purbalingga..? Kok jauh..? Bukannya kamu bilang disana cuma ada empat atau enam ruang kelas..? Tanpa ruang bapendik..? tanpa ruang laborat..? tanpa warnet teknik yang tarifnya seribu perak per jam..?
Padahal saat ini, di purwokerto saja, nasib kalian tidak begitu diperhatikan oleh pejabat berwenang ya..? Apalagi kalau sudah disana..? Ah, tapi tenang saja nak. Bukankah ada pepatah yang berbunyi jauh dimata dekat dihati..? Yang artinya adalah, agar hati para pejabat itu dekat dengan kalian, maka kalian harus diusir jauh-jauh dulu..? Hingga kemudian kalian akan lebih diperhatikan..?
Lalu tentang fasilitas. Ibu tidak berani membayangkan bagaimana jadinya kampus teknik yang tidak ada ruang bapendik dan ruang dosen, tidak ada warnet, apalagi tidak ada laborat. Nanti kalian praktikumnya seperti apa..? Memang, dulu pejabat kampusmu bilang bahwa bapendik dan yang lainnya tetap di purwokerto. Tapi bukankah itu akan menyulitkan..? Jam, delapan kuliah di purbalingga, jam sepuluh praktikum di purwokerto, jam sebelas kuliah lagi, jam satu harus ngurus surat ijin ke bapendik. Agh, nanti gimana ya nak..? Entahlah. Untung rumahmu di purwokerto. Tidak seperti teman-temanmu yang dari luar kota yang sudah terlanjur memperpanjang sewa kost tapi kemudian diusir untuk pindah ke purbalingga yang akibatnya uang kost itu hanya bisa diminta lagi sebanyak separuh dari uang yang telah dibayarkan.
Tapi ya nak, sebenarnya ada satu hal lagi yang bikin ibu bingung. Konon katanya kampusmu digabung dengan MIPA karena ilmu yang kalian pelajari lumayan berdekatan. Tapi kenapa kalian yang harus digabung..? Kenapa bukan MIPA dengan kampus biologi..? Bukankah mereka masih satu cabang..? Ah, tapi sayang, para pejabat disana tidak mau memberi jawaban ya nak..? Tapi itu belum cukup aneh. Kamu tahu sendiri kan, akhirnya seperti apa KAMPUS SAINS dan TEKNOLOGI itu..? Gabungan dari kampus teknik, MIPA plus tambahan satu lagi, PSPK (Perikanan dan kelautan).
Haha, nanti barengan alat praktikumnya seperti apa ya..? Apa mahasiswa perikanan itu mau minjam alatnya teknik elektro buat praktikum nyetrum ikan, untuk membuktikan bahwa ternyata ikan pun bisa mati kena setrum..? Kerjasama dengan mahasiswa Geologi dalam beternak ikan dalam perut bumi? atau bareng-bareng anak kimia membuat bom berbahan kotoran ikan..? Haha, apalagi katanya PSPK bakal diusir jauh ke cilacap. Mau praktikum gabungan via telepati..? Kalau begitu kampus gabunganmu harus dibonusi satu lagi, kampus Sains, Teknologi, Perikanan dan Psikologi Bidang Telepati, hahaha
Ah, masa bodo lah. Ibu bingung. Bener-bener bingung nak. Ibu bekerja membanting tulang agar kamu bisa kuliah di kampus teknik dan bisa mendapat ilmu berguna dengan belajar sungguh-sungguh. Tapi bagaimana bisa belajar kalau kampusnya saja seperti ini..? Ck, sudahlah nak. Kamu giat-giat belajar sajalah. Jangan memikirkan nasib kampusmu. Lha wong tidak memikirkannya saja kamu lulusnya lama kok, gimana kalau kamu ikut-ikutan bingung..? Jangan-jangan nanti sistem kuliah di kampusmu adalah "Agar tidak bingung lebih baik tidak berpikir sama sekali?". Entahlah nak.
xixixixiixixiix...
BalasHapusdasar Togie
:D
Tapi itu riil lho ndu, mahasiswa disini sampai pada bingung
BalasHapusBingung memikirkan masa depan
Sebab lambat laun, kami pasti akan diusir juga
Jauh sampai ke purbalingga
Itu hanya masalah waktu ndu, waktu
oooh....
BalasHapusbeneran toh?
hemmmm.....
ambil hikmahnya Gie, kamu kan kuliahnya jadi diluar kota
:D
jadi anak kost....
BalasHapusDiluar kota yang nantinya ditendang-tendang dan di sia-sia
BalasHapusHiks
Kalo kos-kosan "KONON KATANYA" sih akan disediakan mbak
BalasHapusKONON LHO..
KONON..
BalasHapuswekekek
santai aja bro
Demo sampai tetes es teh penghabisan
Kalo ga manjur MOGOK MAKAN
kalo ga manjur lagi, MOGOK KULIAH
(eh..itu si gak demo juga uda sering dilakuin ya...)
Emang jadi digabung tho...Gie..????
BalasHapusWahh...Dipindah ke Purbalingga semua ga?
Setauku di Purbalingga disediakan lahan yang Luas juga sampai2 kantor desa-nya digusur n dipindah.....
Siapa tau ntar fasilitas nyusul (wlo entah kapan)...
Beneran nih Gie, jadi digabung???!!!!
@Bang roni
BalasHapusKalo demo, nanti tugas kuliahnya pasti ditambah bang
Biar waktu kami tersita hanya buat ngerjain tugas
Bukan buat protes
Dulu pernah ada kejadian seperti itu
Jadi jon, sekarang NIM mahasiswa teknik angkatan 2007 udah jadi - H
BalasHapusSeperti NIM dikau dulu
Parah kan..?
Lagipula, kemaren univ kita tercinta nyuruh anak geologi buat minggat ke purbalingga
padahal disana, meja-kursi pun belum ada
untung sih, katanya bisa ditunda
tapi itu cuma katanya lho..
heeuhauehuahe.....
BalasHapushayo... cepet2 lulus, biar ngga merasakan kampus baru?
BalasHapusHahaha...
BalasHapusEntahlah bang, bingung..
kowe arep lulus kapan pin..? aku tanda tanda tangan seminar kp ne tembe olih loro
BalasHapusMaaf gie.....
BalasHapusBlog mu ini aku kirim ke millis kimia Unsoed ya....
Keren n menggelitik sih....
makasih.....
jooonn, biayane nek di kursna meng rupiah berarti dadi bensin 1 liter
BalasHapuskuwe nek kurs dolar ora munggah maning lho..
yo wis ngeneh maring kantorku...takon maring sekuriti...
BalasHapusnek gelem dipenthung....kekekeke
Wahahahaha......
BalasHapusJon, flashdisk 1 GB sing regane 100rb ana ora..?
Aq butuh kyeh